0 || PROLOG

42.8K 3.1K 124
                                    

Hai semua 👋👋👋

Kembali lagi dengan cerita baru. Setelah akhirnya setelah menyelesaikan cerita Sekretaris CEO kemarin, aku buat cerita baru agak berbeda dari kedua ceritaku sebelumnya.

Kali ini aku buat cerita mengenai transmigrasi jiwa. Beberapa kali membaca cerita mengenai transmigrasi jiwa membuat aku tertarik membuatnya hehe

Maklumi saja nanti ada yang salah...

Mohon maaf bila nanti ada kesamaan nama, tempat dan kejadian bukanlah kesengajaan. Cerita ini murni karangan penulis.

Semoga kalian suka sama ceritanya....

Have fun guyss....

❤❤❤

"Iya, kirimkan saja jadwalnya ke managerku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, kirimkan saja jadwalnya ke managerku." Kata Alena melalu sambungan telepon. Pihak televisi menghubunginya akan dimulainya jadwal syuting film.

"Baik. Terima kasih."

Alena Mayara, seorang actress cantik dalam perjalanan pulang. Seharian ini, jadwalnya begitu padat. Sang manager sudah menawarkan diri untuk mengantarkan dirinya, tapi dia tolak. Alena memilih menyetir sendiri, Dia tidak ingin merepotkan orang lain. Apalagi ini sudah larut malam.

Jalanan terlihat sepi. Hanya beberapa kendaraan yang melintas disepanjang jalan. Alena menambah kecepatan mobilnya, dia ingin segera sampai rumah dan merebahkan tubuhnya.

Tiba-tiba, Alena terkejut dengan adanya sorot lampu truk dari arah berlawanan tang melaju tak terkendali.

Kurangnya waktu untuk menghindari hantaman truk itu. Alena hanya bisa menutup kedua matanya. Pasrah akan takdir Tuhan.

Bruukk!!

Brakk!!

Duarrr!

Mobil Alena berguling hingga beberapa meter sebelum akhirnya meledak. Alena terlempar ke luar mobil.

Kesalahan, tidak mengenakan seltbelt tapi karena itu Alena tidak ikut meledak dalam mobil itu.

Kepalanya membentur trotoar hingga mengeluarkan banyak darah. Darah menggenang disekitar tubuhnya

"Tuhan! Apakah ini akhir dari hidupku?" gumam Alena sangat pelan. Tubuhnya merasakan sakit.

***

Lenguhan khas bangun tidur terdengar didalam ruangan tersebut. Seorang gadis mengerjapkan matanya, membuka perlahan matanya. Mendudukan diri bersadar pada belakang ranjang. Memijat pelipisnya guna meredakan rasa pusing.

Gadis itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan tempat dirinya berada. Ruangan serba putih dan alat kesehatan penuh disana.

Rumah sakit.

LOTTA D'AMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang