(10) 2. Persamaan Orang Baik dan Pembohong? Sama-Sama Mudah Capek 4

381 99 18
                                    

Jangan ditanya gimana keadaan Voni sore itu. Bahkan Jordi yang baru datang buat jemput dia saja bisa tau ada yang nggak beres cuma dalam sekedipan mata.

Voni kelihatan beda dari biasa. Wajahnya tertekuk. Atmosfer di sekitarnya terasa beda. Ah, nggak cuma itu. Dia pun membuang napas panjang saat menerima helm dari Jordi.

"Kamu kenapa?"

Nggak aneh kalau Jordi langsung menodong Voni dengan pertanyaan. Soalnya jarang sekali sang adik kelihatan lesu begitu.

Sayangnya Voni nggak berniat untuk menjawab rasa khawatir Jordi. Sebaliknya, dia malah membuat sang kakak jadi penasaran.

"Nggak kenapa-napa, Kak. Cuma lagi capek aja."

Jadi guru memang capek. Jordi sih paham betul. Apalagi jadi guru SD, capeknya pasti berlipat ganda.

Bukannya apa, tapi anak-anak selalu punya energi membludak. Cuma itu belum bisa menjawab kebingungan Jordi. Secapek apa pun Voni selama ini, nggak pernah tuh dia cemberut. Paling nggak dia pasti menyambut kedatangan Jordi dengan senyum.

Sekarang? Jangankan senyum, Voni malah langsung duduk di jok belakang tanpa basa-basi sedikit pun.

Mungkin dia beneran capek ya?

Itulah yang Jordi pikirkan. Apalagi saat dia ingat, Sabtu kemaren Voni juga lemburan. Jadi dia pun menyimpulkan hal tersebut sebagai penyebabnya.

Ya ... pemikiran Jordi nggak sepenuhnya salah. Sayangnya, bukan berarti sepenuhnya benar.

Secara fisik, Voni memang lelah karena kurang istirahat belakangan ini. Namun, dia lebih lelah lagi secara psikis. Jadi nggak heran kalau dia diam saja sepanjang perjalanan pulang.

Ellys:
Ya udah sih, Ni.
Aku juga nggak berharap banyak.
Dunia kamu kan sekarang cuma si Torabika itu.

Bukan cuma ketusnya balasan pesan Ellys yang buat Voni lesu selesu-lesunya. Melainkan karena rasa bersalahnya sekarang semakin menggunung.

Bayangkan saja. Voni yang buat janji, eh malah dia sendiri yang membatalkan. Apalagi dengan nama Tora yang menyertai. Ah, nggak heran kalau Ellys sampai balas begitu.

Voni:
Sekali lagi aku minta maaf, Lys.
Bukan maksud aku gitu.
Aku harap kamu bisa maklum.

Kayaknya sih sulit buat Ellys maklum. Soalnya ini bukan kali pertama kejadian. Bukan juga yang kedua kali. Sudah nggak terhitung sampai-sampai Ellys bilang sendiri kalau dunia Voni sekarang adalah Tora. Dia sudah berada di titik nggak berharap lagi bisa jalan bareng Voni.

Jadi kayaknya wajar kalau pesan Voni nggak dapat balasan. Ellys baca, tapi nggak membalas.

Biar Ellys tenang dulu deh. Ntar dia juga baikan.

Lagi-lagi, itulah yang Voni gemakan di benak untuk menenangkan diri. Terlepas dari sikap Ellys sekarang, Voni yakin kok kalau mereka nggak akan lama-lama begini.

Namun, apa iya? Apa semua sesuai dengan pemikiran Voni?

Mungkin nggak. Soalnya setelah seminggu berlalu, Ellys nggak juga menghubungi Voni. Bahkan kalaupun Voni yang menghubunginya maka bisa dipastikan itu jadi komunikasi yang dingin.

Ellys balas pesan Voni seadanya. Lebih parah lagi, dia masih nggak mau angkat telepon Voni.

"Ah!"

Voni cuma bisa menggeram pagi itu. Dia baru saja kirim pesan ke Ellys. Nanya kabar dan basa-basi sedikit, tapi balasan Ellys nggak seperti yang diharapkan.

Hunky Dory 🔞 "FIN"Where stories live. Discover now