OL #1

61 22 99
                                    

Buah Pepaya enak sekaliApalagi buah ManggaBacalah cerita kedua saya iniSemoga kalian suka

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Buah Pepaya enak sekali
Apalagi buah Mangga
Bacalah cerita kedua saya ini
Semoga kalian suka..

🌿🌿🌿

.

.

.

Safraya Vio Yentranold, itulah namanya. Dipanggilnya Safa. Gadis yang tak diinginkan dalam keluarganya.

Gadis yang tak dipedulikan, namun masih tetap dituntut untuk menjadi yang terbaik. Yang dibenci oleh semua anggota keluarganya dari Papa, Mama, bahkan Kakak-kakak nya.

Ya, ia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Mempuanyai 1 Kakak laki-laki, dan 2 Kakak perempuan.

Ia menjadi anak bungsu dalam keluarganya yang pertama, dan menjadi anak sulung dalam keluarganya yang kedua.

Saat ini, Safraya baru memasuki kelas 1 SMA.

"Safraya!"

Safraya yang sedang mengerjakan PR pun tersentak kaget mendengar teriakan dari Papa nya.

"I-iya, Pah." jawab Safraya takut-takut.

"Apa-apaan ini! Kamu mendapat nilai 87 dalam ulangan Matematika? Bodoh, benar-benar bodoh!!" Pria yang dipanggil Papa itu memaki-maki Safraya, dengan amarah yang meluap-luap.

Tadi sepulang sekolah, Safraya ditanya oleh Mama nya apakah ada ulangan harian? Safraya mengangguk, lalu disuruh memberikan hasil ulangannya tersebut. Dan pastinya, Mama nya sudah memberikan kertas ulangannya pada Papa nya.

"M-maaf, Pah. Lain kali S-Safa akan be-belajar lebih giat." ujar Safa terbata.

Brakk

Papa Safraya menggebrak meja belajar Safraya dengan kuat, sehingga menimbulkan suara yang begitu keras.

"Lain kali, lain kali terus! Kamu ini memang anak yang bodoh! Lihatlah Kakak-kakak mu, mereka bisa mendapat nilai yang sangat bagus. Jauh lebih bagus dari semua nilaimu!" ucap Henry - Papa Safraya - membanding-bandingkan Safraya dengan Kakak-kakaknya.

Mama Safraya hanya menyaksikan dari luar kamar, dengan wajah datar. Begitu pula si kembar. Yap, kedua Kakak perempuan Safraya itu adalah saudari kembar.

"M-maaf, Pah."

"Sekarang kamu belajar! Jangan harap kamu akan mendapat makan malam!!" ancam Henry.

"B-baik."

Safraya segera belajar, sebelum itu ia menyelesaikan dulu PR nya. Semua ini sangat menyakitkan bagi Safa, meski ia sering mendapatkannya.

🌿🌿🌿

Our LightWhere stories live. Discover now