29. Kangen katanya

1K 156 71
                                    

"Ck, lo ngapain sih ah?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ck, lo ngapain sih ah?!"

"Ngantuk, babi."

"Gak sopan! Gue Kakak lo! Ck, kalo ngantuk tidur sono di sofa!"

"Gak mau, sakit badan gue. Pengen dikasur."

"Sempit ege."

"Bodat."

Yeji mendengus kesal. Berdebat dengan Hyunjin pasti tidak akan ada habisnya. Hanya membuat darah tinggi saja kerjaannya.

Akhirnya Yeji mengalah, ia kembali diam menatap langit langit ruang rawatnya. Ah, rasanya Yeji bosan sekali tidur disini.

Tak lama, bahunya terasa berat dan tiba tiba sebuah tangan melingkar dipinggangnya. Sudah pasti itu ulah Hyunjin.

Yeji tidak lagi mengomel, ia malah mengusap kepala adik kembarnya yang ada dibahunya membuat siapapun semakin pulas dalam tidurnya.

"Puk puk."

"Hm?"

"Gini," -Hyunjin meraih tangan Yeji lantas menepuk tangan itu pada kepalanya.

Sejenak Yeji tersenyum melihat tingkah adiknya. Sudah lama ia tak merasakan kehangatan seperti ini. Terakhir kali saat mereka SD dulu keduanya sering sekali tidur bersama sampai tak mau berpisah.

"Sejak kapan lo segede gini, hm?" -tanya Yeji.

Mereka terlalu sibuk dengan dunia masing masing hingga tak sadar mereka tumbuh seiring berjalannya waktu.

"Dan sejak kapan lo sebawel ini?" -tanya balik Hyunjin, berakhir mendapatkan jeweran ditelinganya.

"Tetep ye lu nyebelin," -sungut Yeji.

"Gue kangen."

Yeji tertegun, usapan pada rambut Hyunjin ikut terhenti. Ini beneran Hyunjin bilang kangen?

"Kangen gue?" -Yeji memastikan.

"Semuanya, Papah, Mamah, lo. Gue kangen bareng kalian lagi," -ucap Hyunjin masih memejamkan matanya.

Dalam hati Yeji ikut mengiyakan ucapan Hyunjin. Dirinya pun merindukan keluarganya yang selalu memberikan kehangatan. Tapi kini yang tersisa hanya kekecewaan.

"Gue kangen Papah yang dulu. Sekarang dia gimana ya, Kak? Papah makan enak gak, Kak? Papah tidurnya nyaman gak disana? Papah baik baik aja gak ya disana? Pertanyaan pertanyaan itu selalu menghantui gue setiap mau tidur. Gue gak tenang, gue kangen Papah,"-lirih Hyunjin diakhir, pelukannya pada tubuh Yeji semakin mengerat seiring dengan air mata yang mulai membasahi wajahnya.

"Lo gak benci Papah setelah apa yang Papah lakuin ke lo selama ini?" -tanya Yeji.

"Sekasar kasarnya Papah, gue gak berani benci atau marah, Kak. Karna emang wajar orang tua mau yang terbaik buat anaknya. Wajar mereka kecewa kalo anaknya gak bisa kasih yang mereka harapin. Dan gue sekarang udah terbiasa dengan segala hal dilakuin Papah ke gue. Karna gue akuin gue selalu gagal dan pantes dapetin itu semua," -ujar Hyunjin menerawang jendela menatap air hujan yang mulai turun sore itu.

kosan bawah langit ✔️Where stories live. Discover now