03 - Ceroboh

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa gak ke kantin?"

Edel mengerjapkan matanya, ini Alden sedang bertanya padanya?

"Kamu ngapain disini?" tanya balik Edel yang masih sedikit linglung.

"Biasain, kalo ditanya, jawab. Bukan tanya balik." Alden menepuk-nepuk pelan puncak kepala Edel. "Diminum susunya." Lanjutnya dan segera pergi keluar kelas.

Edel menatap kepergian kepergian Alden dengan bingung. Tatapannya beralih pada sekotak Cimory almond yang ada diatas meja nya.

Ini buat aku?

Beneran boleh diminum, kan?

☆☆☆

Di dalam kelas Edel mencoba untuk fokus mendengar penjelasan guru di depan. Namun sekuat apapun usahanya untuk fokus, matanya tetap saja tidak bisa diajak kompromi.

Ditengah kegiatannya mencatat materi, matanya justru sesekali melirik kearah Alden yang berada di deret meja sebelah. Alden yang sedang bermain game di hp-nya sampai tidak sadar jika sedari tadi tengah diperhatikan oleh Edel.

Edel menghela nafas pelan sambil mengetuk ujung pensil ke dagunya.

"Ada apa dengan Alden. Laki-laki itu tidak sedang menargetkan dirinya, kan?" Pikiran Edel terus berkecamuk menerka-nerka hal yang tidak pasti.

"Pstt, Del!" panggil Yasmin sambil menendang pelan kaki Edel dari tempat duduknya.

Edel menoleh, menatap bingung Yeslin yang duduk di depannya.

"Lo kenapa? Ngelamun mulu dari tadi. Lo gak lagi sakit, kan?" bisik Yasmin sambil tetap memperhatikan guru di depan, takut ketahuan.

"Gapapa kok. Udah fokus. Nanti ketahuan loh," bisik balik Edel.

"Lo yang dari tadi gak fokus, Del."

"Yasmin! Edelweiss! Kalau kalian mau mengobrol silahkan keluar dari kelas saya!" Guru itu menatap tajam Yasmin dan Edel.

"Maaf, Bu!" kata Edel dan Yasmin.

"Keluar!"

Edel dan Yasmin berdiri lalu berjalan keluar kelas. Sebelum keluar, Edel sempat melirik kearah tempat duduk The Covers dimana sekarang Alden tengah memperhatikannya sambil menyender ke tembok.

Yeslin berdiri, berniat untuk menyusul mereka berdua.

"Mau kemana kamu, Yeslin?" tegur Guru itu.

"Keluar, Bu."

"Siapa yang suruh kamu keluar?"

"Ibu kan sudah mengusir kembaran dan teman saya. Sebagai kakak dan teman yang baik, saya juga harus ikutan dong. Permisi, Bu!" Tanpa menunggu jawaban dari guru itu, Yeslin sudah berlalu keluar kelas.

"Yeslin Azzurri!" seru guru itu murka.

"Marah-marah mulu jadi guru. Darah tinggi mampus tuh," dumel Yeslin pelan.

☆☆☆

"Harusnya kamu gak perlu ikut keluar, Lin. Nanti kalau kamu kena panggil guru BK gimana?" Nasihat Edel.

"Kalau dipanggil mah tinggal datang aja, Del. Gampang," balas Yeslin santai.

Edel tetap saja merasa tidak enak hati pada duo kembar itu.

"Santai aja, Del. Anggap aja ini bentuk solidaritas kita sebagai sesama teman," kata Yasmin menenangkan.

"Makasih ya kalian udah mau jadi teman aku. Beruntung banget bisa punya teman ajaib kayak kalian berdua." Edel tersenyum haru pada duo kembar.

"Ajaib gimana maksud lo hah?" Yeslin menyentil kening Edel membuat gadis itu tertawa.

Ke-tiganya kembali bercanda sambil berjalan ke kelas. Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu dan mereka ingin mengambil tas sebelum pulang.

Baru saja hendak masuk ke dalam kelas, tubuh Edel terpental mundur karena tidak sengaja menabrak Alden yang akan keluar bersama anggota The Covers.

Kedua netra itu kembali bersitatap. Sebisa mungkin Edel mencoba untuk menahan diri, namun entah sihir apa yang Alden pakai sehingga membuat Edel seolah enggan untuk mengalihkan pandangannya dari bola mata hitam pekat milik Alden.

"Sorry-sorry, kita gak tahu kalau kalian mau keluar. Silahkan." Yasmin melihat keterdiaman Edel segera menarik mundur Edel. Takut jika Alden tak terima dan berujung merundung Edel. Apalagi jika teman-temannya sampai ikutan. Kasihan Edel.

Alden kembali menatap Edel yang kini menunduk takut di samping Yasmin. Dengan cuek dia pergi dari sana diikuti yang lainnya membuat ke-tiga gadis itu bernafas lega.

TBC!!
☆☆☆☆☆


23-03-2023

FIREFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang