15. Laba-Laba Kecil

114 22 5
                                    

Seekor laba-laba kecil terlihat sedang mengawasi sesuatu dari atas sebuah peternakan. Uniknya, yang dia awasi bukanlah mangsanya ataupun calon pasangan kawinnya.

Di bawah sana, terlihat dua orang anak laki-laki yang sedang tertidur pulas. Terlepas dari betapa mencoloknya mereka, ini bukanlah pemandangan yang asing di dalam sebuah peternakan. Sebagian orang tidak memiliki tempat tinggal, sehingga mereka menginap di kandang sapi seperti ini.

Dan kedua bocah laki-laki ini sama. Mereka sedang dalam perjalanan, dan mereka berdua membutuhkan uang untuk membantu kelangsungan hidup.

Maka dari itu, dua orang yang bernama Kirito dan Eugeo ini bekerja membantu sang pemilik peternakan. Selain itu, mereka berdua juga hendak mendaftarkan diri di turnamen berpedang Zakkaria—dengan harapan bisa menjadi pasukan penjaga kota.

Tempat ini memang tidaklah ideal untuk tidur, dan akan lebih baik kalau mereka tinggal di penginapan kota saja. Walaupun begitu, sejauh dari pengamatan sang laba-laba, tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka berdua sedang berusaha untuk menjadi sehemat mungkin.

Eugeo memiliki rambut kuning dan mata berwarna hijau, tipe yang sering ditemui di sini, bagian utara. Sedangkan Kirito memiliki rambut dan mata berwarna hitam... yang mana justru sering muncul di bagian timur atau selatan, bukannya di sini. Berkat «Great Wall of Indomitable» yang memisahkan Human Territory menjadi empat bagian, ras manusia menjadi lebih sedikit dan mudah untuk diatur.

Meskipun begitu, populasi di Human Territory semakin membengkak setiap harinya, mungkin hal seperti ini akan mulai lebih sering terjadi. Dan Kirito adalah bukti nyata dari keunikan ini.

Laba-laba kecil ini hanya memperhatikan mereka berdua, dan tidak membuat suara sedikitpun. Namun, entah kenapa, bisa terlihat kalau laba-laba tersebut sedang merasa sedikit kesal.

Dan itu memang benar, bahwa makhluk berkaki delapan ini merasakan kesal hanya karena memperhatikan Kirito dan Eugeo. Laba-laba itu bukanlah laba-laba biasa; dan dia terus mengawasi mereka bukan hanya karena ketertarikan belaka. Ada orang lain yang memerintahkannya.

Orang tersebut, dia panggil dengan sebutan Master. Orang yang telah dia puja dan kagumi selama dua ratus tahun lamanya. Yang sudah menyelamatkannya di masa lalu, pada pertemuan mereka.

125 hari yang lalu, dia diperintahkan oleh Master untuk mengawasi kedua orang ini. Dia sudah jauh-jauh pergi dari Central Cathedral, dan pada awalnya dia merasakan kekecewaan yang begitu beratnya.

Tidak, itu hanya melebih-lebihkan saja. Walaupun memang benar adanya laba-laba itu merasa kecewa pada pertama kalinya menemui kedua bocah ingusan besar ini.

Secara penampilan, mereka tidak terlihat spesial. Mereka tidak terlalu berbeda dengan remaja seumuran mereka, dan kebetulan fisik mereka hampir sama persis, seakan mereka berdua ini adalah saudara kembar. Terlebih lagi, kemampuan mereka dalam membuat rencana dan menghindari bahaya sedikit berada di belakang.

Namun... seiring waktu berjalan, ia merasa kalau dia mulai mengerti alasan mengapa Masternya meminta si laba-laba mengawasi mereka.

Ketidakpatuhan dan sikap sembrono mereka hanyalah bagian dari rasa ingin tahu mereka. Terlebih lagi, bocah berambut hitam itu memiliki imajinasi dan pergerakan yang luar biasa. Sudah berkali-kali dia mengkhawatirkan kalau anak ini akan melanggar Taboo Index karena itu.

Namun, dia percaya kalau bocah ini bukanlah orang yang seperti itu. Tidak ada alasan baginya untuk melakukan tindak kejahatan.

Bocah berambut hitam itu dengan seenaknya mengganti posisi, dan memperlihatkan pusarnya. Merasa geram, laba-laba itu kemudian menggunakan Sacred Arts-nya untuk menghembuskan angin kepada tumpukan jerami di dekatnya, menjatuhkannya tepat di pusar anak laki-laki itu, memberikannya sedikit kehangatan.

Trap Reincarnation : ASTOLFO (SAO FANFIC)Where stories live. Discover now