11.

682 96 24
                                    

|||

Aku menghentikan mobilku, tidak sengaja melihat mobil jennie saat dalam perjalanan menuju kantor polisi, jennie masih saja menggunakan mobil lamanya, dia mengatakan hanya akan menggunakan mobil baru jika tidak sedang bekerja atau libur. Kami memang jarang sekali berangkat bersama terkadang dia pergi lebih pagi atau aku sebaliknya, kami bergantian bertugas mengantar anak-anak kami.

Kantor polisi memanggilku untuk memberikan keterangan lanjut perihal laporan tuntutanku beberapa hari lalu tentang penipuan yang distributor farmasi lakukan pada rumah sakitku. Mobil itu terlihat baru saja mengisi bahan bakar, aku bergegas mengikuti mobil tersebut memutar balik arah mobil.

Bukankah kau seharunya berada dirumah sakit menjaga piana, jennie.

Tidak lama, mobil tersebut berhenti disebuah coffee shop, betapa terkejutnya aku saat seorang pria keluar dari pintu kemudi.

Hati dan pikiranku kacau, otakku seketika berhenti bekerja, mengapa seorang pria, aku kembali memastikan nomor mobil yang tercetak, sangat jelas itu adalah plat nomor mobil istriku, jennie. Baru saja aku akan keluar dan menghampiri mobil tersebut, pria itu sudah kembali dengan 2 buah cup coffee ditangannya.

Sialan !.

Aku tidak dapat menahan emosi dan amarahku, ternyata kau tidak dirumah sakit jennie, kau justru berkeliaran saat aku pergi, kau sengaja mencuri waktu ditengah kesibukanku. Terlalu banyak alasan yang kau berikan atas mobilmu, terakhir kali kau mengatakan mobilmu berada dibengkel 2 minggu lalu dan aku percaya namun kini aku melihatnya berjalan dikeramaian dengan seorang pria yang mengemudikannya.

Tidak lama mobil tersebut masuk kedalam basement sebuah apartment cukup mewah tidak jauh setalah aku mengikutinya dari coffee shop.

Apa yang kau lakukan jennie dan siapa pria itu ? Kau berselingkuh dibelakangku, sialnya aku tidak mungkin masuk, beberapa panggilan terus berdering diponselku, aku hanya bisa melampiaskan amarahku dengan memukuli stir mobil.

Apa yang kau lakukan disana, pantas saja kau selalu sibuk dengan ponselmu, clientmu, terlalu banyak alasan dan kebohonganmu jennie, apa itu juga alasanmu seringkali pulang malam beberapa waktu terakhir.

Aku tidak perduli dan bergegas turun dari mobil, apa kau memiliki unit di apartment ini ? Aku akan segera memeriksanya melalui resepsionis disana. Langkahku begitu gusar, deruan nafasku bahkan bisa kurasakan sendiri sungguh berat, jennie mengecewakanku.

"Selamat sore, ada yang bisa kami bantu ?"

"Bisakah aku meminta nomor unit atas nama Jennie Rubyjane, aku lupa ponselku mati maaf merepotkan"

Resepsionis segera memeriksa melalui komputer dihadapannya, mataku mengedar kesegala arah mencari keberadaan mereka namun sayangnya tidak ada, mereka pasti sudah masuk melalui lift dari basement.

"Maaf tidak ada atas nama Jennie Rubyjane"

Sial, mengapa tidak ada atau mungkin pria itu yang memiliki unit ini. Ponselku terus bergetar didalam blazer, aku tidak memiliki waktu saat ini, aku akan mengurusmu setelah ini, kau tidak akan bisa berlari jennie.

"Terima kasih, permisi"

Aku bergegas kembali dengan perasaan kalut, dengan cepat meraih ponsel dan mereject panggilan tersebut, yang aku ingin lakukan hanya melampiaskan amarahku tepat dihadapannya.

Aku mencoba menghubungi jennie namun dia tidak menerima panggilannya, dua, tiga kali dan masih dia tidak menerima panggilannya. Tidak mungkin aku mengetuk seluruh pintu unit apartment ini, sialan. Bahkan aku membanting pintu mobilku gusar, mungkin orang disekitar melihat sikapmu dan aku tidak perduli.

Tentang Paris Dan Piana JENLISA  GxGWhere stories live. Discover now