2 - Berlayar Bersama

9 4 1
                                    

Bukan mengawali avatar mereka didalam sebuah kota lalu menuju tempat tertentu dan berburu monster, dunia ini sangatlah luas, maka tidak ada salahnya memulai tempat ditengah lautan, itulah yang dipikirkan Ryouz.

Great Piranhas sendiri adalah sosok monster yang kuat, tapi entah bagaimana, bisa dikatakan Ryouz melebihi newbie rata rata. Diawal game saja, dia sudah gacha gila gilaan, tak heran misal Ryouz sehebat itu.

"Tidaaak! Seperti biasa, kah? Setiap kali kita mendapatkan sesuatu, lootnya selalu jatuh. Blyat sekali anjir."

"Woi, jaga mulutmu please, Blyat itu kata kasar." Tangis Lieve menanggapi ucapan Ryouz. Sementara Ryouz masih saja tenggelam, menyelami loot yang belum pasti didapat.

"Setidaknya dapat experience, ini lebih dari cukup."

Naik lagi ke dek kapal, Ryouz merasakan sesuatu yang sedang memegang kakinya, yang ketika dia lihat kebawah, sesosok gurita sudah menunggu. Untuk melahap dirinya.

"Kyaaahhh!" Ryouz dengan wajah trauma, bukan karena takut tapi geli. Bayangkan saja monster berlendir itu sedang tersenyum geli padamu. Siapa yang tidak takut?

Ryouz sangat takut bahkan sekarang ingin sekali memotong kakinya sendiri. Sebelum kemudian suara gadis muncul. "Nafasni edam!"

Dari tongkat staff gadis itu, semua partikel dipadatkan menjadi satu titik. Tertahan seperti bergejolak, sebelum kemudian melesat begitu saja. "Eii, shooo!"

"Ice fireball! Rasakan ini, dasar monster tai!"

'Ghaaak! Kasar sekali gadis itu, apakah dia player toksik!?' Ryouz membatin dengan wajah pucat.

Sisi positifnya, monster yang tadinya menganggu Ryouz, kini pelan tenggelam ke dasar lautan. Gadis itu dengan pede berkacak pinggang, lalu tertawa seolah dia seorang pemenang. "Bagaimana? Apakah aku sudah cukup hebat?"

"Hebat? Apanya yang hebat-" Ucapan Ryouz tertahan karena sadar gadis itu tidak bicara padanya, melainkan pada Roh yang nampak seperti petnya. Ketika dia lirik, gadis itu sudah level 6.

"Hebat sekali Tuan, saya sangat bangga memiliki Tuan seperti Anda, oooh luarbiasa." Ungkap Roh putih itu dengan gaya lebai. Gaya yang tidak pantas untuk seorang peliharaan bersikap demikian, harusnya seperti guk dan meow saja.

"Huhu, aku tau kamu memujiku, kalau begitu ayo kita pergi."

"Baik Tuan, kita pergi dari sini!"

"Ano, terimakasih untuk yang tadi, jika tidak ada kamu, mungkin aku lebih baik mati." Kata Ryouz selagi menggaruk garuk kepala.

"Tidak masalah, aku suka membantu. Kalau begitu sampai jumpa."

"Tunggu, add as friends?"

"Tidak masalah."

"Afouzelle, ya? Nama yang aneh." Ungkap Ryouz menanggapi kepergian gadis itu dengan satu boat kecil, perahu kayu.

"Kalau begitu Lieve, ayo kita lanjut petualangan! Menuju samudera, membelah lautan, dan mencari kurcaci!"

"Bodoh ya? Ucapanmu benar benar tidak nyambung!"

Demikianlah bagaimana Ryouz menemukan teman baru, dan menyadari telah naik level ke angka dua. Setelah sekian lama, akhirnya dia berevolusi. Sungguh momentum mengharukan.

Setelah dua jam berlayar, mereka sampai pada sebuah pulau yang berisikan tambang. Disana nampak budak berlalu lalang, keluar masuk dengan bobot yang mereka bawa.

Tanpa sengaja salah satu budak menyenggol Ryouz, yang sontak membuat kedua temannya marah. Tapi Ryouz dengan santai menenangkan keduanya, seolah tidak terjadi apa apa.

"Tenanglah Lieve, Akroni, dia hanya npc."

"Ya, npc, singkatan dari noob payah cemen."

"Woi salah, npc itu non player character!"

"Tidak, aku hanya bercanda!"

"Bercanda saja sana sama batu! Kami tidak akan tertawa!"

"Bahahahaha." Mereka bertiga tertawa bersama sama seolah tidak terjadi apa apa. Padahal npc itu melirik mereka dengan tatapan aneh. Langkahnya terburu buru, berharap ketiga pemuda itu tidak membunuh dirinya.

RE: Landia OnlineWhere stories live. Discover now