1

7.5K 145 2
                                    

Terlihat anak perempuan yang memakai seragam biru lengkap dengan hijabnya sedang menuruni tangga dengan pelan sambil bersenandung kecil.

"Morning ayah, bunda, abang jelek" sapa perempuan itu kepada keluarganya.

Perempuan itu adalah Avira Vinaya Az-zahra yang biasa dipanggil Ira, anak bungsu dari Azzam dan Naura.

"Pagi juga adek bontot" sinis abangnya, Arvind.

"Besok panggilnya adek manis aja ya bang" Ira menoel dagu abangnya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Idiih geli bontot" Arvind bergidik ngeri melihat adiknya.

"ABANGG, panggilnya jangan gitu!" cemberut Ira memanyunkan bibirnya.

"Udah-udah kalau ngobrol terus kapan mulai makannya" potong Azzam memberhentikan obrolan anak-anaknya.

"Abang tuh yah"

"Bontot tuh yah" sahut mereka bersamaan, setelah menyadari kalau nadanya bersamaan, mereka melototkan mata satu sama lain.

"Astaghfirullah abang adek udah ya, kita makan habis itu berangkat sekolah!"

"Loh abang kuliah bun"Arvind membenarkan.

"Huh iya-iya, abang kuliah adek sekolah"

"Nah it-"ucapan Arvind terpotong oleh ayahnya.

"Anak ayah diam dulu sayang, kita makan dulu" potong Azzam dengan nada di halus-haluskan padahal ia tengah greget dengan tingkah anaknya yang selalu adu bacot tiap hari.

"Siap ayah" ucap Ira.

Mereka mulai sarapan. Setelah selesai Azzam pergi kekantor dengan mobilnya, Arvind pergi kuliah dengan motor zx25r kesayangannya, dan Ira pergi ke sekolah dengan motor beatnya. Sempat dilarang Azzam agar Ira pergi sekolah tidak memakai motor tapi karena sifat Ira yang keras kepala dan agak bar-bar, beda sekali dengan sifat bundanya yang kalem.

Beberapa menit Ira sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, SMP N 2 Cendrawasih.

Ira memakirkan motornya lalu berjalan ke arah kelasnya, VIII H itulah papan didepan pintu kelasnya.

"Assalamu'alaikum" ucap Ira memasuki kelasnya.

"Wa'alaikumsalam" sahut beberapa temannya yang ada didalam kelas.

"Ira aku dapet berita heboh loh" ucap Laras, sahabatnya yang duduk disebelah Ira.

"Apaan?" balas Ira singkat.

"Kamu udah tau kan kalau kemaren pak Hery pindah sekolah?" Pak Hery adalah guru IPA yang kemaren keluar untuk pindah mengajar ke sekolah lain.

"Iya, emang kenapa? Udah ada yang gantiin?" tanya Ira.

"Udah, malam tadi aku baru dikasih tau sama kelas sebelah kalau yang gantiin pak Hery itu ganteng banget Raa" Laras bercerita heboh.

"Masa sih, aku jadi pengen ketemu" balas Ira yang sudah dilanda rasa kepo.

"Nanti aku kasih tau pas upacara"

"Yaudah yuk turun, kayaknya upacara udah mau dimulai nih" ajak Ira menggandeng tangan Laras.

Mereka berbaris sesuai kelasnya masing-masing.

Saat upacara mau dimulai guru-guru mulai berbaris di barisan paling depan khusus untuk guru.

"Rass yang mana?"ucap Ira berbisik sambil menyenggol lengan Laras yang ada disampingnya.

"Tuh yang disamping pak yoga, yang pakai kemeja putih" balasnya ikut berbisik.

"Manaa?"ucap Ira tidak kelihatan, karna posisi mereka yang dibelakang.

"Sini geser sini, ituu"ucap Laras mengarahkan kepala Ira ke sang guru yang dimaksud.

"Ehh iya ganteng, kelihatannya juga masih muda" mereka berbisik mengobrolkan guru baru.

"Umurnya berapa Ras?"tanya Ira.

"Katanya sih 25"

"Ohh 25"Ira mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nanti ada pelajaran IPA gak sih"

"Ada dijam terakhir"

Setelah berdiri selama -+1 jam untuk mengikuti upacara, akhirnya kini selesai.

Laras dan Ira masuk ke dalam kelasnya untuk mengikuti pelajaran pertama sampai istirahat.

***

Kini dijam terakhir adalah pelajaran IPA yang ditunggu-tunggu murid sekelas untuk melihat guru barunya yang akan mengajar.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" suara berat itu menggema di seluruh kelas.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab murid sekelas.

"Perkenalkan nama saya Muhammad Erlangga Alvaro panggil saja saya pak Erlan. Saya disini menggantikan bapak Hery selaku guru IPA. Semoga kalian bisa berinteraksi baik dengan saya" ucap pak Erlan sambil melihat satu persatu anak muridnya.

"Ada yang mau ditanyakan? Insya Allah saya akan menjawabnya" lanjutnya tersenyum ramah.

"Pak umur berapa?"

"Rumahnya dimana pak?"

"Udah ada pengalaman mengajar atau belum pak"

"Pak udah nikah?"

Seperti itulah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan muridnya kepadanya.

"Sebelumnya saya belum pernah ada pengalaman mengajar dan baru ini saya mengajar di sekolah ini, umur saya 25 tahun dan belum menikah"

"Bisa kita lanjut proses belajarnya?" lanjutnya.

"Silahkan pak" sahut ketua kelas.

"Saya absen terlebih dahulu" pak Erlan membuka buku absennya.

"Amanda Naila putri"

"Hadiroh pak"

"Ahmad Dhani Maulana"

"Hadir pak"

"Avira Vinaya Az-zahra"

"Hadiroh" jantung Ira berpacu cepat saat tak sengaja bertatapan langsung dengan mata tajam sang guru.

Pak Erlan mengabsen nama muridnya sampai selesai dan pelajaran pun berlangsung.

VOTE DAN KOMEN💙

MY TEACHER MY HUSBAND [END]Where stories live. Discover now