☘️7. I don't know where to go☘️

82 11 0
                                    


🎧 Run away - Tommorow by Together

"Kenyangnya..." Celetuk hanni. Ia sesekali melirik hueningkai yg sedang meminum air putih. Sepertinya mata hanni tak bisa jauh dari sosok hueningkai yg duduk di depannya ini.

"Udah, hanni?" Tanya hueningkai bersitatap dengan hanni yg lagi lagi menatapnya.

Hanni mangut mangut polos. "Udah.."

"Baiklah, biar aku yg bayar.. Ayo kita pulang.. Udah jam sembilan nih.." Ujar hueningkai sembari membersihkan bibirnya.

"Okey.. Mari kita pulang.." Saut hanni dengan ceria.

Hueningkai tertawa kecil melihat saos yg masih menempel diujung bibir hanni. Hueningkai mengambil tisu. Dengan tangan panjangnya hueningkai membersihkan saos yg ada di ujung bibir hanni. Seketika mata hanni membulat ketika matanya bersua dengan mata hueningkai dan jantung hanni berdebar lagi ketika sentuhan hueningkai di kulitnya.

"Kayi.." Lirih hanni.

Hueningkai menunjukkan tisu yg ada bekas saos ke hanni. "Nih ada saos di bibir mu.."

Hanni mengambil tisu ditangan hueningkai. "Gomawo kayi a.."

Hueningkai hanya mangut mangut lalu ia berdiri dari duduknya. "Ayo kita pulang.."

Hanni yg masih setengah sadar mengangguk. Ia kembali terkaget ketika tangan besar nan lentik hueningkai menarik tangannya. Terpaksa hanni hanya pasrah mengikuti hueningkai di depannya. Hanni tak lepas memandangi punggung lebar hueningkai ketika lelaki itu membayar tagihan.

"Ayo.." Ajak hueningkai dengan senyuman yg tak setepis biasanya.

Sekarang hanni dan hueningkai telah berdiri di tepi jalan raya. Hueningkai melepaskan genggamannya ditangan hanni. "Hanni ya.. Rumahmu dimana? Aku akan mengantarmu sampai rumah.." Tanya hueningkai pelan. Namun tak ada jawaban. Hueningkai menoleh kebelakang, dilihatnya hanni masih bengong.

Hueningkai menghela nafas lelah melihat tingkah absurd teman sebangku nya itu. Hueningkai menepuk pelan pucuk kepala hanni dan berhasil. Hanni menemukan kesadarannya kembali.

"Iya, kayi?"

"Aku akan mengantarmu pulang.. Rumahmu dimana? Kita naik taksi aja.."

Hanni mendongak menatap hueningkai yg menanti jawabannya. Hanni memgejapkan matanya berkali-kali untuk menetralkan detak jantungnya. "Kai.. Aku aja yg nganterin kamu pulang.. Aku akan menghubungi sopir pribadi ku.." Ucap hanni sembari mengetik lokasinya dan mengirimkannya ke kwangsoo.

"Aniya... hanni kamu pulang aja sama sopirmu.. Aku akan naik taksi.." Sela hueningkai yg melihat hanni mengetik dengan cepat layar sentuh nya.

"Wae? Aku kan mau tau juga rumahmu dimana? Emang nggak boleh ya?" Tanya hanni cemberut.

Hueningkai menggeleng pelan. "Bukan apa apa hanni tapi aku merasa.." Tiba-tiba ucapan hueningkai terhenti karena bunyi klakson mobil sedan yg sudah ada di depan mereka.

Pintu kaca mobil itu terbuka menampilkan seorang lelaki berumur empat puluhan yg sedang tersenyum. "Nona.. Ayo masuk.."

Hanni mengangguk mengiyakan. Ia kembali menoleh ke hueningkai yg sedang menatapnya.

"Pulanglah.."

Hanni menarik tangan hueningkai. "Aku nggak mau tahu.. Kamu harus pulang denganku, kai.." Kekeh hanni. Hanni membuka pintu mobil lalu memberi isyarat agar hueningkai masuk kedalam mobilnya.

Hueningkai menghela nafas lelah. Dengan berat hati hueningkai masuk terlebih dahulu dan diikuti hanni. Setelah menyebutkan alamatnya, kwangsoo segera melajukan mobilnya.

My HomeWhere stories live. Discover now