Meet 10

12 1 0
                                    

"Orgil?"geram Anna.

Jemarinya bergetar saking gemasnya dengan si misterius dr.r ini. Email balasan yang terpampang di layar laptopnya ini membuat emosinya terbakar. Sungguh bukan orang baik. Itu yang ada di pikiran Anna setelah selesai membaca isi email dr.r.

Dia baru membuka aplikasi emailnya malam. Sejak kembali dari makan siang, kesibukan serasa menyerbu tanpa ampun. Menguras habis energinya, tapi membuat Anna bisa lupa rasa kesalnya pada Raffa.

"Ya Tuhaaan... Kenapa aku dapat cobaan macam ini?"keluhnya sambil tertunduk.

Ah! Menyebalkan! Kenapa weekend-ku harus kelabu? Kenapa?! Kenapa?!

Anna mengucapnya berulang sambil beranjak ke ranjangnya. Hari ini sudah cukup melelahkan. Meski esok adalah hari libur, Anna ga bisa santai-santai. Apalagi dateline proyek yang diserahkan pada Anna akan jatuh di hari senin. Benar-benar cocok dengan ungkapan 'I Hate Monday'.

Diputuskannya menelepon Kania. Semalaman Anna curhat dan meluapkan kekesalan atas sikap dr.r dan juga Raffael yang ikut-ikutan memperburuk mood-nya hari ini. Untungnya, Kania yang mendengarkan tak muntah karena berulangkali Anna mengulang ceritanya.

Pagi ini memang cerah. Anna memutuskan untuk jogging sebentar supaya otak lebih fresh dan pikiran ruwet bisa digantikan pemandangan pagi yang cozy.

"Tumbenan mau jogging."komentar Maya saat Anna pamit ikutan sang Ayah jogging.

"Bagus dong, Bund. Sehat. Sehat. Sehat!"

Mahesa, sang ayah, menyudahi obrolan ibu-anak yang lebih ke arah goda menggoda. Ujungnya, dia lagi yang bakal repot ngurusin mood berantakan sang putri tercinta.

Mereka berdua jogging tak jauh dari rumah. Kebetulan ada sebuah taman kota yang cukup representatif untuk olahraga pagi. Ayah-anak itu menampilkan wajah sumringah setelah puas memutari area taman sebanyak tiga kali.

"Minum dulu."Mahesa menyodorkan botol minum pada Anna yang langsung diterima baik.

"Ayah, kayaknya enak nih kalo tiap weekend gini kita jogging berdua."ucap Anna setelah selesai minum.

Keduanya duduk di bangku taman yang ternaungi rimbunnya dedaunan pohon Angsana. Pucuk-pucuk pohon Angsana yang menguning oleh lebatnya bunga juga membuat cerahnya pagi jadi makin ceria.

"Boleh aja. Ayah seneng kalo ada yang nemenin jogging. Bundamu belum tentu mau setiap sabtu gini."

Anna tertawa.

"Pasti alasannya mo siap-siap arisan, masak, belanja, rebahan."timpal Anna.

"Sering bilang kalo weekdays tuh udah hektik, eeeh weekend malah disuruh capek-capek lari."sambung Mahesa.

Keduanya tertawa lebar dan renyah. Ghibahin Maya emang asik. Ayah-anak ini paling kompak. Setelah lelah tertawa, keduanya terdiam menikmati semilir angin dan suara ceria anak-anak yang berlarian di taman.

Mahesa menatap Anna. Sendu.

"Jangan capek-capek ya, Nak. Kalo ada masalah, cerita aja sama Ayah."Mahesa mengelus pundak sang putri.

Anna menatapnya, lalu tersenyum.

"Iya, Yah."jawabnya.

Matahari naik semakin tinggi, dan suara anak-anak mulai berkurang. Tampaknya mereka satu per satu diajak pulang oleh orang dewasanya.

"Udah puas? Pulang atau mau satu puteran lagi?"tawar Mahesa.

"Pulang yuk, Yah. Anna mo kerja. Hehe."jawabnya diakhiri dengan cengiran lebar.

Meet MeWhere stories live. Discover now