UM--33

1.1K 42 1
                                    

"Aku memang pernah bermimpi menjadi pendampingmu, dan tak kusangka Allah mengabulkan mimpiku."

Kewajiban lain dalam pernikahan selain akad adalah mahar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kewajiban lain dalam pernikahan selain akad adalah mahar. Mahar diberikan sebagai salah satu syarat kepada mempelai laki-laki untuk membuktikan ketulusan hatinya.

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Q.S An-Nisa : 4)

Terlepas dari pentingnya mahar, mempelai wanita juga tidak diperkenankan untuk meminta mahar yang memberatkan calon suami.

Terlepas dari itu semua, Islam menganjurkan mahar yang diberikan adalah mahar yang mudah untuk akad dan meringankan kedua belah pihak.

"Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: 'Nikah yang paling besar berkahnya yaitu yang paling ringan maharnya." (HR. Ahmad)

Semua orang sudah sibuk sejak ba'da subuh, apalagi Novia dan Bilal.

Hari ini yang keluarga besar mereka tunggu-tunggu. Akad nikah Bilal dan Novia akan diselenggarakan sebentar lagi.

Ba'da subuh, kamar Novia sudah dipenuhi peralatan make-up. Dewi juga sudah bertengger di kasur Novia. Ia tidak sabaran melihat kakak satu-satunya berubah menjadi bidadari.

Sementara Bilal sejak kemarin malam sudah berada di rumah paman Novia. Sesuai kesepakatan, arak-arakan mempelai pria akan dimulai dari rumah paman Novia.

Sejak kemarin malam pula, jantung Bilal tak berhenti berdetak. Hal itu terjadi tepatnya setelah pertukaran CV diantara mereka. Apalagi hari ini, detak jantungnya dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Nggak terasa ya bang, gue udah mau jadi kakek gaul lagi." ucap Iki melihat Bilal yang sudah rapi dengan baju adat pernikahan.

"Belum juga nikah Ki, udah mikir jadi kakek lagi." ucap Marina terkekeh mendengar ucapan Iki.

"Ya harus tawakkal dong Kak. Iyakan Ustadz Muda." ucap Iki sembari menekan ucapan terakhirnya.

"Anaknya cepat dinikahin juga Om, bentar lagi 17 tahun umurnya." Kali ini Rara juga ikut ke dalam pembicaraan.

"Nggak sekalian Sea disiapin calonnya juga Ra?" ucap Iki.

Gurauan kecil keluarga itu tidak pernah menemukan titik penyelesaian. Selalu saja ada yang melanjutkan ucapan demi ucapan. Hingga dentingan jam berbunyi menunjukkan pukul 7 pagi.

Semua hantaran sudah di bagi rata. Ada yang memegang handuk yang dibentuk menjadi dua ekor angsa, ada pula yang memegang tas bermerek.

"Udah siap?" tanya paman Novia yang ikut mengarak mempelai laki-laki. "Kita turun sekarang ya,"

Ustadz Muda √Where stories live. Discover now