22. Runtuh

1.3K 188 32
                                    

"Seungmin sialan!!!"

"P-pah..."

"Yeji? Nak kamu-"

"Pah... s-sakit..."

"Tenang sayang Papah cari bantuan ya, ja-"

"Pah... jahat b-banget."

"Nak, papah bisa jelas-"

Tut tut tut

🏙

Hyunjin dengan cepat berlari menuju instalasi gawat darurat. Dalam hitungan detik akhirnya Hyunjin menemukan Yeji yang terbaring lemah di atas blangkar. Pelipis dan tangan gadis itu bersimbah darah.

Hyunjin juga dapat melihat Seungmin yang sudah tidak sadarkan diri disamping blangkar kembarannya. Keadaan pemuda itu lebih parah dari Yeji sontak membuat Hyunjin meringis.

"Kak, ini gue Kak. Lo bisa denger gak? Kak bertahan ya," -tangan Hyunjin bergetar menggenggam tangan Yeji.

Yeji membuka matanya perlahan. Ternyata dia masih setengah sadar. Sekujur tubuhnya begitu sakit membuat Yeji memejamnkan matanya menahan rasa sakit itu.

"Jin..."

"I-iya."

Tangan Yeji terulur memberikan ponsel Seungmin yang terus ada dalam genggamannya pada adiknya.

"J-jaga ini... gue mohon..." -lirih Yeji.

Hyunjin kebingunan, tapi dia tetap menerima ponsel itu dari Yeji. Lantas Hyunjin mengecup kedua kelopak mata Yeji yang kembali menutup.

"Gue janji, Kak tolong bertahan... jangan bikin gue takut..." -tangisan Hyunjin tidak bisa dibendung melihat sudut mata Yeji yang juga ikut mengeluarkan air mata.

"Maaf..."

Hyunjin menggeleng gaduh mendengar lirihan Yeji. Hatinya remuk melihat kembarannya terbaring lemah seperti ini.

"Pasien harus segera dipindahkan ke ruang operasi," -ucap dokter yang sudah bersiap memindahkan Yeji.

Hyunjin mengangguk, dia kembali mengusap pucuk kepala Yeji sembari berkata "Adek cuma punya Kakak disini, Adek sayang sama Kakak. Kalo Kakak sayang Adek juga tolong bertahan sebentar lagi..."

Lantas Hyunjin menjauh dari blangkar bersamaan dengan Yeji yang langsung dibawa ke ruang operasi begitupun dengan Seungmin.

"Hyunjin!"

Karina memekik seraya menahan tubuh Hyunjin yang sudah lemas diatas pijakannya.

Gadis itu merangkul tubuh Hyunjin membawanya masuk ke dalam dekapannya. Tangannya menepuk pelan pundak tegap itu yang kini melemah menangis dipelukannya.

"Rin, Yeji Rin..." -lirih Hyunjin.

"Tenang Hyunjin, jangan panik. Lo harus berdoa sekarang, kita gak tau kedepannya bakal gimana. Tapi kita harap semuanya baik baik aja," -Karina menepuk pundak Hyunjin kala pemuda itu menyandarkan kepalanya di bahunya.

Yang lain sontak ikut menenangkan Hyunjin yang kini kalut dan panik.

Diam diam Renjun tersenyum tipis saat matanya bertemu dengan mata Karina. Dia mengangguk singkat meyakinkan Karina bahwa yang dilakukannya itu sudah benar. Renjun yang menyuruh Karina masuk lebih dulu ke dalam IGD untuk menenangkan Hyunjin dan yaaa saran Renjun benar benar bekerja.

kosan bawah langit ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang