03. Törékeny

2 2 0
                                    


Selamat membaca~


---   ---


Apakah kalian masih ingat perihal ajakan Hana saat makan siang tadi?

Mulanya kupikir Hana akan pergi melihat gaunnya sendiri sepulang sekolah. Tidak disangka dia justru sudah berdiri di depan pintu kelasku, menungguku keluar dengan wajah penuh senyuman lebarnya yang amat kentara itu. Aku berniat untuk menolak ajakannya. Maksudku, hei, aku bahkan sudah menyusun rencana untuk kabur nanti! Lagipula, Hana pasti juga sudah tahu kalau aku selalu membiarkannya yang mengurus masalah baju-bajuku.

Bukan bermaksud untuk menjadi gadis pemalas. Hanya saja, selera Hana jauh lebih bagus dariku. Pernah waktu itu ketika aku dan Hana masih di tahun pertama, aku memutuskan untuk pergi berbelanja beberapa bajuku sendirian. Dan begitu aku tiba di kamar, Hana membongkar baju-bajuku dan mengomel panjang lebar mengenai betapa ketinggalan zamannya baju yang kupilih. 

Bukan hanya itu. 

Hana bahkan rela meminta izin keluar Frosmos yang mana saat itu jam keluar hanya tersisa 1 jam lagi untuk pergi berbelanja baju-bajuku. Harus kuakui, dalam waktu sesingkat itu Hana memang mampu membelikanku pakaian yang jauh lebih baik. Aku tidak tahu toko mana yang dia datangi. Sepertinya memang bukan toko yang biasa kudatangi sebab aku yakin sekali toko-toko yang kudatangi tidak menyediakan jenis pakaian seperti ini.

Jadi, sejak saat itu, kami membuat kesepakatan bahwa baju-baju yang akan kukekanan harus sesuai dengan selera Hana terlebih dahulu.

Singkat cerita, di sinilah aku sekarang. Menemani Hana mengunjungi kamar Kaylee sekaligus Flora.

"Wah, bukankah gaun ini sangat indah, Flo!?" Seru Hana bersemangat pada Flora. Kalau ditanya pendapatku pribadi, gaun buatan Kay yang saat ini sedang dikenakan Hana memang indah. Sangat sesuai dengan kepribadian Hana.

"Yap, tentu saja. Sahabatku Kay yang membuatnya!" Balas Flora berusaha menyombongkan sahabatnya, atau mungkin dirinya sendiri karena bersahabat dengan orang sehebat Kaylee.

"Ck, apa hubungannya. Kau 'kan juga fabrikator, Flo," gumam Hana tanpa mengalihkan pandangannya dari gaun indah di tubuhnya.

"Tentu saja berbeda! Aku baru tingkat 3, sedangkan Kay sudah tingkat 6! Selain itu, apakah kau tidak tahu Kay merupakan penghasil ide paling cemerlang di Sapphirus?" Decak Flora tak terima. Entahlah, aku pun tidak mengerti apa yang sedang dipermasalahkannya.

"Ya, ya, ya. Terserahmu saja. Aku meminta bantuan Kay karena memang hanya dia yang mau menerima pesananku," sahut Hana tak peduli.

"Ck, salah kau sendiri karena baru mengantarkan—" Flora tampaknya masih ingin berbicara kalau saja Kaylee tidak segera berdiri dan datang menghampiriku.

"Kau pasti Renee, 'kan? Hai, aku Kaylee. Kita pernah sekelas tapi justru kita tidak pernah bertegur sapa. Lucu sekali, bukan?" Kaylee pun tertawa kecil, membuatku ikut tertawa meski tidak tahu letak lucunya di mana. "Ini gaunmu, Renee. Bisa kau coba terlebih dulu di sini. Jadi kalau ada yang kurang sesuai bisa segera aku perbaiki,"

Aku meraih gaun biru tua digenggamannya dengan perlahan. Sungguh gaun yang sangat indah. Sedikit terbuka di bagian lengan karena hanya diberi kain transparan senada, tetapi tidak berlebihan. Ditambah dengan hiasan-hiasan kecil yang mengkilap membuat gaunku ini memiliki kesan langit malam dan elegan. Juga bahan kain yang dipilih tidaklah berat, juga gaunnya tidak ketat. Jadi, bisa kuperkirakan aku akan cukup nyaman mengenakannya seharian besok.

Lady Of The MythWhere stories live. Discover now