Dingin

320 31 10
                                    

Hujan semakin deras hingga merebas ke hoodie soobin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan semakin deras hingga merebas ke hoodie soobin. Soobin segera menaiki bis sekolah. "Semoga hueningie sudah dirumah.." Monolog nya.

Lima belas menit kemudian soobin telah sampai di halte bus dekat rumahnya, ia berlari hingga sampai ke rumahnya. Kaki soobin tiba-tiba terhenti, langkah kakinya melambat. Soobin menatap iba adeknya yang terduduk di depan pintu rumahnya. Soobin telah berdiri di depan hueningkai yg menunduk menatap air tergenang di bawah kakinya.

"Huening ah.." Panggil soobin lirih.

Huening segera mendongak, dilihatnya hyung nya melihat dirinya dengan tatapan iba. Huening segera berdiri.
"Hyung.."

"Mianhe.. Hyung telat datangnya.." Ucap soobin dengan sendu.

Huening menggeleng pelan lalu tersenyum. "Gwenchana, Hyung.."

"Ayo, kita masuk.. Nanti kamu demam" Ajak soobin sembari merangkul adeknya.

Huening terdiam sebentar. Ia menatap sendu wajah Hyung nya sedih.

"Tidak apa apa.. Ada Hyung.. Hyung akan melindungi mu" Jawab soobin atas pertanyaan yg tersirat dari wajah huening.

Huening akhirnya mengangguk pelan. Soobin masih merangkul huening.
Perlahan pintu rumah di bukanya. Soobin masuk dengan langkah pelan.

"Kenapa kau masih disini hah? Pergi aja kau sialan... Dasar pembunuh.. Anak haram.." Teriak seseorang dari dalam rumah.

Huening tidak kuat melangkahkan kakinya. Matanya berkaca kaca mendengar teriakan seseorang yg dia panggil appa. Soobin langsung menatap geram lelaki yg duduk di sofa yg sedang minum alcohol.

"Jangan mengatai adekku pembunuh, sialan.. Salah apa dia, bangsat.." Teriak soobin ke appa nya.

Lelaki yg berumur empat limaan itu menatap garang soobin.
"Soobin, kau masih juga belum sadar hah? Jikalau tidak karena dia eomma mu masih disini.. Jikalau anak pembawa sial itu tidak ada di dunia ini, keluarga kita masih lengkap.. Lebih baik kau jauh jauh darinya dari pada dia membawa sial hidup mu.." Teriak lelaki yg bernama lengkap Jung haein, ayah biologis soobin.

Soobin sudah mengepalkan tinjunya. Ia sudah sangat emosi melihat appanya selalu mengatai huening tiap hari bahkan terkadang ia juga melemparkan apapun ke huening. Soobin hendak menutup mulut lelaki itu namun di halangi oleh huening.

"Hyung, sudahlah.. Huening baik baik aja kok.. Sudah biasa.." Jawab huening sembari menggenggam tangan soobin yg mengepal.

Soobin akhirnya luluh dengan tatapan memohon huening. Lalu dirangkul nya lagi adeknya itu. "Itu bukan urusan kau..Dan kata kata kau itu tidak akan mempan padaku.. Jadi percuma saja kau menghasut ku untuk menjauhkan aku dengan adekku... Lebih baik kau urus aja diri kau sendiri" Jawab soobin sambil membawa huening ke kamar mereka.

"Huening ah.." Panggil soobin lirih.

Huening tersenyum samar. "Iya, Hyung.."

Soobin memeluk huening. Ia mengusap usap punggung huening. "Huening, sabar sebentar ya... Bertahan lah dua tahun lagi, setelah itu Hyung akan cari kerja lalu kita tinggal di apartemen kecil.."

HYUNG (SooKai) 💧Where stories live. Discover now