36

2.1K 369 32
                                    

Sedari tadi irene terus saja berusaha menghubungi adik bungsunya walau tidak ada balasan sama sekali. Dia marah pada lisa tapi dia juga khawatir padanya.

"Duduk lah, kau dari tadi tidak diam sama sekali" ucap suho yang sudah pusing melihat istrinya yang tidak bisa diam.

"Lisa sudah bersama jisoo sekarang, dia baru saja menghubungiku tadi" lanjut suho.

"Kenapa dia tidak menelfon ku, ck manusia chickin itu" irene membuka ponsel nya kembali lalu menghubungi jisoo dan syukurnya jisoo dengan cepat mengangkat panggilanya.

"Dimana kau ? Bawa adikmu kemari"

"Mau kau apakan eonni ?"

"Aku sudah berbicara dengan grandpa dan eomma jika kita akan mengirim lisa keluar negeri setelah acara resepsiku. Itu merupakan suatu bentuk hukuman agar dia dapat berfikir apa yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan" ucap irene sambil mendudukan dirinya di sebelah suho.

Suho pun hanya menyimak percakapan antara kedua kakak beradik itu walaupun dia sudah tau endingnya bagaimana.

"Kalian tidak usah repot-repot mengirimnya keluar negeri karena aku sendiri yang akan mengantarkan dan menemaninya di negara pilihanya. Cukup sudah penderitaannya saat ini, biarkan dia bebas dengan pilihanya sendiri" terdengar helaan nafas dari seberang sana.

"Kalian bahkan belum mendengarkan penjelasanya sama sekali eonni, tapi kalian tetap saja mengambil kesimpulan dengan asumsi kalian. Mianhae irene eonni aku dan lisa tidak dapat hadir di resepsimu, aku turut berbahagia untukmu dan suho oppa"

Irene yang mendengar ucapan cukup panjang dari jisoo pun segera meremas tangan suho di sebelahnya "Kalian ingin kemana ? Kalian mau pergi ? Kalian belum meminta izin padaku sama sekali, pulang lah sekarang juga kita selesaikan di rumah sooya".

"Mianhae irene eonni, aku terlanjur kecewa dengan apa yang telah kau ucapkan pada adiku. Aku masih membayangkan betapa sakitnya lisa saat mendapatkan ucapan yang menyakitkan dari kalian ketiga orang yang dia sayangi"

Irene kembali mengingat pesan yang telah dia kirimkan pada lisa, dia terdiam dan merenung "Mianhae jisooya, pulanglah sekarang bawa lisa padaku".

"Keputusanku sudah bulat eonni, biarkan lisa bebas untuk beberapa tahun kedepan" terdengar suara adiknya yang mulai bergetar seperti ingin menangis.

"Sooya kumohon" irene mulai mengeluarkan air mata dan isakanya, panggilanya pun terputus begitu saja yang menandakan jisoo telah menutup telfon nya.

Suho yang mendengar percakapan jisoo dan irene pun segera membawa tubuh istrinya kedalam pelukanya. Dia tidak ingin membela irene karena apa yang dilakukanya itu salah, dia hanya bisa menenangkanya dan menguatkanya.

"Aku tidak ingin mereka pergi" isak irene dalam pelukan suho.

"Mereka pergi hanya sebentar percayalah padaku, jisoo pun sudah berjanji padaku untuk selalu memberikan kabar padamu ataupun letta eomma nantinya" suho mengelus rambut irene lembut.

"Apa kesalahanku sangat besar sampai mereka meninggalkanku ?" Tanya irene.

Suho hanya diam memandang mata irene lalu menghapus air mata di pipinya "Kau bisa bertanya pada dirimu sendiri, kau tidak boleh egois hanya karena kebahagiaan mu saja tapi pikirkan juga kebahagiaan mereka".

• • •

Perjalanan lisa dan jisoo dipercepat menjadi malam ini karena satu dan lain hal. Untungnya mereka sudah menyiapkan apa yang akan mereka bawa nanti dibantu oleh jennie dan juga rose.

The OlderWhere stories live. Discover now