☘️3. I miss him☘️

99 11 1
                                    

🎧 I missing you - Sunjae

Akhir akhir ini hanni sangat bersemangat datang ke sekolah. Ia melirik jam tangannya, jam tujuh lewat dikit. Dan hanni mengetahui satu fakta bahwa hueningkai selalu datangnya paling pagi. Entah apa alasannya, hanni juga tidak tahu alasannya sampai saat ini. Hanni menaiki tangga dengan meloncat loncat dan berjalan sedikit ke lorong hingga ia sampai dikelas sebelas MIPA 2. Hanni membuka pintu itu dengan semangat.

"Kayi a.." Teriak hanni dengan ceria.

Langkah hanni terhenti ketika sosok yg ia cari tidak ada di kelas padahal ia sudah sedikit telat dari biasanya. Hanni memanyunkan bibirnya dan melangkah malas ke tempat duduknya. Hanni mendudukan dirinya di kursinya. Ia menoleh ke kursi kosong disebelahnya.
"Kayi a... Tumben sekali kamu telat? Padahal aku bela belain datang pagi biar cepet ketemu kamu.." Ucap hanni ke kursi kosong hueningkai.

Hanni merebahkan kepalanya menghadap ke arah meja hueningkai. Ia mengkhayalkan ada sosok berwajah datar yg sedang tertidur menghadap kearahnya. "Aku merindukanmu.." Ucap hanni lirih.

Setiap anak anak masuk kelas hanni berharap itu hueningkai namun hueningkai juga belum datang padahal lima menit lagi bel masuk akan berbunyi.

"Hanni, kamu kenapa? Wajahmu udah kayak kenebo kering aja.." Tanya minji yg menghampiri hanni.

Hanni tersenyum pahit. "Nggak kenapa kenapa.. Aku.. Aku hanya menunggu orang disampingku.. kenapa sampai sekarang ia belum datang juga..."

Minji tersenyum menggoda lalu mendekatkan wajahnya di telinga hanni. "Waeyo? Kamu kangen ya ama pangeran es itu?"

"Anieeyo... Aku hanya mengkhawatirkan dia aja.." Elak hanni segera.

"Banyak alasan nih anak.." Cibir minji lagi.

Hanni kembali melirik jam dinding kelasnya. Sekarang sudah jam delapan pagi dan hueningkai belum menampakkan batang hidungnya.

"Anak anak.. Selamat pagi.." Sapa bapak guru yg tersenyum ramah ke anak anaknya.

"Pagi.. Suho ssaem.." Saut mereka serempak.

Hanni menatap lama daun pintu yg masih terbuka itu. "Hueningkai, kamu nggak masuk ya sekarang? Apa kamu sakit atau gimana?" Gumam hanni lirih.

Suho ssaem mengedarkan pandangannya keseluruh kelas dan ia tak menemukan murid kesayangannya. "Kai belum datang ya, jay?" Tanya suho ke jay selaku ketua kelas.

Jay yg ditanyapun tampak bingung. Ia segera menoleh ke belakang dan benar ia tidak menemukan hueningkai, si pangeran tidur yg terkenal itu. Jay kembali menghadap suho ssaem. "Sepertinya hueningkai emang nggak masuk deh, ssaem.."

Suho menghela nafas kasar. "Baiklah, sekarang buka buku biologi halaman 154 dan kerjakan soalnya sekarang.."

Haerin segera berdiri dan mengangkat tangan kanannya. "Maaf menyela ssaem.. Tapi itu bab baru ssaem.. Kita belum membahas bab itu dan ssaem belum menerangkan ke kami.. Bagaimana cara kami menyelesaikannya kalau kami belum diajari?" Tanya haerin dengan wajah polosnya yg sukses membuat teman temannya tepuk tangan dalam hati melihat keberanian haerin.

Suho kembali menghela nafas pelan. "Maka dari itu kalian coba pecahkan dulu.. Hueningkai aja bisa mengerjakkan soal soal tanpa saya ajarkan.. Masa kalian nggak bisa?"

Tak ada yg berani bersuara lagi. Mereka terpaksa belajar dengan teman sebangku nya menyelesaikan soal soal yg diberikan.

"Kenapa kita selalu dibandingkan bandingkan ama tuh pangeran tidur.. Suho ssaem nggak adil banget.." Keluh haechan yg duduk paling depan dengan Jay.

"No comment ya.. Kerjakan dan jangan banyak protes.." Tegas suho dengan wajahnya yg tak enak dipandang.

Haerin merengut kesal begitu juga dengan yg lainnya. Haerin dan minji begitu juga dengan hanni saling tatap. Dan serentak mereka menghela nafas pelan karena tidak ada yg bisa diharapkan dari mereka bertiga.

My HomeWhere stories live. Discover now