28. Keanehan pada diri Kinan

26 9 0
                                    

" Van, kita kapan pulang ke rumah mama Dian? " tanya Kinan.

" Terserah " jawab Devan dengan nada yang sangat datar.

" Ih! kok jawab nya terserah sih? kan aku lagi tanya sama kamu, masa jawab nya terserah, jawab yang bener dong, jadi cowo ga jelas banget, harus nya kamu jawab pake nada biasa aja gausah datar gitu! " ujar Kinan.

" Lah kok marah si, kamu aja sering jawab terserah aku ga marah " balas Devan.

" KAN BEDA !! " seru Kinan.

" Iya deh iya, cewe selalu benar, aku yang salah " ucap Devan.

" Aku mau keluar dulu " ujar Devan., ia pergi keluar dan duduk di teras., tak lama kemudian papa nya Kinan pun datang menghampiri nya.

" Van " ucap papa Kinan.

" Eh pah.. " jawab Devan.

" Kenapa? lagi mikirin soal Kinan ya? " tanya papa Kinan.

" Enggak kok pah " jawab Devan.

" Jujur aja sama papa, Kinan lagi marah ya sama kamu? " tanya papa Kinan.

" Iya sih pah, dari tadi Kinan emang emosi terus sama Devan, padahal Devan diem aja dari tadi, ga tau kenapa deh Kinan marah marah mulu hari ini " jawab Devan.

" Waktu mama nya Kinan lagi hamil Kinan juga gitu, dia marah-marah terus sama papa, papa diem dia marah, papa jawab dia malah tambah marah sama papa " ucap papa Kinan.

" Owh gitu pah, terus cara papa apa? buat tenangin mama? " tanya Devan.

" Papa coba cari barang yang dia mau, atau ikuti kemauan dia " jawab papa Kinan.

" Emang nya Kinan marah karena apa? " tanya papa Kinan.

" Tadi cuma gara-gara Devan jawab terserah pah " jawab Devan.

" Pantesan aja dia marah, wanita itu butuh kepastian, jadi kalo kamu jawab terserah ya pasti dia marah lah " ucap papa Kinan.

" Terus Devan harus gimana pah? " tanya Devan.

" Bujuk aja dulu, terus ikuti aja apa kemauan dia " jawab papa Kinan.

" Oke deh, makasih ya pah tips nya " ucap Devan.

" Iya, selamat mencoba " jawab papa Kinan.

Devan mengetok pintu kamar Kinan dengan sangat hati-hati, karena ia tak ingin membangunkan macan yang sedang tidur untuk kedua kali nya.

"• tok tok tok •" suara ketika pintu.

"• krek •" Kinan membukakan pintu.

" Apa!? " ujar Kinan.

" Aku mau minta maaf " ucap Devan.

" Soal apa? " tanya Kinan.

" Tadi kan kamu marah sama aku.. " jawab Devan.

" Aku ga marah kok " ucap Kinan.

" Maaf ya, aku juga ga tau kenapa aku marah-marah terus sama kamu " sambung Kinan.

" Iya gapapa " ucap Devan.

" Oh iya, kamu sekarang lagi mau apa? " tanya Devan.

" Aku mau naik sepeda " jawab Kinan.

" Sekarang? " tanya Devan.

" Iya " jawab Kinan.

" Di gudang kan ada 2 sepeda, punya aku sama papa, kita pake aja " ujar Kinan.

Tak lama kemudian, Devan pun mengeluarkan sepeda tersebut dari gudang, Devan mulai membersihkan sarang laba laba yang menempel pada kedua sepeda tersebut.

" Mau main sepeda jam segini Van? " tanya papa Kinan.

" Iya pah, Kinan yang mau " jawab Devan.

" Yauda, turut in aja dulu " ujar papa Kinan.

Kinan keluar dari rumah, melihat suami nya sedang membereskan sepeda yang ia inginkan, pukul 11.17 WIB bukan waktu yang tepat untuk bermain sepeda kali Naann!.

" Nih sepeda nya, udah siap " ucap Devan.

" Makasih " jawab Kinan.

Mereka pun main sepeda di sekitar komplek, sampai akhirnya Kinan sudah merasa lelah dan ia berhenti di tengah perjalanan nya.

" Aku cape " seru Kinan.

" Yaudah, kita istirahat dulu aja " jawab Devan sambil meminggirkan sepeda nya.

" Aku beli air dulu ya, kamu tunggu di sini " ucap Devan.

" Iya " sambung Kinan.

Kinan yang sedang menunggu Devan membeli air, merasa kelelahan sekali, matahari betul betul panas pada hari ini.
Tak lama kemudian, Devan pun datang dengan membawa dua botol air mineral untuk nya dan juga Kinan, dengan rasa kepekaan yang tinggi, Devan membuka kan tutup botol itu untuk sang istri.

" Nih Nan " ujar Devan dengan memberikan sebotol air mineral pada Kinan.

" Kita pulang ya? " tanya halus Devan.

" Ayo " jawab Kinan.

Mereka pun pulang ke rumah nya Kinan dengan menggandeng sepeda nya masing-masing, Kinan merasa bahagia, karena ia bisa menghabiskan waktu bersama suami nya, yang dari dulu Kinan hanya menganggap Devan sebagai sahabat terbaik yang selalu menemani hari hari nya.

" Udah pulang nih " ucap papa Kinan.

" Mereka beneran main sepeda jam segini? " tanya mama Kinan.

" Hahaha iya, Kinan yang maksa Devan tadi, kata Devan dia marah marah terus hari ini, ya papa kasih solusi aja, suruh ikuti apa kemauan nya Kinan " jawab papa Kinan.

" Tumben ya Kinan marah marah, dia kan anak nya sabar banget " ujar mama Kinan.

" Assalamualaikum " ucap Devan dan Kinan.

" Waalaikumsalam " jawab mama & papa nya Kinan.

" Ngapain main sepeda jam segini sayang? panas loh di luar " ucap mama Kinan.

" Kinan lagi pengen banget naik sepeda mah " jawab Kinan.

" Yauda, istirahat gih sana " ucap mama nya.

|• Kinan pun masuk kedalam rumah •|

" Devan! " seru mama nya.

" Kenapa mah? " tanya Devan.

" Apa benar Kinan marah marah terus hari ini? " sambung mama kinan.

" Iya mah, Devan juga ngerasa aneh sama Kinan, tadi pagi dia tiba-tiba pengen mangga, sekarang pengen main sepeda, apa dia lagi datang bulan ya? " ujar Devan.

" Apa jangan-jangan? " ucap mama nya.

" Apa mah? " tanya Devan.

" Kinan hamil gitu? " sambung papa nya Kinan.

" Bisa jadi pah, kemarin-kemarin Kinan ga seperti ini kok, kenapa sewaktu datang Devan jadi bersikap aneh seperti ini " ucap mama nya Kinan.

" Iya sih mah, tapi mungkin ini cuma kebetulan aja kali, mungkin aja Kinan lagi pengen mangga sama main sepeda " ujar Devan.

" Yauda kalo gitu Devan izin ke dalem ya mah, pah " sambung Devan.

" Iya " jawab mama nya Kinan.

|• Devan pun masuk ke dalam rumah •|

" Papah ngerasa aneh ga sih sama Kinan? " tanya mama Kinan.

" Iya sih mah, dari kecil kan dia ga suka mangga " jawab papa nya Kinan.

" Ga usah terlalu di fikirkan lah mah, benar apa yang di katakan Devan, mungkin ini hanya kebetulan saja " ujar papa nya.

" Iya kali ya " jawab mama Kinan.

Gengsi & Kimia ( END )Where stories live. Discover now