Hal yang tidak terduga

90 22 13
                                    

Semua Siswa dan Siswi sudah selesai menerima Ijazah mereka, para guru membiarkan murid-muridnya melakukan aktivitas lainnya seperti mengobrol, foto bersama teman, pacar, atau orang tua juga boleh.

Di momen ini lah orang tuanya Kamden dan Dabin bertemu, mereka berdua jadi malu-malu karena rasanya seperti pertemuan lamarannya Kamden dan Dabin, eeaaa. Dabin ini bukan kebelet nikah ya, cuma setiap lihat Kamden bawaannya pengen ngajak nikah.

"Eomma sama Appa bawa orang lagi, loh." Seungwan pergi ke salah satu pohon yang ditanam tidak jauh dari mereka berdiri, muncul lah dua orang menggunakan topi dan masker.

"PARHAAN, LIJEONG!" seru Dabin.

"Sttttt, dieeemmm!" Jeonghyeon membekap mulutnya Dabin yang mungkin lupa kalau dirinya dan Hanbin ini akan debut hari ini.

Dabin menepis tangannya Jeonghyeon dengan perasaan kesal, masalahnya tangannya Jeonghyeon ini besar, itu menutupi setengah wajahnya!

"Lo nggak mau foto sama gue?" tanya Hanbin, itu hanya alasannya saja supaya bisa foto bersama kembarannya.

"Mau, dong. Gue mau pamer kalau sepupu sama tetangga gue ini idol." Dabin menarik tangannya Hanbin dan Jeonghyeon supaya berdiri disebelahnya. "Kade, minta tolong fotoin!"

"Y, buruan pose." Kade menyalakan kameranya, lalu siap dengan posisinya. Kade hanya mengizinkan mengambil lima foto saja untuk mereka bertiga, harus gantian, dong.

Setelah mengambil ratusan foto, Dabin merasa kalau Kade belum foto bersamanya. Dabin bingung ini Kade alergi sama dirinya atau takut mau mengajak.

"Kade, lo nggak mau foto sama gue?" tanya Dabin, ekspresi wajahnya Kade langsung berubah seketika.

Kamden mengambil kamera yang dipegang Kade, lalu mendorongnya secara sengaja supaya berdiri disebelahnya Dabin. Hmm, jangan sampai nanti kalau fotonya sudah dicetak, Dabin masih salah pajang. Kamden ngambek kalau misalnya Dabin malah memajang foto yang bersama Kade.

"Lagiiiiii! Lo temen sebangku gue apa enggak, sih? Gitu amat sama gue!" gerutu Dabin sambil menahan Kade yang akan beranjak dari tempatnya berdiri.

Kamden cemburu? IYA! Tapi, kapan lagi kasih kesempatan untuk Kade, ya kan? Lagian Dabin sudah pernah bilang kalau lebih suka wajahnya Kamden, tidak perlu takut kalau gitu, mah.

🏠🏠🏠🏠

Dabin membuka ijazahnya, di dalam sudah ada beberapa lembar foto cadangannya. Dabin tersenyum smirk, dia buru-buru mengambil salah satu foto cadangannya Kamden dan menaruhnya di dompet. Dabin tertawa puas melihat fotonya Kamden terpajang jelas di dompetnya, disebelah fotonya pula.

"Jelek, ah. Ayo selca, nanti aku minta cetakin ke Kade." Kamden membuka ponselnya, dia siap selfie sebanyak seribu kali.

"Euumm, Kamden, aku cetakin ke mas-mas cetak foto aja, ya? Aku nggak enak sama Kade kalau itu foto mesranya kita berdua," cegah Dabin, jujur idenya lebih baik daripada melihat Kade sakit hati.

"Dabin, kamu sadar ya kalau Kade suka sama kamu?" tanya Kamden dengan nada serius.

"Aku tahu...."

Flashback

Dabin membuka kado dari Kade, sengaja dibuka ketika semua tamunya pulang karena nampak mencurigakan. Isinya hanya album foto, sih, tapi itu semua fotonya Dabin yang diambil secara diam-diam, bahkan ada suratnya juga yang dibuat secara teliti.

"Selamat Ulang Tahun, Dabin.

Maaf ya gue sudah foto lo secara diam-diam, tapi lo kelihatan cantik di semua sudut. Tolong jangan kaget kalau gue bilang gini, karena sebenarnya gue suka sama lo.

Asal lo tahu, orang yang dulu lo tembak itu bukan Kamden, tapi itu gue, bodoh. Waktu itu Kamden lagi sakit, dia titip PR dia yang ada di dalam lokernya buat dikumpulin ke guru, wkwkwk. Lucu, ya? Menurut gue sih iya. Setelah dipikir-pikir, gue tau kenapa lo salah tembak, karena lo lupa pakai kacamata, dan lo kecapean gara-gara tugas Ketua OSIS itu, hahaha.

Tapi, lo jangan merasa terbebani, waktu itu gue belum suka sama lo, dan gue tau kalau Kamden suka sama lo, mankanya waktu pulang gue langsung bilang sama Kamden kalau dia resmi pacaran sama lo. Menjelang... mungkin tiga bulan semenjak kejadian itu, gue malah suka sama lo.

Sudah dulu deh Confessnya, gue malu. Sekali lagi Happy Birthday, ya.

Kade Winston Na, 01-03-20xx"

Flashback End

"Dabin, kamu kenapa?" Kamden melambaikan tangannya di depan wajahnya Dabin yang melamun.

Dabin tersenyum, dia memeluk Kamden secara tiba-tiba, bahkan mencium kepalanya Kamden. Aneh, Dabin seperti ini seolah ada apa-apa.

"Kamden dulu nggak ada rencana mau nembak aku, kah?" tanya Dabin sambil menahan tangisnya.

"Aku mau nembak kamu waktu White Day, tapi kamunya nembak duluan, mana nembaknya ke Kade," jawab Kamden sedikit takut.

Dabin tertawa dan menangis senang secara bersamaan, dia senang Kamden mau mengakuinya.

"Dabin mau pacaran sama Kamden?"

"Mau, kok. Ayo kita pacaraaaaaannnn!" Dabin mengeratkan pelukannya sampai Kamden merasa sesak.

Walaupun merasa sesak, Kamden tidak akan diam. Kamden membawa Dabin supaya berbaring diatas kasurnya, lalu saling bertatapan mata selama beberapa detik. Kamden mengecup bibirnya Dabin berkali-kali saking senangnya, dia merasa lega karena kali ini benar-benar memiliki status pacaran bersama Dabin.


****

Halo, gaaesss. Ceritanya sudah habis, nih, tapi ide di otak aku belom habis, hiks. Kalian bakalan minat nggak kalau misalnya ini ada lanjutannya? Aku sudah ada sedikit kerangka ceritanya, kalau disini ceritanya hubungannya Doobin CP ada masalah karena orang lain, di cerita selanjutnya bakal nano-nano roller coaster karena mereka sendiri setelah 12 tahun pacaran. So, gimana? Kalau nggak setuju, aku bakalan simpen sendiri, hehehek. 😂👍

Oh iya, aku disini juga berterima kasih buat kalian yang sudah mau baca cerita aku. Awalnya aku nggak berekspetasi bakal ada yang baca, loh.Terima kasih banyak buat Dubudans sama Star Creators yang sudah mau mampir kesini ♡~

Terima kasih banyak buat Dubudans sama Star Creators yang sudah mau mampir kesini ♡~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

[✔] Awkward (Na Kamden)Where stories live. Discover now