MY 1

35 8 12
                                    

"senja mengingatkan kita bahwa ada keindahan dalam berakhirnya sesuatu"

Happy reading
.
.
.
.
.

Seperti pagi biasanya, Ellyn bangun pukul 05.00 waktu setempat. Terlebih dahulu, Ellyn berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar. Setelah selesai, Ellyn Turun kelantai bawah untuk membuat beberapa bekal makan siang. Saat sampai di dapur, dapat Ellyn lihat keadaan yang masih sepi dan gelap. Apalagi Ellyn hanya tinggal berdua dengan bibi pengasuhnya, Marry.

Ellyn berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil beberapa bahan yang ia butuhkan. Ia juga menyiapkan wajan penggorengan dengan baik.

Dengan lihai Ellyn memasak beberapa makanan yang akan dijadikan bekal. Disela-sela kegiatannya Ellyn dikejutkan oleh Merry.

"Nona sedang apa?."

"Memasak Bi."

"Astaga Nona, kenapa anda tidak memanggil saya, Nona duduk saja biar saya yang lanjutkan masakan Nona."

"Tidak perlu Bi, Ellyn bisa sendiri. Lagipula masakan Ellyn sudah hampir selesai."

"Lainkali Nona tidak perlu memasak, biar saya saja yang melakukan tugas saya. Saya takut nanti nona kenapa-napa."

"Tenang aja bi, Ellyn baik baik aja kok."

"Tetap saja Nona."

"Baiklah baiklah."

Akhirnya pembicaraan mereka berakhir dengan Ellyn yang sibuk menata makanan yang ia masak kedalam beberapa bekal, dan bi Merry yang membuat sarapan.

Tak terasa waktu berlalu begitu saja. Sekarang telah menunjukkan pukul 06.00. Ellyn pamit untuk bersiap siap dan berlari menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"JANGAN BERLARI NONA" teriak bibi panik saat melihat Ellyn yang berlari dengan tergesa gesa.

"IYA BI" balas Ellyn berteriak.

Tak lama kemudian, Ellyn kembali dengan peralatan yang lengkap untuk Sekolah. Tas yang disampirkan dibahunya, seragam yang kebesaran, Rambut yang dikepang dua, dan kacamata yang menambah kadar kecupuan Ellyn.

Ellyn duduk di meja makan dan mulai memakan sarapannya. Setelah selesai,  Ellyn pamit dan mulai berjalan menuju garasi dimana sepeda yang biasa ia pakai diletakkan.

Perjalanan ke sekolah diisi dengan senandungan lirih dari mulut kecil Ellyn. Tak terasa Ellyn telah sampai di parkiran KHS.

"ELLYN, BOCIL," teriak dua orang perempuan cantik membuat Ellyn menoleh dan mendapati ketiga teman baiknya berjalan menghampirinya dengan senyum yang menghias wajah mereka. Teriakan mereka membuat Ellyn dan ketiga temannya menjadi pusat perhatian siswa siswi KHS.

"Berisik. Kalian membuat Ellyn Terkejut" ujar salah satu temannya yang lain.

"Hai Vero, Caludya, Gisshel" sapa Ellyn riang sambil melambaikan tangannya antusias.

"Kiyowok" ujar Gisshel menguyel uyel pipi chubby Ellyn.

"Lepaskan, kau menyakitinya"  ujar Vero memukul tangan Gisshel pelan, membuat Gisshel menggerutu pelan sambil mengelus tangannya yang dipukul oleh Vero.

"Ayo ke kelas" ujar Claudya mengelus kepala Ellyn yang tingginya hanya sebatas dada Claudya.

Ellyn sendiri masih heran. Kenapa disekolah ini siswa siswinya memiliki tinggi yang diluar nalar? Apakah sekolah ini selain memandang prestasi juga memandang tinggi badan seseorang? Bayangkan saja, kalau dilihat lihat tinggi badan cewek paling pendek adalah 170 (kecualikan Ellyn). Sedangkan laki laki adalah 190. Kalau ditambah Ellyn maka, Ellyn adalah sisiwi paling pendek diseluruh sekolah. Membuat Ellyn terlihat seperti Bayi diantara para Titan karena tinggi Ellyn hanya 150 cm.

STORY OF MY LIFEWhere stories live. Discover now