20

1.6K 49 1
                                    

Sehabis seharian kemaren di kota sebelah, Erlan dan Ira akan balik pulang kembali. Dengan membawa oleh-oleh khas kota disana.

Sebenarnya urusan Erlan belum selesai kalau cuma sehari, tapi karna rayuan sang istri yang terus menangis karna ia cuekin, berakhirlah Erlan harus lembur sampai larut malam.

Setelah selesai dengan urusan kantornya Erlan dan Ira menginap di hotel. Itupun cuma sebentar hanya enam jam saja dari jam 12-5. Karna pagi nya mereka akan pulang.

Setelah mereka habis mandi dan sholat subuh, mereka sedang sarapan dengan makanan yang habis mereka pesan.

Terlihat selesai makan Erlan masih terkapar di kasur, sepertinya sedang lelah sekali.

Mata panda tercetak jelas di wajah tampan Erlan membuat Ira merasa bersalah. Tapi apa boleh buat kalau ia disini ia hanya di cuekin dan selalu merasa cemburu kalo melihat karyawan-karyawan suaminya yang dengan lantangnya mengagumi suaminya.

Ira duduk di tepi kasur mengusap lembut lengan suaminya.

"Mas, maafin adek ya. Gara-gara adek mas jadi lembur semalem"

Mendengar lirihan istrinya membuat Erlan membuka matanya, dan tersenyum tulus.

"Sayang, udah ya jangan salahin diri sendiri terus. Mas nggak papa kok" Erlan bangkit dari tidurnya lalu mendekap tubuh mungil istrinya.

"Seharusnya mas yang harus minta maaf sama adek, karna kemaren udah buat adek cemburu. Mas nggak bermaksud sayang...mas hanya sedang mengurusi masalah kantor ini dengan mereka-mereka" lanjutnya mengusap pipi Ira.

"Iya mas, adek udah nggak papa kok. Kita pulang sekarang ya!" ucap Ira mengecup rahang Erlan.

"Iya sayang, ayo" Erlan berdiri lalu membawa tas yang berada di dekat pintu. "Ini biar mas yang bawa!"

Ira mengangguk, ia menggandeng tangan Erlan yang kirinya, karna yang kanannya membawa tas.

Berjalan keluar hotel dan menuju mobil. Erlan menaruh tas nya di bagasi, lalu menggiring istrinya untuk duduk.

Setelah melihat istrinya yang sudah nyaman dengan duduknya Erlan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sekitar kurang lebih empat jam mereka menempuh perjalanan. Karna lumayan jauh dari kota tetangga.

Erlan membawa mobilnya menuju ke rumah orang tuanya untuk memberikan oleh-oleh yang ia beli, baru setelah itu Erlan akan pergi ke rumah mertuanya juga.

Beberapa jam akhirnya mereka sudah sampai dipekarangan rumah mama Sari dan papa Reno. Terlihat banyak motor yang berjejer rapi, mungkin ada tamu pikir mereka.

Erlan berjalan dengan merangkul pinggang Ira, dan Ira menenteng plastik yang berisi makanan.

"Assalamu'alaikum" ucap Erlan dan Ira bersamaan.

Tak berselang lama pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya dengan gamis ala rumahan dan hijab lebarnya.

"Wa'alaikumsalam. Masya Allah kalian, ayo masuk nak!" ucap mama Sari setelah mereka selesai melakukan salim dan pelukan singkat.

Erlan dan Ira membuntuti mama Sari. Terlihat banyak wanita-wanita paruh baya yang sedang duduk ruang tamu.

Tau kalau mamanya sedang ada teman arisannya, Erlan tak ikut nimbrung ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sebelumnya Erlan sudah membisikkan istrinya kalau ia mau kekamar lebih dulu, dan itu dijawab anggukan oleh istrinya.

Ira menyalimi tangan wanita itu satu persatu. ada yang berdandan menor, ada yang sederhana, ada yang makai gelang banyak sampai mengenai sikunya, dan ada yang menyambutnya dengan senyuman ramah ada juga yang menatap tak suka kepadanya.

"Ini mantu mu mbak?" Tanya wanita yang berdandan menor.

"Iya, namanya Ira, cantik kan mantuku ini" ucap mama Sari sambil memeluk Ira dari samping. Ira hanya tersenyum tapi ia juga membalas pelukan mertuanya.

"Masih cantik kan mantuku mbak, apalagi sekarang mantuku sedang hamil muda jadi aura kecantikannya bertambah deh" ucap wanita berdandan menor itu.

"Dia udah hamil mbak?" Tanya wanita yang memakai gelang sampai siku itu sambil melirik ke Ira.

"Belum, mereka kan baru nikah bulan lalu" jawab mama Sari mengelus tangan Ira, ia sudah tau gelagat temannya itu.

"Loh mantu saya juga baru dua bulan nikah loh mbak tapi dia udah hamil sekarang!" sahut wanita yang memakai baju mewah.

"Emang dia udah berapa bulan mbak?" Tanya wanita yang memakai gelang sampai siku.

"Tiga bulan" jawab mama Sari.

"Lama situ ya berarti. Atau jangan-jangan dia nunda kehamilannya mbak!!" ucap wanita yang memakai baju mewah sambil melirik ke Ira, yang di lirik hanya menundukkan kepala.

Mama Sari menatap ke arah mantu nya yang sedang menundukkan kepalanya, segara ia mengusap bahu mantu nya itu.

"Enggak, emang belum rezekinya aja makanya belum hamil, yang penting mantu ku sehat dan bahagia itu udah seneng buatku. Aku juga nggak terlalu terburu buat gendong cucu mbak" ucap mama Sari. Ia membisikkan sesuatu ke menantunya,

"Nak, samperin suamimu aja ya" bisik mama Sari mengelus kepala Ira yang terbalut hijab.

Ira mengangguk "Ira pamit ya ma" bisiknya ke sang mertua dan langsung diangguki mertuanya.

VOMEN⭐⭐⭐

MY TEACHER MY HUSBAND [END]Where stories live. Discover now