12. Cincin Pertunangan

31 10 0
                                    

Orderan books Kinan pun membludak.
Saking seru nya cerita itu, Kinan sampai kewalahan sendiri. Namun, itu adalah pertanda bahwa ia memang pantas bahagia dan menyibukkan diri nya, agar ia bisa lupa akan penyakit yang ia derita selama ini.

Pesanan dari pulau jawa pun terdapat banyak. Cover novel yang indah dapat menarik para pembaca, judul yang unik dapat menarik para pembeli, apa lagi jika cerita itu juga tak kalah menariknya.

Hari-hari pun terus berlalu.
Devan merencanakan untuk segera membeli cincin pertunangannya dengan Kinan.
ia pun menelepon Kinan untuk mengajak nya ke toko perhiasan pada saat pulang kuliah.

"• trenenet•" bunyi handphone Kinan

" Hallo kenapa Van? " ucap Kinan dengan mengangkat telepon.

" Nan, aku kan pulang kampus jam 14.00 kita sore cari cincin tunangan yu? " ajak Devan.

" (Aduh, ni bocah kenapa pengen banget sih tunangan sama gue?) " ucap Kinan di dalam hatinya.

Padahal, Kinan juga sebenarnya mau untuk tunangan dengan Devan.
Namun ia takut pergi meninggalkan Devan untuk selamanya. Ia tidak mau Devan menyesal. Karena Kinan yakin umurnya tak akan lama lagi.

" Gimana kamu aja " ucap Kinan.

" Sore aku jemput ya! " jawab Devan.

" jawab " ucap Kinan.

"(Seenggak nya, sebelum gue pergi nanti, Devan udah merasa cukup bahagia dengan hadir nya gue di hidup dia.) "  ucap batin Kinan.

Selesainya ngampus, Devan langsung bergegas pulang untuk ambil uang cincinnya.
Jangan salah ya.
Uang cincin itu dari hasil kerja Devan sendiri.
Devan kerja di cafe, dekat kampus nya.

Mama Dian sudah sering kali melarang nya untuk bekerja, karena ia juga masih mampu untuk membiayai Devan. Namun, kini Devan sudah merasa diri nya besar, ia harus mencari uang sendiri agar tidak membebani mama nya

" Kinan.. main yuu " ucap Devan.

" Apasih Van hahaha " jawab Kinan sambil tertawa.

" Mah, Kinan pergi dulu ya, mau cari cincin " ucap Kinan.

" Iya sayang, hati-hati ya " jawab mama Kinan.

" Pasti tante, Assalamualaikum " ucap Devan.

" Waalaikumsalam " jawab mama Kinan.

" Kita mau cari cincin kemana? " tanya Kinan dengan polos nya.

" ke tukang sayur Nan " jawab Devan.

" Ya ke toko perhiasan atuh " sambung Devan.

" Hahaha " tawa Kinan.

Sesampainya di toko perhiasan Devan langsung menanyakan tentang cincin pertunangan yang bagus untuk ia dan Kinan.
Devan mau yang mewah karena ini adalah acara penting. Kinan mau yang biasa saja karena Kinan ga mau merepotkan mama Devan dan Devan.

" Mba kalo cincin tunangan yang mana ya " tanya Devan.

" oh ini mas, buat mba dan mas ya? " jawab pegawai toko perhiasan.

" Iya mba buat saya dan calon tunangan saya " ucap Devan.

" Ini mas, ini perhiasan baru yang berwarna putih (perak) asli, cocok di tangan mas dan mba nya, apa lagi tangan mba nya putih, pasti lebih cantik " jawab pegawai toko perhiasan.

" Coba mba, saya lihat " ucap Kinan.

" Ini harga nya berapa? " tanya Kinan.

" Sutt Nan, kok nanyain harga sih " jawab Devan.

" Ya gapapa dong, aku tanya harganya " ucap Kinan.

" ini harganya lima belas jeti mba, dapat sepasang, buat mas dan mbanya " jawab pegawai toko perhiasan.

" Ga bisa kurang mba? " tanya Kinan.

" Kinan apa sih, kok nanya gitu " jawab Devan.

" ini Udah ada namanya mba, mba bisa pesan nama nya sekarang, mungkin 2-4 selesai, gapapa, karena mama nya mas Devan ini sering beli di sini toko kami akan memberikan diskon " ucap pegawai toko perhiasan.

" Saya tanyakan dulu ke atasan ya mba sebentar " ucap pegawai toko perhiasan.

" Udah Nan, kamu ga usah khawatir soal harga nya, aku bawa uang kok " jawab Devan.

" Gausa khawatir gimana, ini 15** loh, kamu uang dari mana kalo buka dari tante Dian " ucap Kinan.

" Kamu meragukan ya " jawab Devan.

" Ya iya dong Devan, kamu kan ga kerja, aku juga ga bawa uang cash loh ini " ucap Kinan.

" Tenang aja, aku kan magang di cafe udah lama nan, ini aku bawa duit, tenang aja,  Kinandra ku sayang " jawab Devan.

" Loh kamu kerja? sejak kapan " tanya Kinan.

" Mungkin dari lulus SMA, aku kan lebih sering dapet shift malem, jadi kamu ga tau " jawab Devan.

" Maaf ya aku udah nuduh, aku gatau sayang " ucap Kinan.

" Ciee sayang, gapapa yang penting sekarang kita beli cincin ini, kalo kurang aku pulang lagi aja minjem uang mama " jawab Devan.

" Gausah!, pake debit aku aja sisanya, kalo ga salah aku bawa debit " ucap Kinan dengan membuka tas pribadi milik nya.

" Gausah lah, ngapain pake uang kamu, kan beli cincin itu uang cowo " jawab Devan.

" Yang tunangan itu kita ya, bukan kamu doang, jadi gapapa dong " ucap Kinan.

" Tapi Nan.. " lirih Devan.

" Ini mba, kata atasan saya bisa kurang 300.000 " ucap pegawai toko perhiasan.

" Ya mba, saya ambil " ucap Devan.

" Silahkan di isi namanya dulu " ucap pegawai toko perhiasan.

Devan sibuk isi nama di kertas sampai ia tidak tahu kalau Kinan memberikan kartu kredit nya kepada mba-mba perhiasan.
Devan hanya memberikan uang 11 juta, sisanya nanti ia akan kembali lagi, lagi pula cincinya belum ada di tangan mereka.

" Terimakasih sudah berbelanja di toko kami " ucap pegawai toko perhiasan.

" Untuk sisanya, nanti kalau  cincin sudah selesai ya mba " ucap Devan.

" Sudah pas mas, tadi di bayar lunas sama mba nya " jawab pegawai toko perhiasan.

" Loh Nan?! " ucap Devan.

" Terimakasih ya mba, nanti kabari nomor mamanya Devan saja kalau sudah jadi " ucap Kinan.

" Baik mba, terimakasih kembali " jawab pegawai toko perhiasan.

Gengsi & Kimia ( END )Where stories live. Discover now