14

2.1K 61 2
                                    

Erlan sedari tadi tak berhenti senyum karna permintaan istrinya.

Setelah melakukan sholat isya' mereka melakukan hubungan yang biasa dilakukan suami istri.

Mereka belum melakukan dari malam pertama, karna sama-sama kecapean jadi ditunda dulu.

Sebelum benar-benar melakukan Erlan mengajari Ira bagaimana tata cara yang benar sebelum berhubungan.

"Sayang" Erlan membelai pipi Ira.

"Dalem mas" Ira mengelus rahang tegas suaminya.

Ekhem biar mereka yang mulai sendiri author nggak mau ngasih tau rahasia mereka.

***

Pagi 07.45

Pasutri yang sehabis menaiki puncak surga dunia kini mulai membuka mata.

Erlan membenarkan rambut Ira yang menutupi sebagian wajahnya.

Mengusap pipi gembul itu sesekali menciuminya.

Hal itu tak membuat Ira terganggu dengan alam mimpinya, buktinya saja ia masih terlelap dengan bibir yang sedikit terbuka. Membuat Erlan ingin melahapnya.

"Sayang" Erlan mengusap kelopak mata istrinya.

"Hey, bangun dong cantik" lanjutnya mengecup seluruh wajah Ira.

"Hm" Ira merasa terganggu dengan kecupan bertubi-tubi yang diberi suaminya.

"Bangun dek!"

"Hm" Ira hanya berdehem menanggapi, matanya masih memberat untuk dibuka.

"Bangun dong sayang" rengek Erlan mencubit-cubit pipi Ira. Ia merasa lapar tapi malas memasak.

Perlahan Ira membuka matanya sampai terbuka sempurna.

"Mas Erlan" Ira memilin jari lentik suaminya.

"Dalem sayang. Mandi yok terus nanti masakin mas"

"Mas kok nggak perhatian sih, aku capek loh seharusnya mas bukan ngomong masakin, tapi masak bareng gitu!" Ira memanyunkan bibirnya, detik itu juga Erlan mencuri kecupan disana.

"Maaf sayang, nanti kita masak bareng deh" Erlan menduselkan wajahnya di dada Ira.

"Ayo mandi" lanjutnya mulai mengangkat tubuh Ira.

"Bareng mas?" tanya Ira yang berada di gendongan suaminya.

"Iya sayangku"

Skip mandi.

Erlan merasa kasihan melihat cara jalan istrinya.

"Sakit banget ya dek?" Erlan menyisir rambut Ira.

"Udah nggak terlalu"

"Mas beliin salep ya?"

"Nggak usah mas nanti lama-lama juga udah nggak sakit lagi"

"Bener?"

"Iya mas. Ayo jadi makan nggak?"

"Jadi lah mas udah laper banget"

"Yaudah, ayo" Ira menggandeng lengan suaminya.

Tapi Erlan malah berjalan cepat membuat Ira menggeram kesal.

"Mas jalannya jangan cepet-cepet! sakit tau"

"Eh eh maaf sayang mas lupa" Erlan memelankan langkah kakinya.

Saat sudah sampai di dapur Ira mulai mengeluarkan bahan-bahan yang akan digunakan.

"Masak ayam goreng sama sup gapapa kan mas?"

"Gapapa sayang, apapun yang adek masak akan mas makan"

"Mas tolong cuci ayamnya ya" Ira  memotong bawang dan kawan-kawannya.

"Siap sayang" Erlan menuruti perintah istrinya.

"Udah dek, mas bantu apa lagi?"

"Goreng ayam aja!" Erlan mengangguk.

Beberapa menit mereka sudah selesai memasak.

Ira menata rapi makanan diatas meja. Ia mengambilkan makanan untuk suaminya, saat ingin mengambil untuk dirinya sendiri, Erlan menahannya.

"Sini berdua sama mas" Erlan menarik tubuh Ira agar jatuh di atas pahanya.

"Mas suapin ya" Ira mengangguk.

Erlan menyuapi istrinya dengan telaten. Baru beberapa kali suap Ira sudah menolak suapan suaminya.

"Udah mas, udah kenyang" Ira menjauh dari jangkauan suapan yang diberi suaminya.

"Baru dikit loh dek" Erlan terus memaksa.

"Nggak mau, udah kenyang banget" Ira turun dari paha suaminya.

"Yaudah deh"

Ira sibuk memperhatikan suaminya makan. Erlan yang ditatap dalam oleh Ira mendadak salting.

"Makan aja mas" Ira terkekeh melihat wajah dan telinga suaminya memerah karenanya.

"Mas salting sayang" Erlan ikut tertawa.

"Nggak usah ketawa nanti keselek!" peringat Ira diangguki Erlan.

"Hari ini mas kan nggak ngajar, jadi kita jalan-jalan yok" ajak Ira saat Erlan sudah selesai dengan makannya.

"Kemana dek?"

"Keliling-keliling aja" Ira bangkit untuk mencuci piringnya.

"Mas mau ganti celana dulu" Erlan mengganti celananya dengan yang lebih panjang, karna tadi ia memakai celana pendek selutut.

Ira membuntuti suaminya ke kamar, ia juga mau mengganti pakaiannya dengan gamis. Ira sudah terbiasa dari dulu kalau mau keluar memakai gamis.

Kini mereka sudah siap dengan Erlan yang memakai bawahan sarung warna hitam dan baju lengan pendek warna navy. Dan Ira memakai gamis warna abu dengan hijab warna hitam.

"Ayo dek keburu siang nanti panas!" Erlan merangkul pinggang Ira menuju pelataran rumah.

Mereka mengendarai motor untuk berkeliling-keliling tidak jelas. Ira tertawa diatas motor karna candaan suaminya.

Sama-sama bahagia, saling bertukar cerita yang diselingi canda tawa.

"Mas" Ira berteriak sedikit agar suaminya mendengar.

"Dalem sayang, kenapa?" Erlan ikut berteriak.

"Aku bahagia hidup bersama mas Erlannn" Ira merapatkan pelukannya menumpukan dagu di pundak suaminya.

"Mas lebih bahagia akan takdir yang mempersatukan kita dalam ikatan halal" Erlan mengelus tangan Ira yang melingkar di pinggangnya.

Erlan melirik kaca spion, melihat istrinya yang tak berhenti tersenyum membuatnya ikut tersenyum juga.

MY TEACHER MY HUSBAND [END]Where stories live. Discover now