Meet 3

20 1 0
                                    

Hai... Maaf lama up-nya. Minggu ini agak riweuh. Enjoooy! ^^

---------------------------------------------------

Terdengar suara pria lain dari dalam mobil. Tapi Anna mah sebodo. Dia melangkah ke depan mobil, tepatnya di samping ban mobil dan mengambil ponsel yang udah gepeng dan lumayan hancur.

Desahan panjang terdengar dari bibirnya. Sungguh malang si ponsel yang udah 2 tahun ini setia menemaninya.

Bak!

Terdengar suara pintu dibanting. Anna mendongak dan saat ini tampaklah pria gagah berdiri di sampingnya dengan angkuh.

Tampan. Pujinya dalam hati.

Aneh. Anna malah terpesona bukannya sebal.

Pria ini belum terlalu tua dan tampaknya dia boss. Dilihat dari dandanannya yang perlente. Setelan jas mahal terlihat rapih dengan tatanan rambut klimis dan muka glowing.

"Siapa kau?"tanyanya dengan suara bass yang cowok banget.

Anna bangun dari jongkoknya dan merapikan rok mekarnya. Kali ini bukan mini kok. Rok sebetis. Sopan.

"Pemilik ponsel."jawabnya singkat dan tanpa beban.

"Ada masalah apa?"tanyanya lagi.

Anna memperlihatkan ponsel gepengnya.

"Mobilmu melindas ponselku."jawab Anna. Tanpa gentar. Ya buat apa takut. Kan ga salah juga.

Si pria memicing dan menaikkan sebelah alisnya.

"Berapa?"tanyanya.

"Hah?"

Sebentar. Anna bingung. Bukankah dia ga buta? Mata beriris coklat terang itu terlihat punya sorot tajam. Bukannya terlihat kalo ponsel gepengnya hanya satu?

"Berapa harganya? Aku ganti."ucap pria itu mengulang pertanyaannya karena melihat tampang bodoh si gadis.

Dia sebenarnya malas berlama-lama seperti ini. Uang akan menyelesaikan masalah dengan cepat. Itu pikirnya. Lagipula dia ada meeting penting di kantor ini, rapat direksi, yang memaksanya datang kemari. Sungguh mood-nya ga sebagus itu untuk berurusan panjang dengan cewek di depannya.

"Tuan Muda, Anda sudah harus masuk."peringat seseorang. Tak lain si pria yang bertugas menyopir tadi.

Anna menengok ke arah si sopir.

"Kau uruslah."

Dan si boss yang dipanggil 'Tuan Muda' itu pun berlalu begitu saja dari hadapan Anna yang masih melongo menyadari betapa tak sopannya pria di depannya ini.

Ponselnya tadi tak sengaja tersenggol orang saat berjalan di trotoar. Kebetulan posisi Anna berada di pinggir jalan raya. Bukan salah orang juga sih sampe kesenggol. Anna mengetik pesan sambil berjalan. Dia baru kembali dari membeli kopi bersama Kania. Ya, tadi sahabatnya nyamper hanya sekedar minta dijajanin kopi st**buck sama Anna. Katanya buat selametan kerjaan baru. Meski dah hampir 2 minggu lewat.

Kembali ke suasana canggung Anna dan si sopir (?).

"Maaf, Nona. Ini kartu nama saya. Untuk penggantian ponselnya, hubungi saja nomor disitu. Saya permisi."Pria itu tersenyum sekilas dan masuk kembali ke dalam mobil. Buat parkirin mobil lah, jangan nanya aneh-aneh.

Anna menatap mobil hitam itu berlalu meninggalkannya dan perlahan menatap ke bawah, tepatnya ke kartu nama yang kini ada di tangan kirinya karena tangan kanannya masih setia menyangga ponsel gepengnya.

Nama Aliester Mohan tertera di kartu.

"Sekretaris...?"ucap Anna pelan membaca isi kartu nama di tangannya.

Meet Meحيث تعيش القصص. اكتشف الآن