Terlalu rumit

168 29 7
                                    

Sinar matahari senja menghiasi atap rumah sakit dan angin sepoi-sepoi memainkan anak rambut soobin

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Sinar matahari senja menghiasi atap rumah sakit dan angin sepoi-sepoi memainkan anak rambut soobin. Soobin memandangi langit yg berwarna oranye kemerahan itu. Namun tidak dengan yeonjun yg memperhatikan soobin yg menatap kosong langit sore itu.

Yeonjun menghembuskan nafas dalam. Ia menepuk pelan paha soobin yg membuat soobin menoleh ke arahnya.

"Soobin ah.."

Perlahan soobin menoleh ke yeonjun yg menatap matanya dalam. Soobin mengulum senyum. "Ne, hyung.."

Yeonjun menggigit bibirnya kuat. Ia takut sendiri bertanya namun ia harus menanyakan juga. "Hueningie... Bagaimana keadaannya, soobin?" Tanya yeonjun dengan bergetar.

Soobin menghela nafas lelah. "Hyung.. Hueningie di diagnosis amnesia disosiatif.. Amnesia yg disebabkan karena traumatis, hyung.. Makanya ia melupakan banyak hal mengenai apa yg menyakitinya hyung.. Walaupun begitu, gua juga bersyukur hyung.. Hueningie tidak mengingat hal hal buruk yg terjadi di masa lampau.. Gua bakal memulai dari awal lagi.. Gua bakal ngelindungin dia hyung.."

Yeonjun menganggukkan kepalanya. "Jadi begitu.. Ada baiknya juga tapi bagaimana dengan sekolahnya? Hueningie juga harus sekolah lagi kan.."

Soobin tersenyum pahit. "Enggak, hyung.. Gua memutuskan hueningkai tidak sekolah lagi, begitu juga dengan gua hyung.. Gua berhenti sekolah hyung.."

"MWO!!" ucap yeonjun kaget.

Yeonjun memegang kedua tangan soobin. "Jangan, soobin ah.. Jangan gegabah.. Lu harus memikirkan sekolah lu juga.. Mengenai hueningie, sekarang dia sudah aman.. Anak anak yg mengganggunya udah dikeluarkan sekolah juga kan? Jadi apa yg harus lu khawatirkan?" Sanggah yeonjun cepat.

Soobin melepaskan tangan yeonjun ditangannya. "Semua itu nggak menjamin hyung.. Sebenarnya gua juga baru tahu hyung, ternyata hueningie menyembunyikan dari gua kalo ia dibully di kelasnya.. Dia dijelek jelekin sesama teman kelasnya.. Nggak ada yg mau ngomong dan berteman dengan hueningie.. Mereka hanya bersikap baik kalau ada gua aja hyung.. Tapi jika nggak ada gua, mereka mencaci maki adek gua, hyung.. Gua ngga tega, hyung.. Dan gua nggak mau hal itu terjadi lagi.." Ucap soobin terpotong. Ia menatap dalam kata yeonjun yg menahan tangis. "Hyung.. Bagi gua yg tidak punya apa apa dan siapa siapa ini.. Hanya adek gua semangat hidup gua didunia ini.. Hanya dia, hyung.."

Yeonjun tak mampu mengucapkan kata kata lagi. Hanya air matanya yg jatuh sebagai jawaban kesedihannya. Yeonjun mendekatkan dirinya lalu memeluk soobin. Ia menepuk-nepuk pelan punggung soobin untuk memenangkan sahabatnya itu.

Soobin menatap nanar langit yg mulai gelap. "Hyung.."

"Ne, soobin ah.."

Soobin menelan salivanya lalu tersenyum sendu. "Jika suatu saat nanti kalau gua dan adek gua pergi.. Apa yg hyung lakukan?" Tanya soobin yg berada dipelukan yeonjun.

Tangan yeonjun yg menepuk pelan punggung soobin terhenti. "Hyung akan mencari kalian berdua kemanapun itu.. Dan akan pastikan kita akan bertemu lagi.."

HYUNG (SooKai) 💧Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum