4. hari itu

216 25 0
                                    

meski hari ini tidak ada mata kuliah pagi ici tetap saja ke kampus untuk menemui radit. ici menenteng tote bag berisi kotak makan dan tumblr ke kelas radit. ici tersenyum menatap radit, sedangkan radit menatapnya datar bahkan sinis.

"dimakan ya," ucap ici sambil menaruh tote bag di atas meja radit.

"gue udah kenyang, udah makan tadi," tolak radit dengan dingin.

"dit, ini makan kesukaan kamu," kata ici, masih terus berusaha agar radit mau memakannya, walau sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

"lo budek?! udah sana pergi! gue ga mau!" bentak radit kemudian meninggalkan ici yang berusaha menahan air matanya.

____________________

"kenapa nangis?" tanya elo kepada ici di seberang sana.

"enggak apa-apa, lo di mana?"

"gue lagi di jalan udah dekat kampus, tapi mau mampir di drive thru yang dekat kampus itu, lo di mana?"

"di prodi lo, nungguin lo."

"lo tunggu di situ jangan ke mana-mana, mau nitip?"

"enggak."

setelah memutuskan sambungan telefonnya, elo pun memesan di drive thru. meski ici tidak menitip apa pun dia tetap membelikan ici burger dan fload kesukaan gadis itu.

ketika selesai memesan elo menginjak pedal gasnya dan tak sengaja menabrak motor matic seseorang, elo pun keluar dari mobilnya dan beberapa saat kemudian ia melihat seorang gadis sedang menghampirinya dengan wajah sinis.

elo mengangat satu alisnya dan membatin, "ica?"

"kamu punya mata tidak?" pekik ica.

elo menatap datar gadis itu, "punya, lo ga liat?"

"saya liat, emangnya saya kaya kamu yang tidak bisa liat seperti tidak punya mata!" jawab ica ketus.

elo menyeringai, "tunangannya sama aja kelakuannya," gumamnya yang masih bisa didengar oleh ica.

"oh, jadi kamu temannya radit?!" tanya ica ketus.

"enggak, bukan!" jawab elo dengan dingin. "nih, gue buru-buru," lanjutnya sambil memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepada ica.

ica tertawa dan menatap tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh elo barusan, "apa susahnya minta maaf?"

elo menatap sinis ica dan berjalan mendekati ica sampai jarak wajah mereka tinggal beberapa senti, ica agak sedikit takut dan menahan napasnya.

"susah, susah banget. bagi gue maaf itu susah buat keluar dari mulut gue!" kata elo dengan tatapan dinginnya.

seseorang menarik bahu elo dan melayangkan tinjunya.

BUGH!

"RADIT!" teriak ica dan berusaha melerai mereka.

"sekali lagi gue liat lo nyentuh bahkan deketin ica lagi, habis lo!" kata radit kemudian menarik tangan ica pergi dari tempat itu.

elo menghapus sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya yang robek karena tinju yang ia dapatkan dari radit tadi, kemudian menatap punggung radit sambil menyeringai, "menarik," ucapnya.

____________________

DON'T LET ME GO, wangice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang