PART 4 💫

109 49 4
                                    

Sesaat setelah Echa menapaki kakinya di dalam UGD bersebelahan dengan brankar tempat kedua orangtuanya terbaring lemah dengan berbagai macam alat bantu, tubuh cewek itu menegang seketika.

Hatinya merasa retak seakan tengah diremat oleh batu besar yang menghimpit dada. Perasaan takut, sedih, dan khawatir menyatu di dalam hatinya.

Air mata sudah tidak dapat lagi terbendung. Echa terisak di posisi berdirinya.

Sebelah tangan Echa digapai oleh sang Papa dari sisi sebelah kanan. “Papa….”

“Cha…” lirih Andra.

Reflek Echa mendekat, ia dekatkan telinganya ke amping wajah papanya.

“Cha… kalau nanti Papa… udah pergi… Echa harus jadi anak yang dewasa…. mandiri… dan jangan pernah…, repotin siapapun ya?”

Tangis Echa semakin kejar. Tangan cewek itu gemetaran dan secara kontan menggenggam erat tangan sang papa.

“Maafin… Papa ya sayang?”

“Nggak… Papa jangan pergi… disini aja sama Echa… Echa mohon Pa… Echa janji habis ini… habis ini Echa akan jadi anak yang nurut… Echan mohon…”

Di balik masker oksigen itu Andra tersenyum simpul. Ia merasa tida tega harus mengatakan ini, tapi keadaan memaksa Andra untuk mengatakan hal itu.

“Cha… nanti ikhlas ya??”

“Nggak Pa… jangan pergi… Echa mohon…”

“Princess kesayangan Papa… pasti… ssshh… bisa.” Andra mendesis menahan sakit.

“Echa… Mama boleh minta sesuatu?” Atensi Echa beralih kea rah sang Mama.

Dengan napas yang tercekat Echa mengangguk pelan.

“Echa… setelah nanti Mama sama Papa pergi, Echa… nggak perlu takut. Mama dan Papa… sudah menjodohkan kamu dengan seseorang.”

Sungguh setelah mendengar itu perasaan Echa semakin berantakan. Napasnya semakin terasa berat tercekat.

“Ma-maksud Mama apa? Di-dijodohin? Ma…”

Tiba-tiba saja suara mesin EKG dari sebelah brankar sang Papa berbunyi tanda bahwa detak jantung sang Papa mengalami gangguan. Seketika ruang UGD mendadak jadi riuh.

“Papa!!! Dok… Dok Papa saya kenapa?”

“Pasien membutuhkan penanganan, harap anda menjauh dari jangkauan!” pinta sang Dokter.

Randy yang kala itu hanya berdiri tidak jauh memberi ruang untuk Echa dengan segera menarik gadis itu untuk keluar dari ruangan.

Didalam sana Laras yang melihat Suami nya tiada ia pun tiba tiba saja pingsan.

“Cha tenang.” Randy memeluk Echa sehangat mungkin. Dalam peluk itu Echa meraung histeris.

“Ran… Papa… Ran…”

“Iya gue tau… tenang dulu.”

"Rann...gue gabisa tenang dengan kondisi papah dan mamah yang kaya gini".

Echa hanya bisa mendoakan kedua orang tua nya itu selamat.Selang beberapa menit dokter pun keluar dengan muka yang tidak bisa di tebak.

"Saya ingin memberitaukan pasien yang bernama Andra tidak bisa di selamatkan" ucap sang dokter.

Echa pun memasuki ruang IGD kembali dan ia langsung memeluk sang papah dengan erat.Echa menangis dengan kencang.

"PAPAH...." dengan kondisi yang tidak memungkinkan Echa pun memeluk sang papa.

YOUNG MARRIAGE Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ