☘️2. Lonely Boy☘️

145 10 0
                                    

🎧 Lonely Boy - Tommorow by Together

Seminggu kemudian, dihari senin yg cerah. Hanni berangkat lebih pagi dari biasanya. Ia bersinandung riang sembari menyanyikan lagu lonely boy dari TXT, Boy grup sangat terkenal di negeri ginseng ini. Bagi hanni, lagu lonely boy sangat menggambarkan lelaki yg duduk dengannya selama seminggu ini. Hanni mempercepat langkahnya dan menaiki tangga menuju kelasnya. Tak butuh waktu lama hanni telah sampai dikelasnya. Ia membuka pintu kelasnya dengan pelan karena ia tahu belum ada yg akan datang selagi ini namun mata hanni menangkap sesosok lelaki yg berhoodie abu muda yg sedang tidur di meja sebelahnya.

"Kai.." Panggil hanni lirih.

Hanni melihat jam dinding kelasnya. Jam tujuh pagi dan hueningkai telah berada dikelas. Hanni mempercepat langkahnya. Ia melihat hueningkai yg sedang tertidur menelungkup di mejanya. Hanni ingin sekali menyentuh surai hitam lurus hueningkai namun ia takut lelaki itu tidak nyaman dengannya.

Akhirnya hanni menarik kursi sepelan mungkin dan duduk disamping hueningkai. Matanya menelisik wajah hueningkai yg terlelap nyenyak. "Padahal sekarang musim panas.. Kenapa dia make hoodie ya? Apa nggak gerah gitu?" Tanya hanni sendiri.

Hanni masih memandangi wajah hueningkai dan terlihat keringat membasahi dahi lelaki itu. "Ya kan? Pasti gerah? Aneh banget sih.. Masa pake hoodie di hari yg panas seperti ini.." Ucap hanni pelan. Ia ingin sekali menarik pipi hueningkai yg mengahadap kearahnya.

Hanni mengeluarkan bukunya dan mengipas-ngipaskan ke wajah hueningkai. "Aku baik kan? Nggak ada cewek sebaik aku yg mau mengipasi cowok nyebelin kayak kamu tau? Bilang terimakasih dong.." Omel hanni sendiri sembari tersenyum melihat hueningkai yg tertidur seperti anime itu.

Hueningkai yg merasakan hembusan angin yg menerpa wajahnya tersenyum tipis. Ia sudah bangun dari tidurnya dan ia juga tahu kalau ada cewek mungil yg suka ngomong sendiri sedang mengoceh sembari memandangi wajahnya. "Jangan memandangi wajahku seperti itu.. Nanti wajahku berlubang.." Saut hueningkai dengan suaranya yg serak namun lembut.

Hanni yg mendengar hueningkai yg tiba-tiba bicara tanpa membuka matanya terkejut. "Aaaiissh... Kaget aku.. Kai, kamu udah bangun?"

Hueningkai membuka matanya perlahan. Dan matanya langsung bersitatap dengan hanni yg tersenyum kearahnya. Hueningkai membalas senyuman hanni. "Tumben pagi datangnya?"

Hanni tiba tiba tersentak kaget sendiri. "Oh my god.. Aku juga lupa kan? Tujuanku datang cepat cepat sekolah buat nyontek PR ke kamu, Kai.. Hehehe.." Ucap hanni sembari tertawa kecil.

Hueningkai menegakkan kepalanya. Seketika ia merasa matanya berkunang kunang. Hueningkai menahannya sebaik mungkin. Ia menghela nafas lelah. "Apa kamu nggak belajar di rumah, hanni?" Tanya hueningkai sembari mengeluarkan buku PR matematikanya.

"Aku belajar kok.. Cuman kepala ku aja yg nggak mau menerima.." Saut hanni sembari tertawa kecil.

"Yaudah nih salin aja.."

"Gomawo, kayi a.." Sambut hanni dengan senyumannya yg merekah. Hanni segera menyalin semua tulisan hueningkai di buku PR nya.

Hueningkai menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dan menutup matanya kembali. Ia kembali tertidur.

"Kayi.. Aku dah selesai.. Terimakasih, kayi a.." Kata hanni seraya menoleh ke belakang. Hanni terdiam sebentar melihat wajah damai hueningkai yg tertidur kembali. Peluh kembali bercucuran di kening lelaki itu.

"Kayi a.." Panggil hanni lembut namun si pemilik nama hanya diam saja.

Hanni mengipaskan kembali hueningkai dengan bukunya. Hanni terkadang bingung sendiri dengan dirinya sendiri. Kenapa ia begitu perhatian dengan sesosok lelaki yg berbicara sepatah dua patah kata itu.
"Aku tidak mengerti dengan perasaan aku sendiri tapi yg jelas aku ingin selalu melihat wajah damai ini setiap harinya.."batinnya.

My HomeWhere stories live. Discover now