Chapter 17: The Secret Problem

5 1 0
                                    

Semua rencana bentukan Christopher memiliki persentase kemenangan tinggi, karena disetiap pertarungan ia selalu menyelipkan cara curang agar diikuti oleh para bawahannya. Dan tak butuh waktu lama, kabar kemenangan itu telah sampai ketelinganya, sehingga senyum lebar seketika menghiasi wajahnya.


Saat ini Christopher beserta Kane, dan Javier. Sedang duduk manis, dan menikmati rokok dengan santai di markas. Sementara Kane, hanya berjalan mondar-mandir sembari menunggu balasan temannya, yang ia perintah untuk melacak tentang keberadaan Billy.


"Lu yakin, mau ngurus Billy sendirian?" Celetuk Christopher yang menatap Kane.


"Iya, kenapa emang? Udah tau infonya, dia dimana?" Sahut Kane yang masih berjalan mondar-mandir.


"Antusias banget lu kayaknya, punya dendam lu sama dia? Masalah cewek, ya?" Tukas Christopher mengejek.


"(Menghentikan langkah) Bacot lu Christ, diem ngapa lu?!"


"(Bejalan menghampiri Kane) Ah, ayolah kasih tau gue. Ntar gue kasih sesuatu, kalo lu mau cerita ke gue." Terang Christopher mengajak negosiasi.


"Dia lagi ada dilapangan bola tuh, yang jaraknya ga jauh dari taman." Sahut Javier yang masuk dalam obrolan.


"Heh, Jav?! Ngapa lu kasih tau?"


"Oiya? Oke deh kalo gitu, gue langsung cabut kalo gitu. Thanks boss!" Dengan semangat Kane berjalan menuju sepeda motornya dan menarik gas meninggalkan tempat itu.


"Heh... heh... heh... Kane, tunggu brengsek!"


"Udah lah Christ, biarin ae dia seneng-seneng." Javier menenangkan.


"Ngrusak suasana ae lu." Protes Christopher.

***

(Sementara itu di markas TCS, terlihat Rizal dan Ridho beserta beberapa orang lainnya. Sedang asik memainkan game online. Sementara disisi lain, para berandalan yang dipimpin martin, sedang dalam perjalanan yang bertujuan untuk menghancurkan siapa saja yang ada dimarkas itu).


"Zal, serang towernya goblok! Ngapa lu malah lari?!" Teriak salah satu anggota yang sedang bermain game online.


"Berisik! Lu ga liat, gue lagi digank nih?" Sahut Rizal emosi.


"Lu kalo bego gini, mending gausah main deh."

***

(Beberapa menit kemudian, permainan selesai dan mereka mendapatkan kekalahan atas permainan itu).


"Tuh kan, kalah lagi. Ah! elu bego banget deh." Imbuh salah satu anggota yang menyalahkan Rizal.


"Yah lu buta map tolol, lu gak liat gue di gank tadi?" Timpal Rizal membela diri.


"Halah, alesan mulu tai."


"Lu pada kalo kalah berisik mulu deh, eneg gue dengernya." Gerutu Ridho kesal.


(Tiba-tiba segerombolan DoubleE datang, membelah perdebatan mereka).


"(Melepas helm) Kayaknya lu pada, keliatannya asik banget." Sapa Martin memberi salam.


"Widih..... ada mantan kepala tikus nih." Sambut Ridho melemparkan pujian dengan nada mengejak.


"(Beranjak dari motor) Banyak bacot ya, lu?"


"Ada maksud apa, lu kesini?" Tatap Rizal dengan tajam.


"(Menghela nafas) Sudah pasti dong... buat ngancurin sampah kayak elu!!!" Teriak Martin yang berlari, melayangkan tinjunya. Sembari diikuti pasukan dibelakangnya.


"Hahahaha.... Sini lo sampah!!" Sahut Rizal penuh semangat


Dan dengan sekejap, tempat itu pun menjadi medan pertempuran. Masing-masing dari mereka saling mengeluarkan kemampuan terbaiknya, saling bertukar pukulan demi pukulan, begitupun juga dengan tendangan, tak jarang juga mereka saling berteriak kesakitan.


Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini pihak DoubleE harus menelan kekalahan. Begitu juga dengan Martin, yang harus mengakui bahwa level kekuatannya masih terlalu rendah bagi Rizal. Cukup dengan dua pukulan kepala dan satu tendangan keras, ia berhasil membuat Martin lemas tak berdaya. Begitupun juga dengan Ridho, dengan penuh semangat dan membabi buta ia berhasil menumbangkan 3 orang diantara mereka.

***

Satu jam kemudian, kabar penyerangan itu mulai menyebar dikalangan anggota TCS. Dan orang pertama yang mendengar kabar itu adalah Billy, yang menerima telfon langsung dari Aksa. Ia menjelaskan bahwa Erick adalah korban pengeroyokan dari DoubleE, dia dibuat pingsan dengan badan penuh luka. Sebagai akhir pembicaraan mereka lewat telfon, Aksa juga menambahkan, bahwa sekarang Erick sedang dirumah sakit dan sudah ditangani dokter.


Tak sampai disitu, beberapa menit setelah Billy menutup telfon dari Aksa. Ponselnya berbunyi kembali, dan kali ini giliran Liam yang angkat bicara. Ia memberitahu Billy bahwa tadi, ia diserang sekelompok anggota DoubleE waktu berada di toilet umum. Dan berkata bahwa Steve dibuat pingsan lantaran dipukul dengan menggunakan balok kayu.


"DoubleE bajingan...." Umpat Billy dengan tertunduk kesal.


"Ternyata bener lu disini." Sapa Kane dengan melempar senyum sinis.


"Sampah kota..." Sontak Billy menoleh kearah Kane, dan menatapnya penuh kebencian.


"Apa maksud lu, nyuruh anak buah lu buat nyerang temen-temen gue?"


"(Menyilangkan tangan) Ntah lah gue juga gatau, yang jelas gue bukan bagian dari mereka. Dan lu, ga seharusnya naruh dendam ke gue." Terang Kane dengan polos.


"Itu bukan jawaban dari pertanyaan gue, bangsat....." Timpal Billy yang semakin emosi.


"Masalah lu sama gue belum selesai Bill, jadi gausah bahas hal yang ga penting didepan gue." Tatap Kane dengan datar.


"(Mengangkat dagu) Apa mau lu, sekarang?"


"Mau gue? Lu bilang mau gue?! Gue mau lu angkat kaki dari kota ini!!!"


Setelah Kane mengatakan itu, sontak ia berlari kearah Billy sambil melayangkan pukulan pembuka. Namun dengan refleks yang cepat, Billy berhasil mementahkah serangan tersebut. Kane yang tak percaya, kembali melemparkan pukulan untuk kedua kalinya. Namun serangan itu masih belum berarti bagi Billy, dengan mudah ia menangkis pukulan itu, lalu melepaskan pukulan counter yang mengarah langsung ke pipi kiri Kane dengan keras. Dan membuatnya mundur beberapa langkah seketika.


"Hmm... boleh juga lu bangsat."


"Sayangnya gue gasuka dipuji."


(Kemudian mereka kembali berlari maju, sembari bersiap melayangkan pukulan terbaik mereka, dan pertarungan resmi dilanjutkan kembali).

***


EZ4 Girls: The Bulletproof Heart [✔️END (Belum Revisi)]Where stories live. Discover now