Jesslyn menunjukkan cengiran lebarnya. “Kalau sekarang saya hampir jatuh gara-gara udah nggak dirangkul Bapak. Udah nyaman soalnya,” katanya dengan wajah tanpa dosa. Dan ya, Jesslyn tadi cuma pura-pura hanya untuk menggoda Arai.

Arai mengembuskan napas panjang dengan mata yang memejam sejenak. Buru-buru ia menarik tangannya dari bahu Jesslyn, menyudahi segala kontak fisik yang terjadi di antara mereka.

“Cepat masuk! Saya juga mau pulang,” titah Arai, dengan suara yang berubah ketus dan wajah yang menunjukkan kekesalan.

Jesslyn hanya cengengesan sambil menekan beberapa gabungan angka yang menjadi password apartemennya.

“Bapak nggak mau mampir dulu?” tawar Jesslyn setelah pintu apartemennya terbuka.

Arai tak mengindahkan pertanyaan Jesslyn. Ia malah langsung mendorong gadis itu untuk segera masuk ke dalam dan menutup pintunya dari luar. Setelahnya, ia pun buru-buru pergi dari sana.

Sementara Jesslyn kembali membuka pintu, melongokkan kepalanya ke luar dan menyaksikan punggung Arai yang berjalan menjauhinya dengan tergesa. Jesslyn pun tak bisa menahan tawanya.

Semakin lama, Arai benar-benar semakin menarik baginya.

•••

“Udah?”

Pertanyaan itu datang dari Orin saat melihat Jesslyn yang baru kembali dari apotik rumah sakit. Ia pun segera bangkit dari duduknya, menunggu Jesslyn yang sedang berjalan menghampirinya.

Jesslyn mengangguk sebanyak dua kali sembari mengangkat plastik yang berisi obat-obatan yang baru ditebusnya. “Gue muak banget minum obat mulu,” ucapnya begitu tiba di dekat Orin.

Orin menepuk pelan pundak Jesslyn. “Santai, Jess. Entar minum obatnya pake bir.”

Jesslyn mendencih geli. “Tolol banget.”

Keduanya lantas berjalan beriringan menuju parkiran rumah sakit, menghampiri mobil Orin yang terparkir di sana. Mereka bersiap untuk kembali ke kampus. Masih ada dua SKS lagi siang ini.

“Belum ada kemajuan sama sekali, ya?” Orin buka suara kala mereka sudah berada di dalam mobil.

Jesslyn mengembuskan napas panjang seraya memasang sabuk pengaman. “Entahlah. Gue rasanya udah capek banget, Rin.”

“Lo masih sering dapet SMS dari orang asing itu lagi?”

“Terakhir kali masih yang minggu lalu.”

“Kalo dapet lagi, buru-buru forward nomornya ke Reyhan, biar bisa dilacak sebelum ilang.”

Jesslyn hanya menganggukan kepalanya. Pandangannya lantas ditolehkan ke sisi kiri, melihat pemandangan kota yang dipadati bangunan tinggi lewat kaca jendela.

Sudah hampir empat tahun lamanya Jesslyn mengidap gangguan mental post traumatic stress disorder atau PTSD. Ia pernah mengalami kejadian mengerikan semasa SMA hingga meninggalkan trauma yang cukup mendalam sampai detik ini. Ibunya Orin-lah yang selama ini menjadi psikiaternya. Membantunya untuk pulih secara perlahan.

Sejujurnya, dalam waktu satu setengah tahun belakangan, Jesslyn sudah jarang datang ke rumah sakit untuk konsultasi soal kesehatan mentalnya. Ia juga sudah berhenti mengonsumsi obat-obatan. Namun, satu minggu belakangan ini, sejak ia menerima pesan berupa teror yang mengingatkannya pada masa lalunya, trauma itu kembali kambuh.

Hanya karena pesan tersebut, hidup Jesslyn kembali dihantui oleh kenangan buruk di masa lalunya. Ia tak pernah lagi mendapat tidur yang nyenyak. Sering kaget berlebihan sampai membuat detak jantungnya berderu dengan kencang. Tiba-tiba histeris bila alam bawah sadarnya mulai memutar kembali memori buruk tersebut.

Jesslyn mulai lelah dan kembali membutuhkan bantuan psikiater. Juga obat-obatan hanya untuk menenangkan pikirannya dan membuatnya tak mengalami insomnia.

Maka dari itu, Jesslyn membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya lepas sejenak dari rasa traumatisnya. Dan Arai sangat cocok dengan apa yang dibutuhkannya saat ini.

Baru kali ini Jesslyn berusaha untuk menarik perhatian seorang gay, dan itu membuat pikirannya selalu dipenuhi oleh hal-hal apa saja yang bisa membuat Arai luluh padanya dan kembali menjadi lelaki normal.

Setidaknya kehadiran Arai mampu mengalihkan pikirannya dari hal-hal negatif yang belakangan ini kembali mencoba menerobos masuk ke dalam otaknya.

•••

Hallow! Jesslyn hadir lagi hari ini💃

Tapi kenapa lapak Jesslyn sepi banget yaa😭 aku jadi tidak semangat dan pengen menganaktirikan Jesslyn lagi🥲

Kalian masih ada yang mau baca cerita ini, kan? Kumulai tydac percaya diri soalnya😭

31 Maret, 2023

Follow aku di
Instagram: rorapo
Innovel/Dreame: rorapo_
Karyakarsa: rorapo_

Warisan In Mission: JesslynWhere stories live. Discover now