CHP 29

40 2 0
                                    

•BEBY SITER•||•BL•

CHP 29

langit menganga saat melihat betapa luas nya pasar malam ini, bahkan ada banyak jenis jenis permainan di sana. Ray membukakan pintu mobil  untuk yuta, yuta pun keluar dan menyisir rambut nya yang sudah mulai panjang itu menggunakan tangan nya.

"Yuta! Liat ada Bianglala!! Udah mana tinggi banget lagi!! " pekik langit loncat loncat sambil menunjuk bianglala yang tinggi nya seperti harapan saya.

Yuta mendongakkan kepala untuk menatap puncak bianglala nya, ia sedikit menyipitkan matanya saat lampu bianglala menyorot nya. "Mau naik? " tawar yuta sambil mengulurkan telapak tangan nya.

Yuta terkekeh dan menggandeng tangan ray, mereka pun menyusul langit yang sudah berlari lari-an bak anak kecil.










"Wihh... Tinggi banget sumpah!!... " pekik langit saat kursi milik nya sudah sampai di ujung bianglala. "Woi, duduk... " ucap ray sambil menarik baju belakang langit supaya duduk dan tak menengok nengok ke sana ke mari.

Langit memanyunkan bibir nya, "iya napa... " lalu ia duduk kembali ke kursi nya sambil melihat pemandangan pasar malam dari atas. Ray menatap langit lekat, lalu ia bergumam kecil tetapi masih bisa terdengar oleh yuta, karena jarak mereka sangat dekat. "Langit lucu juga dilihat lihat... " gumam nya.

Yuta menoleh ke ray dengan tatapan sinis, ray menoleh ke arah yuta saat merasa saat seperti sedang di tatap. Ray tertegug saat melihat tatapan yuta.

"Hehehehe.... Gak kok pacar aku tetep yang paling imut, lucu, dan cantik... "Ucap ray sambil memeluk yuta dari samping.

Cup

Ray membulatkan matanya saat pipi nya di cium oleh yuta, lalu ray kembali mencium bibir yuta singkat. Sedang kan langit, ia sebenernya sadar apa yang sedang di lakukan oleh kedua pasangan ilegal itu. Tapi ia pura pura gak liat aja, ia pura-pura sedang sibuk dengan pemandangan.

Padahal, kursi milik nya sudah berada di ujung bawah. Udah gak ada pemandangan indah lagi, ada nya pemandangan orang lalu lalang.









"Hahaha.... Malam ini adalah malam yang seruu! " pekik langit setelah selesai menaiki semua wahana di pasar malam ini. Langit terus menerus tertawa, hingga tertawa nya terhenti saat ray melempar nya dengan boneka hasil memenangkan gemes di pasar malam ini.

Langit mengambil boneka itu dan menatap ray kesel, ray menempel kan satu jari telunjuk nya di bibir milik nya. Langit mengangkat alisnya saat melihat yuta tertidur di bahu ray.

"Pulang aja yu... Kasih yuta... " langit pun mengangguk pelan, ray mengangkat tubuh yuta perlahan supaya kekasih nya tak bangun.

Sedang kan langit, ia sibuk mengambil boneka boneka yang ia menangkan.








Ray mengelus rambut putih milik yuta dengan lembut, sekarang mereka  sudah berada di dalam mobil, langit yang menyetir karena ray ingin bersama yuta.

Tak, terasa mereka sudah sampai di depan rumah yuta, langit turun dari mobil dan membuka kan pintu mobil untuk ray. "oi, udah nyampe... " ucap langit pelan, tapi masih bisa di dengar oleh ray.

Ray menggendong yuta dan ia perlahan keluar dari mobil, langit mengetok beberapa kali pintu rumah yuta.

Krekk

Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok hideko dengan piyama nya, "siapa? " tanya hideko.

"Ah, ini tan-" belum sempat langit menyelesaikan ucapan nya, sudah di potong terlebih dahulu oleh hideko. "Yuta? Yuta kenapa langit? " tanya hideko panik.

"Ehh.. Tenang tante... Yuta gak apa apa kok... Dua cuma ketiduran aja.. " hideko bernapas lega saat mendengar ucapan ray, "iya, udah yu masuk.. " hideko mempersilahkan ray dan langit masuk.

"Yuta nya taro aja di kamar nya... " hideko menunjuk pintu berwarna putih di lantai dua, ray pun berjalan perlahan menuju kamar yuta.

Ray membuka pintu kamar yuta dan menidurkan yuta di kasur, ray berjalan perlahan dan menutup pintu kamar yuta, tak lupa mengunci nya.

Ray membuka lemari yuta, ia menyipitkan matanya saat melihat baju yuta yang hampir semua nya berwarna putih. Yuta suka warna putih iya? Batin ray sembari terkekeh.

Ray membolak balik kan semua baju yuta, baju tidur nya mane? Batin ray saat ia sedari tadi tak menemukan baju tidur milik yuta.

"Cek. Ini aja lah... " gumam ray kesal, ia mengambil salah satu hoadi tipis polos berwarna putih, dan mengambil celana hitam bergaris dua putih di samping kiri dan kanan.

Ray mendekati yuta dan membuka baju yuta, ray bernafas lega saat yuta memakai kaos putih tipis tanpa lengan.







Ray mengelus rambut yuta saat ia sudah selesai mengganti pakaian yuta, ray menyisir rambut yuta dan tersenyum. Yuta mengerjakan matanya saat tidur nya terganggu, "ah.. Sory yuta, kalo aku ganggu kamu tidur... " ucap ray menyesal.

Yuta mendudukkan diri nya di kasur dan menatap ray. "Gak papa kok... " ray terkekeh saat mendengar nada bicara yuta yang sedikit serak.

Yuta menatap ke badan, "siapa yang gantiin? " tanya yuta, ray menatap yuta lalu tersenyum. "Aku... "

Yuta menatap ray selidik, " kamu gak apa apain aku, kan? "Ray terkekeh lalu mendekat ke telinga yuta. " aku bikin banyak kissmark di dada kamu, gak apa'kan? "Yuta membulat kan matanya dan mengecej dada nya. Dan benar aja ada tiga kissmark di dada nya, seperti nya ray membuka kaos daleman nya.

Ray terkekeh saat melihat walah terkejut yuta, yuta manatap ray penuh dendam. Lalu ia menjambak rambut ray. " aduh duh duh duh!! Yuta sakit! Ampun, ampun... Lepas dong!! "Teriak ray saat yuta mulai menjambak rambut nya dengan keras.
" bodo!! " yuta pun memperkenceng jambakan nya.

Ray meletakkan HP nya di kasur dan ia memegang kedua tangan yuta dan ia berhasil melepaskan tangan yuta dari rambut nya.

Saat ray ingin menarik yuta, tapi yuta malah menjatuh kan tubuh nya sendiri ke kasur. Membuat ray ikutan jatuh.

Yuta membulat kan matanya saat wajah ray sangat dekat dengan nya, posisi mereka saat ini adalah yuta yang bersender di bantal, sedangkan ray di atas nga yuta, tetapi ia tak memindahkan yuta kedua telapak tangan nya menyentuh kasur untuk menjadi tumpuan nya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





























.

BEBY SITER BL {END}√ hak cipta | @sena_hoshizora Where stories live. Discover now