1

1K 63 10
                                    

Votement Jan lupa!

.
.

"Ji.....!!!"

"Aji.. tungguin gue!"

"Gue mohon!"

"Gue minta Lo berhenti Ji.. jangan tinggalin gue"

Brukk!!

Nuka menabrak punggung kokoh aji yang berhenti mendadak di depannya.

Sedang pria didepannya masih enggan menampilkan wajahnya .

"Gue minta maaf. Udah jealous gak jelas tadi. Gue cuman kecewa karena Lo gak jemput gue" ucap Nuka menjelaskan masalah nya.

**

Nuka natalangit, sudah menyukai Ajisena Arbani sejak awal SMA. Dengan segala tekadnya Nuka menyatakan perasaan nya pada Aji yang saat itu bahkan tak mengenalnya. Namun aji malah menerimanya.

Tak disangka hubungan keduanya tetap berlanjut hingga kuliah, dan saat ini Aji dan Nuka yang sudah berada di tahun ketiga. Biarpun Nuka tau bahwa Aji mungkin belum bisa mencintai nya sepenuhnya.

Aji menerima Nuka bukan karena paksaan. Bukan. Ah, Nuka adalah anak tunggal dari keluarga konglomerat. Nuka sudah menjanjikan kehidupan layak untuk Aji.

Hei, ini tawaran yang bagus untuk Aji yang hidup sebatang kara dan hanya menghidupi dirinya sendiri dengan uang dari bekerja paruh waktunya, bukan?

Lagipula, apa masalah nya berpacaran dengan seorang pria? Sedangkan menurut Aji lebih merepotkan lagi seorang gadis.

Nuka semakin mencintai Aji yang sedikit penurut. Aji tak bisa dikekang namun tetap menuruti kemauan Nuka yang dianggap biasa dan mampu untuk Aji.

Aji juga semakin nyaman dengan Nuka yang royal padanya, namun hal itu tak jua membuat secuil rasa lebih pada prianya. Aji lebih menganggap Nuka adalah tambang uang nya.

Sayang sekali jika dibandingkan Nuka yang mencintai Aji sepenuhnya. Namun tak apa, Masih bisa menggenggam Aji dalam pelukannya masih membuat Nuka bahagia.

Hingga tadi, masalah yang mungkin sering di jumpai dalam sebuah hubungan.

Jealous.

Sore setelah kelasnya selesai, Nuka mengirim pesan pada Aji untuk menjemputnya. Nuka sebenarnya bisa membawa mobil sendiri, namun sudah hampir seminggu ini, Nuka ingin berboncengan dengan Aji.

Aji yang sore ini sudah berada di kafe tempatnya bekerja sedikit berdecak sat membaca pesan masuk.

Karena pengunjung masih sepi, ia pamit pada rekannya untuk menjemput Nuka. Hingga suara lonceng pintu masuk berdenting.

"Hai!"

Aji yang merasa familiar dengan suara itu menoleh.

Mendapati seorang gadis dengan rambut terurai sebahu, dan senyuman yang pasti membuat siapa saja menoleh kearahnya itu sedang melambaikan tangannya pada Aji.

"Karin!!" Ucap Aji dan setelahnya mereka berpelukan. Melepas rindu setelah sekian lama tak jumpa.

Aji hanya sedikit pangling dengan teman semasa sekolah dasar nya ini.

"Gilak!! Makin tinggi aja Lo. " Ucap Aji setelah pelukan keduanya terlepas. Aji mempersilahkan Karin duduk disudut ruangan.

"Ya iyalah. Eh terakhir kita ketemu tu kapan ya, abis SMP kali ya" kata Karin tetap dengan senyuman cerahnya.

"Ya kan abis itu Lo minggat ke Sydney. "

"Aahh gue kangen sama Lo anjir.. yang dulu suka nempelin permen karet ke bangku gue"

Last Wish (END)Where stories live. Discover now