5. Kembalinya Dia

314 16 3
                                    

Di sebuah bandara, ada segerombolan orang-orang yang baru saja dipulangkan paksa dari sebuah negara karena tidak memiliki izin tinggal. Dan salah satunya adalah Aura, wanita itu terlihat menutup wajahnya dengan masker agar tidak diketahui oleh orang-orang. Setelah pergi dengan penuh kesombongan meninggalkan negara Indonesia. Kini wanita itu harus menjilat ludahnya sendiri setelah berjanji tidak akan kembali lagi ke negara tempat kelahirannya.

Setelah segala urusan telah selesai, Aura tampak kebingungan. Ia tak tahu harus pulang ke mana. Ia tidak memiliki siapapun di negara ini. Bahkan rumah untuk pulang pun tidak ada. Lantaran sebelum pergi ke Amerika rumah dan segala propertinya telah dijual.

Mengembuskan nafas panjang. Wanita yang tampak kurus kering itu berjalan tak tentu arah sambil membawa sekoper pakaian. Penampilannya jauh berbeda dengan Aura yang sebelumnya. Wanita itu bertubuh kurus kering hingga tulang pipinya terlihat menonjol, matanya tampak sayu, rambutnya kusut, dan wajahnya kusam. Banyak hal yang ia lalui di negera Amerika yang sangat ia bangga-banggakan. Ternyata di sana tidak seindah ekspektasinya. Beruntung ia masih bisa pulang ke Indonesia. Meskipun ia tak memiliki apa-apa disini, tapi setidaknya biaya hidup disini jauh lebih murah dibandingkan dengan negara Amerika.

Aura berharap netizen Indonesia sudah melupakan perkataannya sembilan tahun yang lalu. Dan orang-orang bisa menerima dirinya kembali ke dunia hiburan. Tapi apakah bisa?

Aura berusaha menghubungi nomor telepon Nita, manajernya dengan meminjam ponsel seorang pria. Namun sayang, nomor ponsel Nita tidak aktif. Aura tak tahu harus menghubungi siapa lagi. Lantaran ia tidak punya teman sama sekali.

Namun nama Sean terlintas dibenaknya. Pria itu satu-satunya yang ia kenal di sini. Aura berharap pria itu mau membantunya. Dengan uang pemberian seseorang, Aura memesan taksi online dengan tujuan ke kantor mantan suaminya.

Di depan kantor mantan suaminya, Aura tampak menunduk lantaran takut ketahuan oleh orang-orang. Rasa gengsinya masih saja tinggi. Malu kalau sampai semua orang tahu kalau ia kembali ke Indonesia dalam keadaan mengenaskan seperti ini. Meski ragu dan takut, tapi Aura tidak ada pilihan lain. Ia butuh bantuan seseorang sekarang ini. Dan orang itu berada di dalam gedung pencakar langit di depan matanya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, orang yang ingin Aura temui akhirnya keluar kantor dengan mengendarai mobil. Tanpa pikir panjang, Aura langsung membuka maskernya lalu melambaikan tangannya.

Beberapa detik kemudian mobil itu berhenti.

"Aura?" Sean dengan raut wajah ragu.

Senyum Aurapun terbit, ia menghela nafas lega lantaran Sean masih mengenalinya. Wanita itu mendekati mobil dengan susah payah membawa koper.

"Kita bisa ngobrol sebentar?"

***
Di sebuah restoran Sean dan Aura duduk berdua. Mengamati keadaan restoran terlebih dahulu sebelum Aura membuka maskernya.

"Tenang aja, ini restoran temen saya, kamu nggak usah takut ketahuan. Karyawan disini nggak akan kepo," ujar Sean.

"Kamu apa kabar?" tanya Sean.

"Kurang baik," sahut Aura lirih. Lalu Aura mengamati penampilan Sean yang tampak lebih segar dari terakhir kali ia bertemu dengannya sembilan tahun yang lalu.

"Kelihatannya kabar kamu baik, ya?"

"Iya," sahut Sean dengan penuh semangat. Tentu saja kabarnya baik, karena sekarang ia memiliki keluarga yang sangat bahagia. Istri yang menggemaskan dan anak-anak yang lucu.

"Begitu ya," ujar Aura tampak kecewa. Ia pikir setelah kepergiannya, Sean akan merasa kehilangan dan terpuruk. Tapi kenyataannya malah sebaliknya. Sean hidup dengan bahagia sementara dirinya hidup nelangsa.

Aku Bukan Istrimu 2Where stories live. Discover now