Masalah Selesai!

81 23 3
                                    

H-1 sebelum CSAT, semua guru memberikan istirahat untuk murid yang sudah kelas 12. Pulang siang hari itu adalah momen yang sangat langka, murid SMA Swasta Changha angkatan 56 saja baru merasakannya dua kali.

Dabin membereskan bukunya dengan perasaan senang ditengah rumornya yang bertebaran, ditengah itu, dia mendengar ponselnya Kade menerima pesan. Awalnya Dabin tidak peduli, tapi mendengar Kade mengatakan kalau Kamden yang mengirim pesan malah berakhir kepo. :")

"Dabin, si Seungyeon ada di depan, lo sama Kamden lewat gerbang belakang aja, ya. Biar gue yang usir tuh nenek sihir."

Dabin memegang lengannya Kade. "Bilang sama Kamden kalau gue pulang bareng Seohyun, Daeun, sama Yeonhee, gue mau beresin hal ini," ucapnya, setelah itu meninggalkan kelasnya.

Dabin terus melangkahkan kakinya dengan cepat sebelum ketahuan Kamden. Di gerbang, dia menarik pergelangan tangannya Seungyeon secara kasar. Seungyeon berusaha menepisnya, tapi apa daya kalau tenaganya Dabin lebih kuat.

"Gue nggak ada urusan sama lo ya, jalang!"

"Gue ada, ayo ikut gue!" Dabin terus menarik Seungyeon sampai di tempat yang sepi, lokasinya lumayan jauh dari sekolah untuk menghindari mata siswa yang tidak suka padanya.

"Ah, sakit! Lo kenapa, sih?! Mau ngomongin apa sama gue?!"

"Tentang rumornya Kamden, bisa-bisanya lo balik ke dia tanpa ada rasa bersalah."

Seungyeon tersenyum smirk. "Kenapa lo ngomongin rumornya Kamden disaat ada rumor tentang lo di sekolah?"

"Rumor itu beredar karena gue cantik, badan gue bagus sampai yang lainnya insecure sama gue, hahaha. Tapi anehnya, lo kok bisa tahu ada rumor tentang gue di sekolah? Ah, jangan-jangan lo yang nyebarin itu?" Dabin memajukan sedikit badannya, itu membuat Seungyeon mundur satu langkah.

"Iya, itu gue yang nyebarin. Gue nggak suka lo nyakitin perasaan Adek gue. Ngelihat lo pacaran sama Kamden, gue cemburu kenapa dia bisa sehangat itu sama lo. Karena itu, gue beresin rumornya Kamden biar dia mau balikan sama gue, sebagai balasan lo nyakitin Jiho, gue sebarin rumor jelek tentang lo."

Dabin mengangguk paham. "Gue paham, tapi gimana ya, lo nggak akan bisa rebut Kamden dari gue. Tentu saja Kamden bisa hangat ke gue itu ada prosesnya, dan satu lagi... gue nggak banyak tingkah kayak lo, mankanya dia bisa sehangat itu sama gue," sombongnya. "Dan masalahnya Jiho, sebenarnya dia yang nyakitin hati gue. Terserah lo mau percaya apa engga, gue juga nggak masalah sama rumor gue sendiri, gue cuma khawatir sama Kamden."

"Hahaha, lo bilang gitu karena nggak ada bukti, sedangkan gue sudah kasih bukti ke semua orang kalau ada trainee idol masuk ke rumah lo. Kasihan... mankanya jadi orang jangan belagu!" Seungyeon menampar keras pipinya Dabin, benar-benar tidak main balas dendamnya.

Dabin tidak terima dirinya ditampar seperti itu, dia menampar balik pipinya Seungyeon. Dabin mendengus sebal karena Seungyeon menambahkan bubuk drama, perasaan tamparannya tidak sekeras Seungyeon, tapi malah jatuh dengan sengaja.

"Dabin!" panggil Hanbin, diikuti Lee Jeonghyeon, Kamden, dan Kade.

Seungyeon langsung berdiri sambil memegangi pipinya. "Kamden, lo lihat itu? Dabin nampar pipi gue."

"Iya, gue lihat dan denger dari awal semua kebusukan lo." Kamden menarik Dabin supaya berdiri dibelakangnya.

"Lagian lo aneh juga, orang gue ini sepupunya Dabin yang paling deket karena kita kembaran, sedangkan Jeonghyeon ini tetangganya, gitu loh, penguntit!"

"Emang nggak wajar ya kalau deket sama tetangga?" tanya Jeonghyeon ke Seungyeon.

Seungyeon hanya diam saja, di dalam hatinya geram karena banyak laki-laki yang membela Dabin.

"Noona!" panggil Jiho sambil menghampiri Kakaknya. "Sudah, jangan diterusin."

"Waaah, ini Adeknya datang juga, tapi telat, sih." Dabin menunjukkan ponselnya. "Ingat, semua omongan lo ada disini semua. Ini nggak bakal gue sebar, tapi kalau lo bertingkah sama orang terdekat gue, nggak akan segan-segan gue sebarin!"

"Lo bener-bener!" Seungyeon hendak menyerang Dabin lagi, tapi Kade menahannya dengan mudah.

"Aduh, sudah salah, berisik lagi. Jiho, bawa Kakak lo pulang," suruh Kade tanpa ampun.

Jiho membungkuk 30°, lalu menarik tangannya Seungyeon menjauh dari teman-temannya Dabin.

Kaki Dabin lemas seketika, Jeonghyeon yang daritadi berada di belakang memegangi Dabin supaya tidak jatuh. Kamden yang panik langsung menuntun Dabin supaya duduk di kursi seadanya.

"Kalian berdua kok disini?" tanya Dabin.

"Kebetulan kita jalan-jalan disekitar sini, eh, nggak sengaja lihat Kamden sama kembarannya, waktu kita hampiri ternyata lagi ngintip lo bertengkar sama cewe tadi." Hanbin memberikan sebotol air minum, keringat dinginnya Dabin banyaknya minta ampun.

"Lain kali jangan bergerak sendiri, lihat ini, kamu kan yang kena," omel Kamden.

Dabin menggeleng, "Aku takut tauk setelah denger rumor tentang Kamden, aku juga takut Kamden balikan sa–"

"Nggak, Dabin. Kamu nethink terus sama aku, ah, nggak sukaaaa." Kamden memeluk Dabin, yang lainnya juga ikutan sampai Dabin merasa sesak.

"Iihh, jauh-jauh kalian semua, ntar gue dikira pick me!" Dabin mendorong semuanya supaya melepaskan pelukannya, terkecuali Kamden :3

"Aelah, bocah satu ini. Lo bukan pick me, tapi temen lo yang paling deket memang kita," ucap Jeonghyeon menenangkan hatinya Dabin.

"Biasah, Dabin emang takutan, baperan juga," ejek Kade.

"Kade emang minta dihajar." Kamden mengangkat kepalan tangannya, siap menghajar sang kakak.





[✔] Awkward (Na Kamden)Where stories live. Discover now