16. Kucing Oren Dan Sebuah Praduga

110 18 2
                                    

"Coba telpon Citra lagi," Titah Ghina pada Nindi yang sedang mondar-mandir sambil menggigiti jari di depannya,

"Udah tiga kali gak diangkat-angkat!" Sahut Nindi,

"Kak Bagas juga gak jawab-jawab telpon gue," Jian menimpali, ia lalu beralih dari ponsel kepada gadis yang belum berhenti mondar-mandir,

"Duduk dulu, Nin..." Pintanya karena lama-lama kepalanya pusing melihat Nindi yang seperti setrikaan,

Lalu Nindi menjatuhkan bokong tepat disebelah Jian, masih menatap ponselnya dengan was-was.

Kini, dirumah Jian sudah berkumpul keempat temannya. Si Saka, sejak berpacaran dengan Ghina, dia jadi sering masuk kedalam permasalahan pertemanan pacarnya itu.

"Perasaan gue gak enak," Kata Nindi menggerutu,

"Momentnya kenapa bisa pas abis gue berantem sama dia sih??" Lanjut gadis itu sambil mengacak rambutnya frustasi,

Yang lain hanya menyimak gerutuan Nindi. Mereka juga sedang berfikir demikian, kenapa bisa pas?

"Yan," Panggil Mahesa setelah cukup lama anak itu sibuk dengan ponselnya sendiri,

"Apa?"

"Kunci gudang yang dipegang sama BADEKS ada sama siapa?" Tanyanya,

Jian diam untuk mengingat,"Bang Charlie? Lupa sih, soalnya yang terakhir piket kelompok mereka,"

"Bukan sama Lu'lu berarti kan?"

"Bukanlah. Kalo dia pegang kunci, gak bakalan kekurung atuh..."

Jian dibuat berfikir saat konversasi antara dirinya dengan Mahesa barusan selesai, akhirnya dia juga menyadari sesuatu.

"Divisi Lo juga pegang kunci kan, Hes?"

Mahesa mengangguk tanpa menatap Jian, ia sibuk mengirimi pesan pada kakak kelasnya yang menjabat sebagai Bendahara OSIS itu,

"Gue pegang, satu lagi sama KoorBid," Jawabnya,

"Kak Samuel berarti?" Tanya Jian memastikan,

"Iya, tapi dia lagi gak aktif. Daritadi gue telponin, memanggil mulu..."

Setelah itu, hening melanda, karena masing-masing sibuk dengan ponselnya. Sampai kedatangan Winda dengan jamuan itu menginterupsi keheningan yang ada.

"Aduh Teteh... jadi ngerepotin..." Kata Ghina sungkan,

Winda tersenyum,"Santai aja, Ghin. Udah biasa Teteh mah direpotin sama tamunya Jian,"

Yang namanya disebut hanya melirik, lalu pasangan kakak-beradik itu saling melempar tatapan sinis selama 3 detik karena Jian mengaku kalah dengan tatapan Tetehnya.

"Si Lu'lu belum ada kabar?" Tanya Winda,

Ghina menggeleng.

Furikiru hodo aoi aoi ano sora

Aoi aoi ano sora

Aoi aoi ano sora 🎶

Ringtone HP Jian mengagetkan seisi ruangan, dan keterkejutan si pemilik ponsel itu bertambah saat melihat nama kontak pemanggil;

Citra OSIS Perpus.

Segeralah dia angkat panggilan tersebut dengan perasaan berdebar-debar,

"Halo, Citra. Si Lu'lu udah siuman?" Tanyanya to the point,

Tak ada jawaban dari balik sana, Jian sampai memastikan apakah sambungan masih terhubung atau tidak. Ternyata masih,

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt