☘️6. Blue ☘️

95 12 0
                                    


🎧 Blue - Troye Sivan

Seperti biasanya hueningkai datang lebih pagi. Ia menaiki tangga ke kelasnya dengan sangat santai karena tak ada yg baru datang selain dirinya. Hueningkai membuka pintu kelas yg tak terkunci itu dan berjalan ke tempat duduknya. Ia menatap keluar jendela lalu tersenyum tipis.

"Hari yg cerah.." Gumamnya lirih.

Hueningkai memasang earphonenya dan memutar lagu blue dari troye sivan.
Setiap lirik yg ia dengar membuat hueningkai tersenyum pahit. Ia menghela nafas lelah. Hueningkai lebih memutuskan membaca buku biologinya dan sesekali bersenandung.

"I want you, I'll colour me blue..
Anything its take to make you stay..
Only seeing myself..
When I'm looking up at you.."

Krieet..

Pintu kelas terbuka dengan kasar. Disana ada jay, jisung dan haechan yg tertawa heboh. Entah apa yg ditertawakan mereka sama sekali tak membuat hueningkai tertarik.

"Hya!! Pangeran es akhirnya masuk sekolah juga.." Teriak haechan melihat hueningkai yg duduk paling pojok.

Hueningkai mengangkat kepalanya lalu memutar bola matanya. "Berisik banget.." Celoteh nya sendiri.

Haechan yg mendengar gumaman hueningkai mendekat dan duduk di hadapan lelaki berparas tampan dan sedikit cantik itu. Haechan berdecak kesal melihat wajah di depannya ini. "Hya!! Kemaren ada PR nggak? Contekin dong.."

Hueningkai mengangkat alisnya sebelah. "Aku tahu kau bego.. Tapi tolong jangan tunjukin banget.. Udah tahu kemaren aku nggak masuk kelas, masih aja kau tanyakan.." Jelas hueningkai dengan malas.

Haechan mencerna ucapan hueningkai lalu cengengesan menampilan giginya yg putih. "Hehehe.. Iya juga" Kemudian ia terdiam lagi dan terkaget sendiri. "Hya!! Jangan bilang aku bego juga kali dasar manusia tak punya hati nurani.."

Yg diajak bicara hanya melengos kesal. Hueningkai kembali fokus dengan buku pelajarannya tanpa mengacuhkan haechan yg memainkan nintendonya.

"Nih, catatanku... Baca itu sekarang, bentar lagi ada ulangan.." Ucap jay sembari melemparkan buku di hadapan hueningkai.

Hueningkai menoleh ke jay yg berwajah masam kearahnya. Ia menghela nafas dalam lalu membuka catatan yg punya.
"Gomawo, jay.."

Jay memalingkan wajahnya ke sembarang arah. "Nggak usah berterimakasih.. Aku melakukannya karena tanggungjawab ku sebagai ketua kelas saja.."

"Nee.. Aku mengerti tapi tetap saja terimakasih.." Saut hueningkai sembari tersenyum tipis.

Haechan yg memainkan game di Nintendo hueningkai menatap hueningkai terheran. "Ternyata kau bisa tersenyum juga ya.."

Jay hanya mendehem kecil. Ia menatap datar wajah yg tersenyum itu. Walau ia tak menyukai hueningkai namun ia juga tidak membencinya. "Cepatlah baca.. Bentar lagi bel masuk akan berbunyi.."

Hueningkai menganggukkan kepalanya. Lalu membuka catatan Jay dan mulai membacanya.

Park jisung yg sedang memainkan game di layar handphonenya tiba-tiba berdiri. "Mwoo!!! Kita ulangan? Kapan?" Pekiknya sendiri.

Jay mendengus kesal lalu membola matanya. "Hah! Kemaren kan aku udah bilang.. Besok kita ada ulangan.. Kau nggak punya telinga ya?" Sinis Jay dengan malas.

"Ckckckck.. Aku masih punya telinga ya.." Gerutu jisung.

"Yaudah, baca buku kau sekarang.." Perintah jay yg udah naik pitam melihat kelakuan sahabatnya.

Kemudian jay melirik ke haechan yg masih asyik main Nintendo hueningkai. "Hya, paboya.. Kau masih aja asyik main game sekarang.. Belajar!!!" Teriak Jay pagi pagi.

My HomeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ