9. Pergelutan

1.8K 261 13
                                    

Tengah malam, seorang gadis terpaksa bangun dari tidurnya karna sesuatu yang mengharuskan dia bangun.

Yuna, gadis itu keliatan gelisah. Nafasnya gak beraturan seolah dia habis di kejar sesuatu. Matanya menelisik mencari orang didalam kamarnya.

"Hiks..." -Yuna menundukkan kepalanya di sela-sela kakinya.

Dia nyari Karina, tapi cewe itu gak ada diatas tempat tidurnya. Yuna buru-buru keluar kamar nyari kakaknya itu.

Baru sampe di lantai satu, Yuna langsung dikejutin sama dua orang cowo yang keliatannya lagi ngobrol di sofa ruang tv.

"Astaghfirullah, kaget banget ada abang-abang cilok ngumpul depan tv," -celetuk Yuna pas nemu Renjun sama Haechan di sana.

"Lah lu kok bangun, Cil?" -tanya Haechan.

"Anjir A', lu ngedoain gue mati ya?" -Yuna masang muka sedih.

"Gak gitu!" -sungut Haechan.

Yuna nyengir, dia ikut gabung duduk bertiga di sofa. Muka yang sebelumnya gelisah perlahan berubah tenang ketika ketemu mereka.

"Kak Karin, gue nyari dia. Ilang kemana tuh orang? Dikamar kagak ada," -ucap Yuna nyenderin kepalanya ke bahu Renjun.

"Ada dikamar Haechan," -saut Renjun yang ikut nyender balik diatas kepala Yuna.

"Hah? Lu berdua biarin Kak Jeno berduaan sama Kak Karin?" -tanya Yuna reflek duduk tegak lagi.

Di sisi lain, Renjun ngedengus kesel gara-gara kepala Yuna nabrak dagunya kenceng. Sakit bro.

"Jeno keluar, dia balik ke rumahnya," -saut Haechan.

"Lah terus?" -tanya Yuna lagi. Kepo bener ni anak.

"Aelah banyak bacot," -Renjun balik narik kepala Yuna buat nyender di bahunya.

"Koko mah..." -Yuna ngerengek.

Tangan Renjun beralih nepuk nepuk pipi Yuna pelan guna diemin mulut anak itu yang ngerengek.

"Lu boong ya sama kita?"

Suara rengekan yang semulanya kenceng perlahan lahan mengecil. Jantung Yuna deg degan pas denger pertanyaan Haechan yang tiba-tiba itu.

"A-apaan?"

"Lu baru aja ketemu ibun, kan? Terus nangis lagi?" -tanya Haechan sambil ngusap kelopak mata Yuna yang agak merah.

"Lu gak pinter boong sama kita, Yun," -sambung Renjun.

Yuna terdiam, ternyata mau segimana pun dia nutupin kesedihannya tetep aja dia bakal ketauan sama dua orang ini.

Tangan Yuna beralih melingkar di pinggang Renjun terus meluk erat seseorang yang udah dia anggap sebagai kakak selama setahun itu.

"Bisa gak sih kalian pura-pura gak tau aja, biar gue gak nangis lagi."

Telat, Yuna balik nangis lagi yang sontak mengundang kekehan kecil dari dua laki laki dewasa di sampingnya.

"Kita udah kenal lo setahun lebih, Yun. Mana mungkin kita lupa kebiasaan lo yang tiap mimpi Ibun pasti cari orang terus minta peluk," -Renjun ngusap ngusap pelan kepala Yuna.

Denger itu, Yuna makin nenggelamin wajahnya di bahu Renjun. Malu banget ternyata dia secengeng itu.

"Ya Allah lucu banget kenapa sih," -Haechan liatin Yuna gemes.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kosan bawah langit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang