Chapter 19: Hard to say

5 1 0
                                    

Malam harinya dimarkas TCS, semua anggota berkumpul tak terkecuali Nino, mereka mengadakan rapat besar karena kejadian yang menimpa mereka kemarin. Nino yang belum mengetahui kejadian itu, sempat heran ketika melihat wajah anggota babak belur. Dengan penuh penasaran, ia langsung menanyainya satu persatu tentang penyebabnya. Namun bukannya iba, ia malah tertawa dan mengejeknya lantaran jawaban mereka sama.


Rizal yang asing melihat Nino seketika emosi, lantaran Nino terus menertawai anggotanya yang terkena musibah. Dengan muka yang geram, ia berjalan kearah Nino dan menanyakan apa maksud tertawanya. Mereka berdua sempat bersitegang untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Edward datang melerai mereka dan mengatakan pada Rizal bahwa Nino adalah wakil ketua mereka, dan sekaligus sahabatnya. Mendengar omongan itu keluar langsung dari Edward, emosi Rizal pun luluh seketika. Tak lupa ia juga mengingatkan pada Nino, bahwa merupakan hal buruk jika ia terus tertawa diatas penderitaan orang lain. Dan seketika itu juga, Nino berjalan menghampiri mereka satu persatu dan meminta maaf atas tertawanya.


"Gimana kondisi Erick?" Tanya Edward pada


"Udah agak mendingan sih dia, mungkin besok udah keluar rumah sakit." Terang Aksa dengan menatap Edward dengan datar.


"(Menunduk) Gue merasa ga guna banget jadi leader, gue ngrasa gagal sekarang. Gue sebenernya malu banget berdiri disini sekarang, maafin gue." Terang Edward yang tertunduk lemas.


"Boss..." Sahut beberapa anggota yang berdiri didepannya.


"Edward..."


(Seketika semua orang yang berdiri disana mematung untuk sejenak, setelah mendengarkan kata-kata Edward).


"Ga semestinya lu bilang maaf, tentang masalah yang ngga lu perbuat." Sanggah Billy menenangkan.


"Apa lu bakal nyerah gitu aja, setelah apa yang mereka semua lakuin ke kita?! Pake otak lu?!" Imbuh Rizal dengan membentak.


"Terus gue harus ngapain? Gue udah gapunya cara lagi, sementara temen gue masih ada yang di opname di rumah sakit."


"Apa lu punya ide, Bill?" Imbuh Edward yang kebingungan.


"Untuk sekarang, gue ga mungkin berani nglangkahin wakil ketua buat ngasih lu ide." Terang Billy


"Maksud lu-"


"(Menghela nafas) Lu sekarang udah ga asik ternyata, lu udah bukan orang yang gue kenal." Potong Nino dengan mengejek.


"(Menepuk pundak Edward) Hmm... gue udah nanyain mereka satu persatu, dan gue tertawa karena taktik mereka udah gue baca tadi. Simple-nya mereka bener-bener serius ngajakin kita perang, tapi liciknya mereka mencederai beberapa anggota kita, sehingga diperang nanti kita ngga bener-bener dalam keadaan 100%. Mereka juga pasti berfikir dengan mencederai anggota kita, kemenangan ada dipihak mereka. Cuy, gue bukan orang yang kaya akan ide, gue ini orangnya tolol dan selalu percaya apa kata temen gue."


"Kita serang mereka besok, meskipun kekuatan kita belum pulih sepenuhnya. Gue mau mereka tau kalo kita bukan pengecut, kalo perlu kita balas mereka langsung dimarkasnya besok malem. Dan buktiin kalo kemenangan bukan dipihak mereka." Terang Nino mengakhiri perkataannya.


"Lu serius?"


"Kan udah gue bilang? Gue cuma orang tolol, yang selalu percaya sama temen gue." Pungkas Nino meyakinkan Edward.


"Bang Nino bener boss, kita pasti menang." Sahut Steve dengan memberi semangat.


"Ikutin apa kata sahabat lu sendiri." Disusul Rizal memberikan semangat.


"Kita bisa boss... kita bisa...." Sahut semua anggota memberikan keyakinan pada Edward.


(Edward yang tertunduk, lantas mengangkat dagu dan berteriak dengan semangat).

EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Where stories live. Discover now