Sepupunya Dabin

164 39 0
                                    

Kamden memegang pipinya Dabin menggunakan punggung tangannya, panasnya lebih tinggi dibanding kemarin. Untung saja Kamden bilang sama Mamanya kalau Dabin lagi sakit, jadi Kamden bawa buah tangan berupa minuman herbal penurun demam dan bisa menyembuhkan flu.

"Aku berangkat sekolah dulu, pulang sekolah nanti mampir lagi. Jangan lupa diminum, ya."

Dabin mengangguk lemas. "Mau dipeluk sama dielus."

Kamden mengelus tengkuknya, ragu mau melakukan itu, tetapi setelah melihat wajah melasnya Dabin... Kamden memutuskan untuk melakukannya. Kamden memeluk dan mengelus kepalanya Dabin yang terbungkus selimut karena kedinginan. Kalau boleh, Kamden ingin memeluknya lebih erat saking gemesnya.

"Cepet sembuh, ya. Mama pengen ketemu sama kamu hari minggu besok."

"Okay. Semangat sekolahnya, Dabin-ie sayang Doobin-ie!"

Seperti biasa, gerak-geriknya Kamden langsung kaku disaat itu juga. Saking malu dan kakunya, Kamden langsung kabur meninggalkan Dabin yang sedang tersenyum.

Dabin tertawa gemas di dalam selimut, gerak-geriknya Kamden selalu saja lucu, jadi imutnya effortless gitu, kan jadi gemes.

12.00 PM

Sungguh hari yang menjengkelkan, Chanyeol dan Seungwan pergi bekerja bersama seperti kemarin, bedanya kali ini siang hari, kalau kemarin dini hari.

Berhubung Dabin sakit, Chanyeol meminta tolong keponakannya yang kebetulan sedang libur latihan, namanya Park Hanbin, musuh bebuyutannya Dabin. Walaupun musuh bebuyutan, mereka akrab dan secara tidak langsung dijuluki kembar.

Bagaimana tidak kembar kalau tanggal lahir mereka sama, bedanya Hanbin lahir di siang hari, sedangkan Dabin di malam hari. Karena hal itu, Chanyeol dan Hyungsik janjian memberikan nama yang hampir sama, tetapi tidak begitu terlihat kalau itu sama.

"Nonton TV bae lo, buburnya dimakan, keburu dingin." Hanbin mengusap wajahnya Dabin kearah bawah.

Dabin menoleh kearah samping dan melototinya, disaat Hanbin akan mengisenginya lagi... "EOMMA, HANBIN NAKAL!" adunya.

"Haduuh, kalian ini bertengkar terus, tapi kalau nggak ketemu seminggu sudah kangen. Nih, buat jajan, Eomma sama Appa berangkat kerja dulu." Seungwan mencium pipinya Dabin seperti biasanya, begitu juga dengan Chanyeol.

"Dadah, Eomma, Appaaaa...." Dabin melambaikan tangannya dan tersenyum. Sekarang sudah bisa senyam-senyum berkat minuman yang diberikan Mamanya Kamden, gaes.

"Idih, sok imut lo," ejek Hanbin.

"Lah, emang imut gini, mankanya Kamden mau sama gue!"

"Cowo kalau cari cewe tuh yang cantik jugaaa."

Dabin menunjuk dirinya sendiri. "Gue nggak cantik gitu?" tanyanya, melihat tidak ada respon, dia memukul Hanbin menggunakan bantal sofa berkali-kali. "Lo bilang gue jelek, huh? Memangnya lo ganteng kayak kakak kelas lo yang namanya Sung Hanbin itu? Nama aja sama, wajah sama kelakuan beda, dan sekarang lo ngejek gue jelek, huh?"

"Ampun, nyai!"

"Ampun lo bilang? Rasain ini!" Dabin hendak memukul Hanbin lagi, tetapi tidak jadi ketika merasakan sakit di perutnya.

"Lo semakin kuning, kapan operasinya?" tanya Hanbin, kali ini dia serius. Kulitnya Dabin ini kan putih, kali ini agak kuningan sedikit, tapi tidak sekuning itu.

"Hari minggu habis dari rumahnya Kamden, gue langsung masuk RS, terus besok paginya operasi." Dabin mengusap air matanya, perutnya benar-benar nyeri.

"Pacar lo tau?" tanya Hanbin lagi, keterlaluan sih kalau tidak tahu, kalaupun tidak diberitahu, seharusnya sadar kalau kulitnya Dabin semakin kuning.

"Nggak, gue nggak mau dia khawatir."

Hanbin menghela nafasnya, "Gue nggak bisa apa-apa kalau gini. Hari senin gue izin setengah hari, gue bakalan jenguk lo."

"Nggak usah repot-repot, latihan aja, fokus debut...." lirih Dabin.

20.30 PM

Sesuai yang dikatakan Kamden tadi pagi, dia datang lagi sepulangnya sekolah. Kamden mengecek suhu tubuhnya Dabin, demamnya sudah turun, bahkan hidungnya tidak se-merah tadi pagi.

"Kamu sudah baikan, kalau gitu aku pulang. Jangan lupa hari minggu, ya," pamit Kamden.

Dabin mengangguk. "Minta tolong sampaikan terima kasih ke Mamanya Kamden, berkat minuman herbalnya, aku mendingan, hehehe. Oh iya, hoodienya Kamden aku kembalikan besok. Nanti waktu Kamden sampai rumah, euummm, jangan lupa belajar, tapi kalau capek jangan dipaksakan, ya. Ingat, kita mau ujian akhir semester sama CSAT, jangan sampai sakit kayak aku, nggak enak tau! Pokoknya Kamden harus jaga kesehatan, mulai besok aku bawakan bekal biar makanannya sehat."

"Okay." Kamden mengelus kepalanya Dabin, lalu pergi meninggalkan Dabin dan Hanbin berduaan di dalam rumah.

"Gilak, lo sama pacar lo mirip sama gambar ini tau gak!" seru Hanbin sambil menunjukkan layar ponselnya.

Dabin tersenyum, "Bener, dan yang bikin gue semakin suka sama dia, walaupun gue banyak bacot gini, dia selalu dengerin sambil natap mata gue, jadi merasa dihargai banget gituuu

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

Dabin tersenyum, "Bener, dan yang bikin gue semakin suka sama dia, walaupun gue banyak bacot gini, dia selalu dengerin sambil natap mata gue, jadi merasa dihargai banget gituuu."

"Pantes lo bulol sama dia," ejek Hanbin, mulai lagi.

"Yang pacarannya gagal, diem!" ejek Dabin sebagai pembalasan. "Ayo makan camilan, mulut gue capek bertengkar sama lo terus," ajaknya.

Hanbin hanya mengangguk, kapan lagi ada camilan gratis, pikirnya. Pokok kalau main di rumahnya Dabin ini enak, selalu banyak camilan. Nggak heran sih, orang tuanya sama-sama kerja, Dabin anak satu-satunya, uangnya buat siapa lagi kalau bukan untuk mereka sendiri, orang tua mereka, dan Dabin?




[✔] Awkward (Na Kamden)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα