07 - De Javu

43 10 4
                                    

Pagi yang cerah di SMARTA.

Edel yang baru memasuki gerbang SMARTA langsung disambut dengan pandangan sinis dari murid-murid yang masih berada di gerbang.

Saat Edel berjalan di lorong kelas pun semua murid yang berpapasan dengan Edel akan langsung melayangkan tatapan penuh intimidasi. Berbisik-bisik sambil menunjuk kearahnya. Edel sadar ada yang tidak beres disini. Tapi apa? Seingatnya dia tidak ada berbuat aneh.

Edel menunduk berusaha menghiraukan mereka dan mempercepat jalannya menuju kelas. Dengan terburu-buru Edel membuka pintu kelas, dan

Byurrrr!!

Satu ember air bekas pel yang telah bercampur dengan tempung dan telur busuk jatuh dari atas pintu dan mengguyur tubuh Edel.

"Hahahaha!!" Suara tawa yang didominasi oleh murid perempuan menggema dalam kelas. Sedang para murid laki-laki hanya menatap iba Edel.

Edel semakin menundukkan kepalanya mendengar suara tawa penuh kepuasan dari teman sekelasnya. Matanya bahkan mulai berkaca-kaca.

"Oh my god, Edelweiss! Lo kenapa?" jerit Yeslin yang baru saja datang.

Yasmin yang kaget mendengar jeritan kembarannya dan buru-buru masuk ikut shock melihat keadaan Edel sekarang. Tubuhnya basah dengan beberapa gumpalan tepung yang menempel di rambutnya. Bau busuk juga mulai tercium saat Yasmin mendekati Edel untuk menenangkan gadis itu.

"Ayo ke toilet. Kita bersihin tubuh kamu." Yasmin memegang lengan Edel, mengusapnya pelan. Yasmin tahu Edel sedang menahan tangis saat ini, maka dari itu Yasmin mencoba menahan diri untuk tidak bertanya dan memilih menenangkan Edel.

"Wah.. wah.. coba lihat ada siapa disini." Seorang gadis dengan seragam press body masuk diikuti oleh dua temannya yang berpenampilan sama persis. Di name tag-nya tertulis nama 'Sally Patricia'.

"Ngapain lo kesini? Nyasar? Apa udah mulai pikun letak kelas lo dimana?" sewot Yeslin menatap sinis Sally.

"Apa? Gue gak ada urusan sama lo." Sally menatap malas Yeslin lalu maju mendekati Edel yang berada dalam rangkulan Yasmin.

"Gak usah dekat-dekat, Edel! Naksir lo?"

Sally tersenyum geli sambil menatap Edel dengan remeh.

"Yah.. si itik ada yang ngebela guys!" Sally pura-pura kecewa. "Pegang!"

Dengan sekali perintah, kedua kacung Sally langsung bergerak maju memegangi duo kembar dengan bantuan beberapa siswi kelas yang tak menyukai Edel.

"Apa-apaan ini! Lepasin gue!" Yeslin mencoba memberontak namun tidak bisa, ruang geraknya tertahan oleh Puri, kacung Sally dan Teri, teman sekelasnya. "Pengecut lo semua!" umpat Yeslin kesal sebelum dibawa pergi oleh Puri dan Teri karena terus memberontak begitu juga dengan Yasmin.

"Sekarang gak ada lagi yang akan bantuin lo lepas dari gue." Sally tersenyum menyeringai menatap wajah pucat Edel.

Sally bergerak maju dengan lamban namun tetap saja terlihat mengerikan bagi Edel. Kilasan kejadian di masa lalu secara sekelebat melintas dalam benak Edel membuat kepalanya berdenyut sakit. Edel terus bergerak mundur saat Sally terus saja bergerak maju kepadanya. Senyun puas terbit di bibir Sally saat melihat Edel sudah terpojok oleh tembok.

"Mau kabur kemana hm?" tanya Sally menepuk pipi Edel berulang kali.

Edel tak menjawab karena sekali lagi sekelebat bayangan masa lalu kembali melintas. Bayangan dimana dirinya di dorong dan di lempari telur busuk di tengah lapangan. Edel meringis pelan saat kepalanya kembali berdenyut.

FIREFLIESWhere stories live. Discover now