•Chapter 10 •

Mulai dari awal
                                    

Flashback on

"Nana sayang~" panggil Mami.

"Iyya, Mami?" jawab Nael kecil. Ia masih berumur 3 tahun.

"Lihat." Mami menunjukkan sebuah kotak.

"Eung??" Nael memiringkan kepala nya.

"Ini hadiah buat Nana dari Mami."

"WOAHH!! NYANYA CCUKA HADIAH!" Nael kecil menyebutkan diri nya Nyanya, padahal sudah diajarkan berkali-kali untuk menyebutkan dirinya Nana tetapi, tetap saja Nyanya. Nael kecil mengambil sebuah kotak tersebut.

"Nyanya ccuka hadiah! Yeyy!" Nael kecil membuka kotak tersebut.

"Woahh! Gelas, ada gambar Nyanya!" ia mengambil nya dan menunjukkan kepada Mami nya.

"Hahah! Iya, Sayang. Ada gambar Nana di situ."

"Nyanya mawuu pakai gelas inii ccajaa! Ndda mawu yan lain!" Nael kecil memeluki gelas tersebut layak nya boneka.

"Iya, Nana. Nana pakai terus yya? Kalau bisa, Nana jaga jangan sampai pecah okey?"

"Othee!"

Flashback off

"Hiks.., Mami berpesan buat jaga gelas ini jangan sampai pecah, tapi sekarang sudah pecah. Hks, Nana minta maaf, Mami." Nael menangis sesenggukkan. Karena, menurut nya ia telah berjanji agar terus menjaga gelas tersebut. Tetapi, kini saja sudah pecah. Mungkin menurut yang lain itu hanya gelas biasa, bagi Nael itu adalah gelas spesial dari ibu nya. Saking spesial nya, bahkan ada gambar Nael kecil di gelas nya.

Cklek!

"Dek Na-- kamu kenapa nangis?!" Jav yang baru masuk ke kamar Nael pun terkejut melihat Nael yang menangis dan langsung membawa Nael kedalam dekapan nya.

"Gelas dari Mami pecah huwaaaa! Entah siapa yang memecahkan gelas ini. Nael masuk kamar gelas ini sudah pecah hiks."

Jav melihat gelas tersebut. Ia tahu, bahwa gelas ini gelas kesayangan Nael sejak kecil sampai sekarang sekaligus hadiah spesial dari ibu nya. Jav ingin menenangkan Nael dengan membeli yang baru tapi, ia tidak tahu bagaimana caranya.

"Sstt, udah yaa? Nanti beli yang baru."

"GAK BISA! GELAS INI PEMBERIAN DARI MAMI, JELAS BEDA KALAU BELI YANG BARU HKS!"

Menurut Jav benar juga apa yang dibilang oleh adiknya. Ia hanya bisa menenangkan Nael dengan pelukan.

"Eumm, gelasnya disimpan aja, Na, walaupun udah pecah. Buat kenang-kenangan." Jav memberi saran kepada Nael. Nael berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepala nya.

"Tapi Nana udah gak bisa pake gelas ini lagi.."

Jav hanya diam, ia tidak tau ingin menjawab apa. Suara tangisan pun menghilang. Nael tertidur di pelukan Jav dan Jav yang melihat itu pun terkekeh.

"Andai Mami ada disini, mungkin bisa membeli gelas baru yang sama untuk Nana. Nana udah besar, Ma. Ia semakin kuat, walaupun terkadang ia menangis karena di bully dan dibenci beberapa orang sampai terluka. Maafin Jav, Mami, belum bisa jaga Nana dengan benar, belum bisa jadi kakak yang baik buat Nana." gumam Jav sembari mengelus lembut pipi Nael. Setelah itu Jav membawa Nael ke ranjang nya dan meninggalkan kamar Nael.

The Empire Of Mafia || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang