01. Prolog

1K 58 6
                                    

"Hari ini orangtuanya berkunjung?"

"Belum, tapi pekan lalu sudah berkunjung,"

"Masih gak mau ketemu?"

"... Masih,"

*****

Jakarta, penghujung tahun 2017.

Hari ini, hari Senin. Tepatnya hari pertama memasuki tahun ajaran baru.

Bagi sebagian besar orang, hari ini adalah hari paling menyebalkan, karenanya berakhirlah waktu mereka untuk berleha-leha. Berakhir sudah liburan yang tidak panjang-panjang amat itu.

Tapi ada satu orang yang bahagia luar biasa;

Jiandara Dewandaru.

Nama yang indah untuk seseorang yang juga terlampau indah.

Jiandara, atau lebih banyak dipanggil Jiandar, kadang diperpendek lagi jadi Jian, atau seringkali juga dipanggil Monyet, Bajing, Tai oleh teman-temannya yang tidak punya akhlak. Dia adalah seorang pemuda penuh ambisi, penuh semangat. Baginya, libur hanya membuat otot-ototnya menegang, tidak relaks.

Kini, semua rasa bosan dan jenuh itu terbayar di hari pertama kembali sekolah.

Jenjang baru, seragam baru, rambut baru, tas baru, pacar --tidak! Tidak ada pacar baru karena dari SMP pun Jian tidak punya satupun pacar.

Bahkan udara pun sekarang terasa nyaman untuk dihirup, paru-parunya yang sebulan lalu hampa pun kini terpenuhi pasokannya.

Jiandar yang hatinya sedang berbunga-bunga itu kini bersenandung lagu dangdut dengan suara pelan,

"Senangnya dalam hati~"

"Oo kalau beristrii duwaaah~"

Sontak Jian melotot kaget lalu menoleh kesamping tepat pada seseorang yang melanjutkan senandungnya dengan suara mendayu-dayu ala Ahmad Dhani,

"Ngapain dilanjutin, Mbing??" Cerca Jian,

Dengan matanya yang tajam, gadis yang barusan dipanggil 'Mbing' atau kependekan dari 'Kambing' itu menoleh dengan lirikan maut.

Niat ingin terlihat seram tapi malah jadi koplak mukanya. Gadis itu sadar diri ekspresinya aneh tanpa diberitahu Jian pun langsung nyengir, lalu kembali fokus kedepan pada suasana sekolah baru mereka. Dia juga termasuk yang ceria di hari pertama sekolah walaupun belum selesai marathon drama selama liburan. Hanya karena pengumuman pembagian kelas dan ia sekelas dengan Jiandara.

Lagi.

"Eh Day,"

Nindiya Lestari, panggilannya Nindi. Tapi jika diminta menulis nama panggilan dia selalu menulis Nindy pakai 'y' bukan pakai 'i' maka Jian sering memanggilnya Ninday.

Si Ninday menoleh lantas bergumam sebagai respon atas panggilan untuknya barusan,

"Lo gak bosen apa? Ketemu gue lagii gue lagi. Gue aja bosen dari orok sama lo mulu," Katanya dengan agak munafik terkait kalimat yang terakhir,

Nindi mengendikkan bahu, lantas matanya mengitari sekitar, tepatnya pada beberapa siswa berparas rupawan yang sesekali menyapa pandang.

"Gue malah sedih kalo gak satu sekolah sama lo," Katanya menjawab pertanyaan Jian yang tadi sambil terus lirik sana lirik sini,

Jian pede,"Kenapa gitu?"

"Nanti gak bisa nyontek," Jawabnya lugas tanpa mengalihkan pandang dari siswa-siswa tampan.

CEREBRAL PALSY ; Jisung x Ningning ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang