" Jodoh saya belum ada. untuk apa kamu tanya seperti itu? " ketus Gus Varo.

" Bukannya jodoh sudah ada di depan mata? masa tidak peka? " balas Xavia.

" Siapa? " tanya Gus Varo.

" Yang jelas adalah saya. memang siapa lagi, " balas Xavia dengan menampakkan rasa percaya dirinya.

" Jangan terlalu percaya diri kamu! "

" Xavia sudah merasakan hawa-hawa bahwa Gus Varo tuh calon imam saya. lagi pula saya juga tidak terlalu percaya diri, karena saya tidak pernah spam nama Gus Varo di sepertiga malam saya, " jelas Xavia.

" Gus, kamu ada rasa dengan Xavia? " tanya Gus Mahen menyelidik.

" Bukan begitu Gus, " ujar Gus Varo yang disela oleh Xavia.

" Gus Varo memang begitu, awas saja nanti terus mengejar Xavia, " ancam Xavia yang berniat membuat candaan.

" Sudahlah, kenapa jadi membicarakan hal ini. bukankah tadi seharusnya kita membahas tentang rencana kamu yang kabur itu? " sela Gus Varo yang tidak tahan dengan pembicaraan mereka yang semakin keluar dari topik awal.

" Ya sudah, mungkin Xavia memang sedang tidak bisa menceritakan alasannya "

" Xavia, saya akan tetap memberikan hukuman untuk kamu, " ujar Gus Varo tetap berada pada pendiriannya.

" Gus Varo main hukum-hukum saja. apa tidak kasihan dengan calon makmum sendiri, " ucap Xavia memberikan protes terhadap Gus Varo.

" Tidak. hafalkan surat Al Jin dan setorkan kepada saya seusai sholat dhuhur di masjid "

" Kenapa harus Al Jin, memang aku banyak setannya, " dengus Xavia.

" Xavia turuti saja apa kata Gus Varo, " sahut Ning Kirana lembut.

" Na'am ummah "

Akhirnya mereka menyelesaikan perkara itu dengan hasil yang mengharuskan Xavia mendapatkan hukuman sesuai aturan pesantren. Tapi disisi lain, seseorang mendengar semua percakapan mereka semua sedari tadi.

" Xavia, ternyata tidak jera dengan apa yang sudah terjadi. lihat saja kelanjutan aksi kita nanti, " gumam seseorang dengan mengepalkan tangannya kuat.

•••

Seusai melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, ketiga gadis itu duduk santai di serambi masjid sambil menikmati sejuknya angin yang sedang berhembus.

" Mbak Xavia jadi setoran ke Gus Varo? "

" Tentu saja, kapan Gus Varo memberi keringanan kepada tahanan dia? " ujar Xavia dengan menampilkan muka kesalnya.

" Tahanan, bisa saja bahasa nya, " ujar Mira sambil tertawa.

" Semangat mbak, aku yakin mbak bisa, " balas Nadin.

" Iya, dilihat-lihat mbak Xavia pintar menghafal, " ujar Mira mengangguk setuju.

" Ma syaa Allah, terimakasih pujiannya "

" Omong-omong aku ingin cerita kepada kalian, " ujar Mira serius.

" Cerita apa? tumben serius sekali, " sahut Nadin.

" Aku sedang suka dengan seseorang, bisa dibilang aku sedang berada di fase cinta dalam diam, " ucap Mira.

" Kamu suka seseorang? siapa? santri putra yang mana? " tanya Nadin secara beruntun.

" Santri putra yang pakai sarung biru, waktu kemarin kita tidak sengaja berpapasan, " jawab Mira.

" Yang tiba-tiba kamu bertingkah seperti kerasukan jin itu, " ujar Nadin.

" Kenapa kerasukan jin? "

" Iya, waktu itu aku tanya kenapa tapi kamu malah jawab tidak apa. akhirnya aku jadi merinding, " jelas Nadin.

" Jahat kamu, " dengus Mira.

" Aku berharap berjodoh sama dia, tiap sepertiga malam aku selalu melangit kan nama nya, " sambung Mira.

" Kenapa harus cinta dalam diam? dan apakah harus melangit kan nama seseorang? " ucap Xavia yang sedari tadi diam menyimak.

" Cinta dalam diam. melangit kan nama seseorang agar Allah menjaga dia untuk aku, " jawab Mira.

" Iya kalau jodoh. semisal ada yang melangit kan nama dia juga dan dia pun sedang melangit kan nama seseorang juga bagaimana? do'a kamu jadi bertarung di langit sepertiga malam. bagaimana jika do'a kamu mati syahid? lagi pula kenapa cinta dalam diam? " jelas Xavia kepada dua gadis didepannya.

" Maksudnya bagaimana mbak? "

" Begini adik-adik, cinta dalam diam berarti kita memikirkan seseorang yang bukan mahram kita dan saat kita memikirkannya itu membuat hati kita merasa bahagia. jangan sampai disaat kita lagi memikirkan dia menyebabkan timbulnya suatu hal buruk yang nantinya akan dimanfaatkan oleh syaitan! bukankah itu sama aja seperti zina qolbi atau zina hati dan juga zina pikiran? " jelas Xavia.

" Benar juga, " gumam Nadin.

" Dan untuk apa kamu melangit kan nama seseorang yang bukan mahram kamu disaat kamu sedang fokus untuk beribadah menghadap Allah. jika kamu sedang menyukai seseorang jangan sebut namanya, cukup doakan saja yang terbaik. jika kamu melangit kan namanya tapi jika dia akhirnya bukan jodohmu nanti akan kecewa. jadi jangan terlalu berharap yang belum pasti. minta saja jodoh yang terbaik versi Allah. dekati Allah. jika dia memang takdirmu yang tertulis di lauhul mahfudz, dia tidak akan melewatimu. terkadang apa yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah juga baik. begitu pun sebaliknya " jelas Xavia panjang lebar kepada kedua gadis tersebut.

" Ma syaa Allah mbak Xavia, aku kagum padamu mbak, " sahut Nadin.

" Iya benar, terimakasih nasehatnya mbak "

" Ma syaa Allah Xavia , " batin seseorang yang sedari tadi tidak sengaja memperhatikan interaksi ketiga gadis tersebut.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]Where stories live. Discover now