Chapter 12: Towards the end of the year

6 3 0
                                    

Setelah perseteruan TCS dan Taring Emas bisa dihentikan oleh Billy, kini giliran geng sekitar mulai membabi buta disepanjang kota. Dan kali ini, giliran Insanity mulai menajamkan taringnya, ia memburu setiap melihat pasukan dari HE yang berkeliaran dijalanan, dan memaksa polisi harus turun tangan untuk menyusuri tiap jalanan yang ada.


Dan ditengah konflik antara Insanity dan HE, Edward dengan santainya berjalan sendirian. Sejenak ia melupakan posisinya sebagai leader, dan mencoba kembali memposisikan dirinya sebagai sahabat Prescilla. Ia merenung sendirian pada gelapnya malam tepat dibangku alun-alun, yang juga merupakan tempat biasa Prescilla biasa bermain skateboard. Beberapa batang rokok sudah ia hisap, hanya untuk memikirkan cara untuk membujuk Prescilla agak mau berbaikan padanya. Semua cara sudah ia lakukan dan hasilnya masih saja nihil, bahkan ketika ada pertemuan rutin antara dirinya, Javier dan Prescilla, dia tetap tidak datang. Tapi sebagai pria sejati, Edward tidak akan menyerah dan tetap bersikeras hingga permintaan maafnya diterima.


"Prescilla.... Gue harus gimana lagi, coba?"


"Setiap gue ngeliat dia, dia selalu melengos. Gue chat sama telfon, juga gapernah digubris. Dateng kerumahnya, ibunya juga bilang dia selalu gaada dirumah." Gerutu Edward sambil merokok dengan santai.


"Huuuhhh....." Imbuhnya dengan menghela nafas panjang.


(Edward terus merenung sambil memandangi gelapnya langit, tak terasa juga 30menit sudah berlalu dan 2 batang rokok habis dihisapnya. Namun sesuatu hal membuat lamunannya buyar seketika, terlihat seseorang perempuan memandanginya dari jauh, tapi ketika Edward menengok kearah perempuan itu dia langsung berjalan pergi).


"Dia siapa ya? Ngapain juga pergi, setelah gue liat? Dasar orang aneh." Celetuknya keheranan sambil membakar rokok untuk ketiga kalinya.


"Eh, apa jangan-jangan, dia...."


"Prescilla!!" Sontak Edward pun berlari mengejar perempuan itu, dan rokok yang baru dia bakar tadi langsung dibuang begitu saja.


"Heh!! Tunggu!!"


(Edward terus berlari sambil berteriak, agar perempuan yang dikerjarnya berhenti).


"(Dengan refleks Edward membalikkan badan seseorang didepannya) Prescilla...."


"Hai ganteng." Timpal perempuan itu.


"Oh maaf, salah orang." Kata Edward sambil tertunduk malu sambil melangkah pergi.


(Lalu, ia menoleh kearah kiri dan melihat perempuan itu lagi. Sontak ia pun berlari kembali mengejarnya).


"(Untuk kedua kalinya Edward membalikkan badan orang yang tidak ia kenal) Prescilla!"


"Lu siapa ya?!" Bentak cewek itu.


"Sorry sorry kak, salah orang." Dan untuk kedua kalinya juga Edward meminta maaf pada orang yang tak dikenal.


"Dasar gajelas!" Ketus cewek itu yang kemudian berjalan pergi.


(Kemudian Edward menghela nafas sambil menenangkan fikirannya. Namun tanpa disengaja, waktu Edward menoleh kearah kanan, ia melihat cewek itu lagi, dengan ngos-ngosan dan sedikit tenaga yang ada, ia kembali berlari mengejar cewek itu).


"Prescilla!!!" Teriak Edward.


(Dan benar saja, ketika teriakan nama itu keluar dari mulut Edward. Dia pun menghentikan langkahnya tepat didepan Edward).


"Lu berenti, gue tau itu pasti lu. Percuma aja lu lari kemanapun, karena gue bakal tetep ngejar lu." Kata Edward dengan terengah-engah.


"Kenapa lu masih bersikeras, buat ngejar gue?" Timpal Prescilla dengan sinis.


"Kenapa? Karena gue masih butuh lu."


"(Membalikkan badan) Omongan lu sekarang, bagi gue semuanya udah gaada artinya." Terang Prescilla penuh kecewa.


"Gue bakal nerima lu lagi, kalo lu udah keluar dari geng lu itu. Selama lu masih ada disana, lu jangan pernah ngejar gue lagi, karena jawabannya akan terus sama. Sampai kapanpun." Imbuhnya sambil melanjutkan berjalan meninggalkan Edward.


"Cill....."


Prescilla terpaksa mengambil keputusan yang sulit bagi dirinya, ia melakukan itu karena dia sangat peduli dengan sahabatnya. Mungkin dengan mengancam, ia berharap agar Edward akan berubah menjadi seperti dulu, seperti sahabat yang selalu berada disampingnya.

***

Sementara itu dimarkas DoubleE, semua memasang wajah kebingungan atas kejadian yang baru saja menimpa mereka, tak terkecuali Christopher. Ia akhir-akhir ini nampak murung, tak percaya jika dalang dari pengeroyokan atas Taring Emas adalah Kane, sahabatnya sendiri.


Karena beberapa hari yang lalu semua anggota Taring Emas secara penuh, datang ke markas mereka, dengan tujuan meminta klarifikasi atas insiden itu. Lalu terjadilah rapat dadakan, yang disaksikan langsung antara kedua kubu. Dengan tenang Kyko menceritakan tentang kronologi, waktu, dan tempat kejadian. Dan dengan tenang ia menyelesaikan ceritanya, perkataannya sama persis apa yang diucapkan oleh Billy padanya.


Cerita itu menyudutkan Martin pada saat itu, dan dengan emosi tak terbendung Javier tanpa basa-basi langsung meninju Martin, hingga ia terjatuh. Tak puas dengan satu pukulan, Javier kembali bersiap-siap untuk pukulan keduanya. Namun berhasil dicegah oleh Kane, dan didetik itu juga, Kane mengakui bahwa dalang dibalik itu semua adalah dirinya. Mendengar perkataan itu keluar sendiri dari mulut Kane, emosi Javier makin tinggi, sehingga target bulan-bulanannya mengarah semuanya pada Kane. Dan setelah puas melihat Javier menghukum anak buahnya, Doriano pun menggajak semua untuk pergi meninggalkan tempat itu dengan hati yang lega.


"Kane tolol...." Gumam Christopher sambil menghembuskan rokok.


"Gimana kondisi Kane sekarang?" Tanya Damian.


"Hampir membaik sih, paling dua hari lagi dia udah sehat."


"Gue ngga nyangka ya, boss bisa se emosi itu kemarin?" Sahut Axel, dia anggota baru dan baru bergabung 2 minggu yang lalu, dia juga adik kelas dari Christopher semasa SMP.


"Gausah dipikirin, dia punya caranya sendiri buat peduli sama temennya."


"(Menepuk pundak Axel) Untung aja, lu kemarin ngga keseret masalah itu." Imbuh Christopher.

***

(Tak lama setelah mereka berbincang-bincang, Javier tiba dimarkas).


"Lemot banget lu." Sambut Nicholas.


"(Mencopot helm) Iya sorry, ada gangguan dikit tadi."


"Gangguan apaan? Macet, maksud lu?"


"Enggak sih, gue barusan dari rumahnya Kane." Kata Javier dengan menunduk.


"Oh ya, gimana kondisinya?" Sahut Christopher yang masuk dalam obrolan.


"Udah mendingan sih, mungkin beberapa hari kedepan dia sudah sehat. Lagian gue kesana tadi, juga sekalian minta maaf juga ke dia." Terang Javier yang kemudian disambut senyum lebar dari semua anggotanya.


"Setelah kejadian itu, apa ambisi lu udah berenti?"


"(Javier beranjak turun dari motor) Pastinya ngga Christ, nama DoubleE sekarang udah jelek dimata geng lain. Gue sedang berencana membuat namanya semakin rusak lagi, sampe nanti ada yang gantiin gue buat duduk dikursi leader selanjutnya, dan benahin nama DoubleE jadi bersih lagi seperti semula."


"Kata-kata yang barusan, juga gue omongin ke Kane tadi waktu gue dirumahnya. Lucunya, malah dia ngerespon dengan antusias." Imbuh Javier dengan sedikit tertawa.


"Hmm... dasar tolol."


"Itu artinya-"


"Seperti pemikiran lu, secepetnya kita serang TCS." Potong Javier.


"Wohoooooo......."


Semua anggota DoubleE berteriak kegirangan, atas rencana yang Javier katakan. Sejalan seperti ambisi mereka semua, yang menjadikan geng itu sebagai nomor satu dikota. Dan rencana itu siap diluncurkan waktu liburan semester tiba. Tak terkecuali Christopher, karena dia selalu bertanggung jawab atas kesuksesan sebuah ide yang ada.

***


EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Where stories live. Discover now