(48) 8. Dikit Demi Sedikit Lama-Lama Jadi Menggigit 6

904 121 126
                                    

Voni mengerjap. Denting halus yang berasal dari pesan masuk membuat dia narik udara dalam-dalam. Kayak nggak minat gitu, tapi tetap dia baca.

Sayang Toraaa:
Ni, kamu lagi apa?
Ngomong-ngomong besok kamu jadi kan ke rumah?

Voni:
Iya.

Udah. Cuma itu. Terus dia biarkan ponsel gitu aja di atas tempat tidur sementara tubuhnya lunglai dan jatuh berbaring dengan mode orang nggak ada tenaga.

"Kenapa?"

Voni mengerjap dan melihat pada Ellys yang lagi duduk di meja rias. Cewek itu lagi menyisir rambutnya dengan penuh kelembutan. Katanya jangan sampe ada sehelai rambut pun yang rontok.

"Nggak ada apa-apa. Cuma lemes aja."

Ellys melirik lewat cermin. Fokus matanya tertuju ke pantulan ponsel Voni. "Kenapa? Emangnya Kak Ugo chat apaan sampe kamu lemes gitu?"

"Kak Ugo?" ulang Voni seraya membuang napas panjang. Dia menggeleng samar. "Itu bukan Kak Ugo, tapi Tora."

Sisir berhenti bergerak. Ellys putar badan dan matanya membesar dengan kesan perpaduan horor-syok.

"K-kenapa kamu chat-an dengan Tora lagi? Belakangan ini aku udah senang loh kamu chat-an dengan cowok lain timbang Tora."

Voni narik napas dan mengembuskannya perlahan. "Kayaknya Kak Ugo nggak mau chat aku lagi."

Mata Ellys mengerjap dalam kecepatan tinggi. Dia agak bingung gitu.

"Ni," panggil Ellys dengan suara lirih. Sekarang tatapannya ke Voni rada berubah berkat sebuah kemungkinan yang sebenarnya udah dirasakan beberapa waktu lalu. "Kamu dan Kak Ugo nggak ada something atau apa gitu kan?"

"Entah."

Bukan jawaban yang diharapkan sama Ellys. Kata nggak pasti itu bisa merefleksikan banyak hal ambigu.

"Ngomong-ngomong, Lys. Apa hadiah untuk ulang tahun ibu-ibu?"

Ellys meringis. "Ibu Tora ulang tahun?"

"Iya."

"Aku pikir Tora keluar dari batu. Ternyata dia memang ada orang tua."

Mata Voni melirik. Ellys cuma mengangkat kedua bahu sekilas. Kayak nggak minat untuk topik itu.

"Biasanya ibu-ibu suka masak nggak sih? Kasih panci aja deh."

Panci? Kayaknya Voni nggak setuju dengan pendapat Ellys kali ini. Mungkin dia lebih milih buat kasih set prasmanan aja ya? Kelihatan lebih berkelas timbang panci kan?

*

Sayang Toraaa:
Kamu udah di jalan, Ni?
Acaranya mulai jam empat ini.

Voni:
Bentar lagi aku jalan.
Lagi nunggu ojol.

Sabtu yang hawa-hawanya nggak meriah kayak akhir pekan biasa. Rasanya Voni lesu banget padahal dia mau ke rumah Tora buat rayakan ulang tahun Puri.

Keadaan rumah saat itu lagi sepi. Jordi tentu saja ke ruko. Ciko pun yang lagi sibuk dengan praktikum lapang, pergi ke kampus. Sementara Giri ada seminar koordinasi gitu.

Selagi nunggu ojol sampe, Voni duduk di teras dengan pandangan yang tertuju ke ruang obrolan Ugo. Dia menggulir riwayat pesan dan jadi ngenes sendiri.

Dulu mereka sering banget berbalas pesan. Bahkan kadang sampe nggak ingat waktu. Sekarang?

Satu klakson membuyarkan lamunan Voni. Ojol mobilnya udah sampe. Mengingat dia bawa kado set prasmanan, naik motor tentu saja adalah pilihan yang nggak tepat.

Hunky Dory 🔞 "FIN"Where stories live. Discover now