2. berharap

353 34 0
                                    

sorry for typo(s),
happy reading-!

_____________________

radit mematung mendengar apa yang diucapkan gadis yang berada di hadapannya, "ah sorry, lo ga apa-apa kan?" tanya radit.

gadis itu mendengus; sedikit kesal dengan perilaku orang asing yang berada di hadapannya itu, "iya, saya tidak apa-apa. lain kali biasakan minta maaf kalau kamu buat salah, minta maaf tidak susah."

"ohiya, nih uang kamu, saya sudah tidak punya selerah untuk makan ice cream," lanjutnya sambil mengembalikan uang itu kepada radit kemudian meninggalkan radit.

radit menatap punggu gadis itu sambil tersenyum, "hm, menarik," gumamnya.

____________________

beberapa hari kemudian.

seorang gadis membawa nota belanjaannya ke kasir, sialnya dia harus mengantri dulu dan antriannya sangat panjang. setelah mengantri lumayan lama akhirnya sekarang gilirannya.

gadis itu memberikan beberapa nota di tangannya kepada kasir, kasir pun menghitung total pembelian dan mengemasi barang-barang yang dibeli oleh gadis itu.

"573.700 rupiah," ucap kasir membaca total pembelian dan gadis itu terlihat panik sambil mencari sesuatu di dalam tasnya.

tiba-tiba ada yang membisiknya dari belakang, "mau gue bantu ga?"

gadis itu menoleh sedikit terkejut melihat orang itu.

"ga usah kaget gitu amat liat cogan, lo mau gue bantu ga? kalo ga, yaudah," ujar orang itu kemudian ingin beranjak pergi.

dengan sigap gadis itu menahan tangannya, "eh iya, mau mau," jawab gadis itu.

"tapi, lo harus nurutin satu permintaan gue," kata orang itu.

"mba, ini jadi di beli ga?" tanya kasir karena antrian semakin panjang.

"jadi kok, mba. bentar," jawab gadis itu kepada kasir. "oke, tapi jangan macam-macam," bisik gadis itu kepada orang tadi.

setelah orang tadi membayar semua belanjaan gadis itu, mereka pergi ke food court, tanpa banyak basa-basi gadis itu langsung bertanya, "jadi mau kamu apa?" tanyanya.

"buru-buru amat, mba. kenalan dulu napa," celetuk pria itu, "kenalin gue radit," lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

"saya ica," balas gadis itu dan mereka bersalaman.

"kaku banget sih lo, santai aja ngobrolnya. kayanya kita seumuran deh," ujar radit.

"maaf, saya bicara santai sama orang yang dekat sama saya saja," timpal ica.

"ntar juga kita bakalan dekat kok, tenang aja," celetuk radit.

ica menatap malas radit, "mending sekarang kamu bilang, mau kamu apa?" tanyanya.

"mau gue lo jadi tunangan gue," jawab radit.

ica menatap datar radit, "maaf, saya tidak bisa, bisa ganti permintaan?"

"enggak bisa, cuman itu permintaan gue," tolak radit.

ica membuang nafasnya, "tapi, saya tidak mau."

"please, mau ya? ya ya ya?" pintah radit.

"gue ga mau, bangsat!" celetuk ica.

"nah gitu dong ngegas," ucap radit.

ica memutar bola matanya malas kemudian beranjak, "sudah ya, saya buru-buru."

tangannya ditahan oleh radit, "lo udah janji tadi, ca. please."

ica mendengus, "oke."

"yes! ntar malam jam 7 gue jemput, minta kontak lo, jangan lupa shareloc!" seru radit sambil mengambil handphone ica dan mengetikan nomor telfonnya kemudian me-misscall nomornya.

"jangan lupa ntar malam jam 7," kata radit lagi kemudian pergi meninggalkan ica yang mematung menatap tak percaya punggung radit yang perlahan menjauh dari pandangannya.

"cowok sinting!" gumam ica.

____________________

meanwhile, ici mengotak-atik handphonenya sambil tersenyum. elo yang berada tepat di depannya mengerutkan alisnya.

"seneng banget, ci? kenapa?" tanya elo yang penasaran.

"kata radit ntar malam dia bakalan datang ke ulang tahun gue dan dia juga mau bilang sesuatu," jawab ici dengan senyuman manisnya, "kali aja dia mau meng-upgrade hubungan kami?" sambunya kemudian berteriak sambil melompat kegirangan.

sedangkan elo tersenyum paksa, entah mengapa perasaannya tidak enak ketika mendengar apa yang radit katakan kepada ici dan elo juga khawatir melihat ici yang sudah terlalu berharap seperti ini.

_____________________

DON'T LET ME GO, wangice ✓Where stories live. Discover now