Berusaha Tegar

186 21 2
                                    

Soobin dan hueningie tidur satu ranjang lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Soobin dan hueningie tidur satu ranjang lagi. Setelah menangis cukup lama, hueningie merasa kelelahan. Ia mengantuk berat.

"Selamat tidur, dongsaeng hyung.." Ucap soobin sembari melihat hueningie yg perlahan-lahan terlelap. Soobin merapikan anak anak rambut yg berjatuhan menutupi mata hueningie. Ia mengelus lembut rambut hueningie. "Hueningie, kamu anak yg baik dan kamu pantas di cintai.." Ucapnya dengan air mata tergenang.

Soobin pelan pelan turun dari ranjang, ia tak lupa menyelimuti hueningie. Setelah itu, soobin duduk di meja belajar yg telah tua dan lampu yg tak terlalu terang. Soobin membuka laptop hadiah dari ia memenangkan lomba debat nasional. Soobin memiliki hobi yg menghasilkan uang yaitu menulis. Sudah banyak karya fiksi dan non fiksi yg telah di cetak bahkan di lombakan. Dan soobin beberapa kali memenangkannya. Begitu juga dengan adeknya, meja belajarnya sudah di penuhi dengan piala piala dari ia memenangkan lomba lukis, lomba nyanyi dan hueningie juga seorang pianis. Bahkan hueningie adalah murid termuda di sekolahnya namun memiliki segudang bakat.

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, soobin masih berkutat dengan laptop nya. Ia ingin mempercepat penyelesaian novel fiksinya hingga bisa di cetak dan di terbitkan.
"Oouhh... Jeball.. Mataku tetap lah bertahan sebentar saja.. Ini hampir selesai satu bab..." Gumamnya lirih.

Jam dindingnyanya masih setia berdetak. Malam semakin larut dan soobin masih memaksakan untuk menyelesaikan satu bab novelnya. Saking fokusnya, soobin tidak tahu ada yg menetes melalui hidungnya. Soobin melihat keyboard laptop nya ada darah.

"Darah.." Ucapnya lirih. Soobin segera mengambil tisue dan menyeka darah segar yg jatuh dari hidungnya. Soobin menghela nafas dalam, ia menyandarkan kepalanya ke sandaran kursinya.
"Aku harus kuat dan bertahan.. Setelah aku mengumpulkan uang, aku akan membawa hueningie pindah ke apartemen yg memiliki balkon dan kaca yang besar.. Serta aku juga ingin memiliki kulkas yg penuh dengan makanan.. Iya, aku harus bergiat.. Semangat.." Batinnya sendiri.

Soobin membulatkan tisue lalu menyumbat kan nya ke hidung yg masih menetes darah. Soobin kembali memfokuskan dirinya untuk menyelesaikan novelnya. Tak terasa hampir dua bab diselesaikan oleh soobin. Soobin melirik jam dinding.
"Sudah jam empat pagi ternyata.. Aku harus istirahat nih.." Katanya sendiri.

Soobin naik ke atas ranjangnya. Ia menutup matanya dan perlahan lahan ia dibawa ke alam mimpi.

🌻🌻🌻

Alarm Handphone huening berdering, ia lekas mematikannya. Huening dengan berat hati bagun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding. Jam lima pagi, ia buru buru belajar. Huening membaca buku pelajaran nya untuk hari ini dan mengerjakan PR yg diberitahu taehyun tadi malam. Setelah setengam jam berlalu, hueningie membereskan bukunya kembali. Ia berjalan ke ranjang hyungnya. Dilihat nya soobin tertidur dengan lelap, ada bekas darah di hidung soobin.

"Lagi lagi hyung memaksakan diri hyung sendiri" Katanya lirih.

Huening merapikan selimut yg sudah sampai ke kaki. Huening menatap lama wajah hyung nya, ia menghela nafas pelan. Kemudian hueningie mendekatkan wajahnya ke wajah soobin. Ia mencium pipi mochi soobin. Setelah itu, huening memakai hoodie nya dan keluar dari kamarnya. Ia mengambil semua baju kotor dan memasukkan nya ke mesin cuci. Huening juga merapikan botol botol alcohol serta mencuci piring yg berserakan. Huening melihat jam dinding, sekarang menunjukkan jam enam pagi. Huening semakin terburu buru, ia merapikan sampah dan membawanya keluar. Huening lari pagi dan membuangnya ke tong sampah. Ia sedikit ngos ngosan karena cuaca dingin.

HYUNG (SooKai) 💧Where stories live. Discover now