"Ohh! kamu nggak mau ya," sentak Shani, ia tarik rambut Gracia agar kepala Gracia mendongkak lalu ia masukkan sendiri penis nya ke dalam mulut Gracia.

"Ahhh!!"

Suara desahan keluar dari mulut Shani, kala penis nya merasakan hangat. Ia tahan kepala Gracia sebentar lalu mulai mengerakkan kepala Gracia maju mundur.

"Oh shit! Ge."

"Orgh orgh orgh." suara antara mulut Gracia dan penis Shani terdengar seperti bunyi yang indah bagi Shani. Cukup lama ia melakukan itu hingga ia merasakan penis nya membesar, ia menambah kecepatan nya.

"Ahhhh!!"

Crot

Crot

Shani cum ia keluarkan semua nya di dalam mulut Gracia, lalu menahan penis nya di sana, agar Gracia menelan semua sperma nya.

"Bagus Gre." ucap Shani melepaskan penis nya dari mulut Gracia lalu kembali mengancing kan nya di dalam celananya.

"Sekarang giliran mu baby." ucap Shani tersenyum smirk lalu mengambil sesuatu dari laci samping tempat tidur.

Shani mengambil vibrator yang kecil lalu memasukkan nya kedalam vagina Gracia yang masih tertutup itu.

"Ahhh Shan slow ahh."

Shani langsung menghidupkan vibrator itu dengan kecepatan max yang membuat Gracia kewalahan.

"Ahh Shan please." Gracia memohon, tapi Shani tak peduli ia keluar dari kamar itu membawa remote kontrol vibrator itu.

"Jangan lepaskan sebelum aku kembali," ucap Shani penuh penekanan sebelum benar-benar keluar dari kamar itu.

Shani keluar meninggalkan Gracia yang terus mendesah tanpa berani melepaskan alat yang ada di vaginan nya, ia takut Shani tambah marah pada nya.

Sementara Shani ia keluar dari dalam rumah nya dan pergi ke suatu tempat. Tempat di mana dia menyekap seseorang yang membuat nya marah dan berakhir menghukum Gracia nya.

"Dimana dia," ucap nya kepada bodyguard nya yang berjaga di depan pintu masuk. Tempat itu adalah tempat di mana ia mengeksekusi semua musuh nya, tempat yang tak jauh dari rumah nya yang hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk sampai.

"Di dalam bos! dia udah sadar dan mencari bos," ucap bodyguard nya itu.

Lalu Shani masuk dan dapat ia lihat seorang laki-laki, ya? cukup tampan lah. Tapi bukan untuk menilai seberapa tampan laki-laki itu tapi untuk mengetahui apa hubungan laki-laki itu dengan Gracia atau kekasih dari Shani Indira Natio.

"Lepasing gue brengsek," ucap laki-laki itu saat Shani datang dan duduk di kursi yang ada di depan nya, tangan dan kaki nya di ikat.

"Cih! lo atau gue yang brengsek," umpat Shani.

"Mau lo apa hah!" ucap laki-laki itu dengan suara meninggi.

"Turunkan nada bicara mu itu Nino Nahendra atau lo akan tau akibat nya," ucap Shani dengan nada tenang nya.

"Lo cukup jawab pertanyaan dari gue, tapi dengan syarat, lo harus jujur atau tidak perusahaan bokap lo bakal bangkrut,"

"Ada hubungan apa lo sama Gracia dan apa yang telah kalian lakuin tadi," tanya Shani dengan sedikit bentakan.

"Hahahahahaha! kenapa? lo cemburu?" Ucap Nino tertawa.

Bugh

Satu pukulan mendarat di pipi Nino, Shani memukul nya dengan kuat hingga bibir nya mengeluarkan darah.

GRESHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang