Bertemu Orang Tuanya Kamden

117 28 9
                                    

Dabin sudah berada di depan rumahnya Keluarga Na. Sebenarnya Kamden kemarin mengatakan akan menjemputnya pukul sepuluh pagi sekalian ke gereja juga, tapi Dabin akan suprise dengan datang dua jam lebih awal, dia penasaran bagaimana penampilannya Kamden di hari minggu jika tidak ada jadwal date bersamanya.

Ding dong....

Tak lama pintu terbuka, Dabin sangat yakin kalau itu Mamanya si kembar. BUJHEETTT, CANGTIP SEKALI!

"Aduh, pagi-pagi sudah kedatangan tamu cantik. Ada keperluan apa, cantik?" tanya Mama Na, dipuji seperti itu membuat Dabin semakin gugup.

Dabin membungkuk 30° untuk menyapa Mama Na. "Saya Park Dabin, pacarnya Kamden."

"Omo...." Mama Na menutup mulutnya tidak percaya dan menarik tangannya Dabin masuk kedalam rumah.

"Mama, tau kaos a-"

Dabin membulatkan matanya melihat pemandangan di depannya. Kamden... Kamden baru selesai mandi. OMAGAAADDDD, matanya Dabin tidak suci lagi gara-gara melihat Kamden hanya memakai handuk yang dililitkan ke pinggang saja. 😱

Kamden lari terbirit-birit ke kamarnya. Dengan gerakan super cepatnya, Kamden memakai baju apapun yang terlihat bagus di matanya Dabin, tidak lupa menyisir rambut supaya terlihat rapi dan tidak lupa menyemprotkan parfum di area yang membuat wangi parfumnya awet.

Kamden kembali ke lantai satu dengan penampilan yang lebih rapi, tidak ada yang mengetahuinya karena semuanya masih sibuk di dapur. Hmmm, Kamden bisa melihat Dabin akan menyuapkan satu sendok minuman yang baru saja dibuat ke Kade. Kamden harus cepat-cepat merebut posisi itu!

"Euummm...." Kamden mengecap minumannya supaya rasa minumannya terasa. "Terlalu manis."

"Oh, iyakah? Perasaan tadi gulanya pas, deh." Dabin hendak menambahkan sedikit air lagi kedalam minumannya, tapi langsung ditahan sama Kamden.

"Terlalu manis, soalnya aku cobanya sambil lihat wajah kamu," gombal Kamden, langsung mendapatkan hadiah tendangan dari Kade.

"Gara-gara gombalan lo, minumannya hampir aja dibuat campak sama Dabin! Enyah aja lo!" Kade membawa Kamden bersamanya, lebih baik yang cowo menimbrung saja bersama Papa.

"Dabin, Aunty denger dari si kembar, katanya kamu habis operasi, ya."

"Hehehe, iya, Aunty. Tapi sekarang sudah sehat, kok."

Mama Na mengangguk, "Oh iya, Aunty juga suka pewangi pakaian buatannya Dabin."

"Hehehe, kebetulan Dabin punya sepupu yang dulunya sekolah di jurusan Akomodasi Perhotelan, di sekolahnya diajarin cara bikin pewangi pakaian juga, jadinya Dabin minta ajarin."

"Waah, Dabin pasti gabut, gabutnya bermanfaat ya, nggak kayak si kembar."

Dabin memegang kedua tangannya Mama Na. "Aunty, tolong jangan bilang gitu, gitu-gitu Kamden sama Kade murid terbaik di sekolah."

Mama Na tersenyum, "Suka deh sama Dabin, semoga langgeng sampai menikah sama Kamden, ya."

"Ah, Aunty bisa aja, maunya sih gitu, hehehe." Dabin menutup kedua pipinya, senang sekali dirinya diterima dengan baik disini.

"Ayo ke ruang tamu, pasti Uncle pengen tanya-tanya tentang kamu," ajak Mama Na.

21.00 PM

Kamden sudah selesai mengoreksi semua pekerjaannya Dabin, benar semua, yang berarti Dabin sudah paham dengan semua materinya. Ternyata Dabin orangnya tipe belajar dengan cepat, buktinya hari ini bisa menyelesaikan semua materi yang tertinggal.

"Gimana?" tanya Dabin takut-takut.

"Bener semua, kamu pinter, deh."

Dabin tersenyum sombong, "Kepala aku dielus, dong."

Kamden tersenyum simpul dan mengelus kepalanya Dabin. "Kamu pasti capek, ayo aku anterin pulang."

"Okay...." Dabin memasukkan bukunya kedalam tas, lalu mengikuti Kamden pergi ke ruang tamu untuk berpamitan dengan orang tuanya si kembar.

Setelah pamit, Kamden memanaskan motornya yang sejak pagi tadi belum digunakan sama sekali. Sambil menunggu mesin motornya panas, Dabin memakai helmnya dan menaiki motor dibantu Kamden.

🏠🏠🏠🏠

Dabin menghela nafasnya melihat rumahnya masih gelap, yang berarti Chanyeol dan Seungwan belum pulang. Ah, padahal tadi bilangnya pukul delapan sudah pulang....

"Kok kamu nggak bilang kalau Uncle sama Aunty belum pulang?" tanya Kamden, dia panik kalau Dabin harus di rumah sendirian. Semenjak kejadian kemarin Kamden benar-benar tidak bisa meninggalkan Dabin sendirian.

"T-Tadi bilangnya jam delapan sudah pulang." Dabin menundukkan kepalanya, "Kamden kalau mau pulang nggak papa, kok. Eomma sama Appa paling pulang tengah malam."

Kamden menghela nafasnya, dia menyuruh Dabin membuka pintu rumahnya. Saat pintu terbuka, Kamden menyalakan seluruh lampu ruangan yang ada di rumah ini, dengan begini Dabin tidak akan ketakutan.

"Kalau takut langsung telfon, aku bakalan nemenin kamu sampai tidur. Karena kamu cewe, buat jaga-jaga jangan lupa taruh benda pertahanan diri di deket kasur, ya."

Dabin mengangguk paham. "Makasih, ya."

"Bukan apa-apa." Kamden memeluk Dabin. "Sebenarnya aku nggak tega ninggalin kamu sendirian."

"Aku nggak papa, kok. Jangan khawatirin aku."

Kamden mengeratkan pelukannya, dia benar-benar tidak bisa meninggalkan Dabin sendirian, rasanya berat mau meninggalkan rumah ini.

"Pulang gih, makasih banyak ya, Kammy! Sampai ketemu besok~" Dabin melepaskan pelukannya, lalu melambaikan tangannya bersamaan dengan senyuman manisnya.

Kamden juga ikut tersenyum, senyumannya menular, sih, hehehe. Aaaa, nggak tega ninggalin Dabin sendirian. :(



[✔] Awkward (Na Kamden)Where stories live. Discover now