Bercerita tentang dua kakak beradik yg kehilangan ibunya di usia yg masih kecil dan memiliki ayah yg selalu memukul dan mengutuk anaknya..
Seorang kakak yg dipaksa tegar dalam menghadapi pahitnya kehidupan dan menjaga adeknya dari perilaku buruk ay...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini sepulang sekolah, hasil ujian akan di pampang di mading sekolah. Soobin merasakan jantungnya berdebar debar menunggu hasil ujiannya. Bagaimana tidak hasil ujiannya adalah penentu ia masih mendapatkan beasiswa atau bisa saja beasiswanya dicopot karena nilainya turun.
Soobin menoleh ke beomgyu yg sedang tertidur di meja samping nya. "Beomgyu..." Panggil soobin.
Beomgyu mengangkat kepalanya. Ia menatap wajah soobin lalu tersenyum terpaksa. "Gua bentar lagi masih ngantuk..dukuan aja"
Soobin mengedikkan bahunya. "Baiklah.. Terserah lu aja.. Gua ke bawah dulu ya.." Pamit soobin.
Soobin mempercepat kakinya menuruni tangga. Lalu matanya menangkap seseorang yg sangat ia sayangi hingga tanpa sadar senyuman terukir di wajahnya. "Karina..."
"Ne.. Soobinie.."
Karina berhenti dan menunggu kekasihnya itu.
Soobin mempercepat langkahnya lalu merangkul kekasihnya yg lebih pendek darinya. Karina sedikit terlonjak dan sedetik kemudian bibirnya melengkung.
"Sayang, sudah lihat hasil ujian?" Tanya soobin sembari melihat ke karina.
Karina mengangguk mengiyakan. "Iya, sudah.. Masih ranking yg sama.."
Mulut soobin membulat saking kagetnya dia. "Kamu pintar sekali, ya..." Puji soobin sembari mengelus rambut panjang karina.
Karina tertawa kecil. "Oh ya, tadi aku juga sempat lihatin punya kamu.. Dan nilai kamu naik loh.."
Soobin terhenti dan senyumannya mekar. "Benarkah... Kalo begitu aku harus melihatnya sendiri.. Sayang mau ikut?"
Karina menggelengkan kepalanya. "Soobin ah.. Lebih baik kamu temui adekmu.. Mungkin dia mencari mu.. Setelah itu kita baru ketemu lagi... Aku mau traktir kalian eskrim.."
Soobin tersenyum lagi. "Baiklah, aku ke kelas huening dulu.. Nanti kabari aku lagi ya..." Ucap soobin. Ia melambaikan tangannya lalu memilih berbelok ke lorong kelas hueningkai.
Tak butuh waktu lama soobin telah sampai dikelas adeknya itu. Soobin mencari pemilik surai coklat lurus namun mata soobin tak menemukannya. "Kemana lagi aga ini? Menghilang lagi.. Menghilang lagi.." Gerutu soobin.
Soobin menghampiri siswi yg sedang mengobrol. "Ekhemm.."
Sontak kedua siswi itu menoleh ke soobin. Wajah mereka terkejut melihat soobin.
Kedua siswi itu saling pandang lalu menggeleng. Namun salah satu dari mereka berdua memandangi soobin aneh lalu tersenyum. "Sunbae, Hyung nya hueningkai?"
